.
.
.
.
.Yuju's Pov
Beberapa tahun yang lalu, di mana penyakit ini muncul membuatku merasa depresi. Sampai kapan orang-orang di luar sana merendahkan bahkan menindasku? Penampilan kuno ini, juga penyakitan---Akankah penindasan ini abadi untukku?
Sempat dinyatakan bebas kanker setelah menjalani beberapa anjuran Dokter, aku merasa bahagia sekali dan rasanya seperti orang yang paling bahagia di dunia. Namun, keajaiban itu hanya beberapa saat.
Nyatanya, sekarang hal itu datang kembali. Mungkin aku adalah gadis yang tidak pernah sama sekali memikirkan untuk punya kekasih seperti orang-orang lain.
Semenjak sekolah menengah pertama, pembulian berawal dalam hidupku. Awalnya mereka membuli hanya dengan verbal, seiring berjalannya waktu mereka semakin kasar---Sudah biasa aku dipukuli, ditampar, disiram air menjijikan, digunting rambut, ditaburin putung rokok---Yang lebih parah, dulu sempat ingin ditelanjangi.
Aku benar-benar tidak bisa melawan karena mereka sangat banyak, untung saja ada guru yang lewat dan aku sempat ketolong. Tapi, esokannya mereka yang membully menjegat dan menendangku terus menerus---Sangat menyakitkan.
Mereka para penindas tidak peduli dengan kepintaranku dalam belajar ataupun bakat terpendamku, sempat ingin ikut audisi di acara televisi---Sayangnya, nyinyiran dari orang-orang berhasil membuatku down duluan.
Bukan hal mudah untuk melawan mereka, apalagi dikondisi terlemah karena penyakit sialan ini. Aku hanya bisa menangis di sudut kamar sejadi-jadinya tanpa ada yang mengetahui satu orang pun.
Jangankan pacar, teman saja tidak ada. Menurutku, pacaran itu hanya buang-buang waktu saja. Bukan iri atau apapun, tetapi harga diri sebagai wanita jatuh begitu saja ke tangan lelaki? Terlebih jika berganti pasangan sebulan sekali---Bahkan seminggu sekali. Are you a bitch? Just share your number phone and calling many sugar daddy.
The reason why I didn't receive Ray's love last time, sampai-sampai dia negasin kedua kalinya---Sebenarnya aku juga suka dan dengan hati yang teguh aku menerima cintanya. At first I was afraid, but happiness didn't come twice. Apa salahnya mencoba seperti yang lain disaat umurku tidak panjang lagi?
Why I reject Ray the first time? Kalian sudah tahu jawabannya, right... Leukimia. Aku gak mau ninggalin Ray ketika dia benar-benar cinta. Daripada menyakiti Ray lebih dalam, lebih baik menjauh dari dia. Itu awalan yang aku pikirkan.
Pertama ketemu Ray, benci banget sama dia tidak tahu kenapa alasannya, begitupun dia yang jijik kalau dekat-dekat denganku---Benar kata kutipan, 'Kalau benci, lama-lama pasti jadi cinta.'
And David? Berbeda dengan first impressionnya Ray, dia sosok penyemangat dalam diriku agar kuat menghadapi ujian saat di kelas---Ujian tertulis maupun ujian bullian. Tidak ada sisi psikopat sama sekali dulunya, kenapa David bisa berubah seperti sekarang?
Dia memang tidak pernah nyatain perasaannya secara detail, jadi aku gak merespon dengan serius---Nyatanya dia terobsesi denganku, membuatku bergidik ketakutan sekarang.
David yang dulu sepertinya menghilang, karena dia tidak akan melakukan hal mengerikan seperti itu.
I'm sorry Dav, bukannya kau tidak menarik---Malahan pertamanya, aku tertarik denganmu, bukan karena ketampanan dan kefamousan, tapi karena kamu yang selalu care everyday about me. Thanks a lot!
Untuk Kak Mingyu, cinta pertamaku---Terima kasih sudah menginspirasi dan selalu menjadi penyemangat hidup Ujuy. Maaf kalau Ujuy hanya bisa membuat Kakak cemas. Kakak tahu? Ujuy sebenarnya benci jika Kakak pergi kerja seharian, apalagi kalau tidak pulang. Bahkan, Ujuy gak rela kalau Kakak punya istri, Ujuy takut sayang Kakak hilang, terlebih lagi kalau kalian punya anak. Dan kedepannya Kakak gak perlu cemas lagi sama Ujuy.
Buat Ayah yang kembali lagi, terima kasih banyak sudah mau ngakuin perasaan bersalahnya. Jujur Ujuy sangat benci sama Ayah, karena saat Ujuy masih butuh, Ayah malah ninggalin kami begitu saja. Dan Ujuy kira, kita tidak bisa bertemu lagi sampai Ujuy tiada.
Bagaimana dengan pembuli? Tuhan tidak tidur, dia akan balas perbuatan kalian ketika kalian masuk ke tiang lahat---Aku memang tidak bisa melawan kalian, terima kasih sudah membuatku sadar diri, maaf membuat tenaga kalian terkuras. Pembuli tidak akan sukses di masa depan karena kalian melakukan hal bodoh tanpa menggunakan otak. Sia-sia saja tuhan memberi kalian otak tetapi tidak digunakan. Oh iya kalian juga tidak waras kan? Pecundang itu bisanya geroyokan, benar kan? Kalau kalian sendiri? Kalian hanya jadi tahi kucing, ah maaf tahi anjing maksudnya. Who said I can't speak harshly?
Intinya, senang bisa merasakan kehidupan yang bergelombang seperti angin di lautan ini. Bertemu kalian itu anugerah terindah, dan selamat kalian hanya bisa bertemu denganku sesaat. Jangan sampai rindu! Aku senang bisa bertemu kalian di kehidupan ini walau hanya sebentar.
Aku menutup pulpen dan buku catatan yang sempat ditetesi air mata yang mengalir ini, lalu membaringkan tubuh di kasur, menutup selimut dan menangis sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Time • Choi Yuju
Fanfic[COMPLETED] ▪︎15▪︎ Perisakan bukan lagi hal awam bagi Choi Yuju, gadis yang tetap berdiri pada tiangnya walaupun diperlakukan dengan kekerasan verbal maupun non verbal. Hidup yang sulit, terasa semakin sulit karena hinggapnya penyakit di dalam tubuh...