21 ▶️ Japanese Woman

392 48 3
                                    

.
.
.
.
.

Sinar lampu yang sangat silau ditambah suara klakson yang nyaring membuat Ray dan Yuju kompak menoleh ke sumbernya.

"Naek!" Refan, setelah beberapa detik dia baru sadar ada Yuju. "Kalian berduaan?"

"Jangan salah paham, nanti kita jelasin." ucap Ray, Refan hanya mengangguk. Mereka semua sudah di dalam mobil

Kondisi Yuju tiba-tiba menggigil kedinginan.

"Lu kedinginan?" tanya Ray khawatir

"B-banget," jawab Yuju bergetar

"Sini gua peluk,"

"Eh kalian jangan pacaran di sini." ucap Refan yang seakan jadi sopir pribadi mereka

"Terserah, lepas jaket lu Fan---Keknya tebel enak. Warmin suhunya juga," ucap Ray sambil menyandarkan kepalanya ke pundak Yuju

'Kambing conge' batin Refan. "Eh banyak mau ya Anda,"

Ray memasangkan jaket Refan buat Yuju, emang gak modal. Cowok itu juga berusaha meniup tangan Yuju untuk menghangatkannya.

Setelah perjalanan yang memakan waktu satu setengah jam, mereka pun sampai di rumah Yuju.

"Gua masih boleh nginep kan?" tanya Ray

"Gak, abis ini lo pulang sama Refan." ucap Yuju

"Jangan modus deh Ray, kalau nemenin siang mah wajar. Tapi kayaknya lu melewati batas," ujar Refan

"Sok-sokan tau batas lu," sahut Ray

Merasa dua temannya itu haus, Yuju yang peka mengambil air untuk mereka---Dia juga. Ray menjelaskan masalah itu ke Refan sangat detail, sampai-sampai Refan tidak bisa berkata apapun.

"..............."

"Intinya dia terlalu terobsesi kalau udah suka sama orang," ujar Ray

"Aduh gua gak habis pikir, gila sih sampai berani nikam lo. Kok bisa ya selama ini gua punya temen nyeremin gitu? Gua pikir gua yang paling serem." ujar Refan

"Muka lo serem," sahut Ray

"Jadinya, David tetap dilaporin ke Polisi?" tanya Yuju

"Maunya gitu, gua juga ada buktinya, tapi gua masih ngasih waktu buat dia berubah." jelas Ray

"Bukti apa?" Refan

"Jadi pas dia nyulik gua sama Yuju, diam-diam gua ngerekam suaranya pas dia lagi ngancam. Ya walaupun rekaman gak terlalu valid buat bukti," ucap Ray

"Gimana bisa? Kan tangan lo diikat?" tanya Yuju

"Kan Ray anak pinter, jadi apapun pasti bisa." ucap Ray belagu. Refan dan Yuju hanya menatap Ray malas

♦️♦️♦️♦️♦️

2 Bulan Kemudian...

"Woah Kakak makin kece ajah," ucap Yuju yang sangat senang

"Bukannya dari orok? Kamu baik-baik aja kan selama ini?" tanya Mingyu

"Aku baik-baik ajah kok," sahut Yuju

"Come here," ucap Mingyu dan muncul seorang cewek dari balik pintu

"Siapa?" tanya Yuju

"Pacar baru Kakak, kenal semenjak di Jepang." ujar Mingyu

"T-terus kenapa Kakak bawa ke sini?" tanya Yuju

"Karena Kakak bakal nikah sama dia."

"Hah?!" Yuju gak bisa berkata apa-apa, dipikirannya ia takut perempuan Jepang itu hanya memanfaatkan harta Kakaknya saja, seperti Jennie

"Hai, nama saya Azaka Hiromi." ucap perempuan itu pakai bahasa Indonesia

"H-hai," jawab Yuju kaku, "Dia bisa bahasa Indonesia?"

"Dia ini keturunan Jepang-Indonesia, dan orang tuanya sebenarnya tinggal di Jakarta, tapi dia lebih suka di Jepang. Azaka bisa sedikit bahasa Indonesia."

"Nanti kalau aku mau bicara sama dia gimana? Susah dong. Kalo Kakak mah enak bisa lima bahasa, sedangkan aku?" ucap Yuju sambil cemberut

"Makanya kamu nurunin, kalau Kakak gak pinter kayak gini mana mungkin bisa jadi direktur hehe," Mingyu tertawa pelan

"Yaudah ajak dia masuk," ucap Yuju

***

Teman terbaik versi Espace adalah, teman yang bisa menularkan virus K-pop. Seperti halnya dengan Jennie, si haters tukang ngatain kini menjadi seorang fans.

Bahkan, dirinya lebih alay daripada Somi. Memang biasanya fans baru itu norak dan tidak bisa mengontrol dirinya.

"Berhasil kan gua, jangan pernah deh hina-hina artis Korea lagi lu." ujar Somi

"Tergantung," jawab Jennie yang mantengin variety show idolanya

"Lu itu suka grup apa sih Jen? Kayaknya sering oleng," ucap Somi

"Semuanya, asal kelakuan dan penampilannya yang bertolak belakang. Gua baru tau kalau mereka aslinya receh parah." ujar Jennie

"Nah, gak selamanya mereka kelihatan keren." ujar Somi

"Dulu gua pikir mereka itu cuma fokus buat keliatan perfect di layar ajah. Nyatanya enggak hehehe..."

Hari demi hari, tanpa Jennie sadari---Ia sudah mulai move on dari Ray. Somi ikut bahagia karena temannya itu mulai beralih ke hal yang lebih aman. Ya... Selagi tidak berlebihan mengidolakan seseorang.

***

Di sisi lain, kejahatan David sudah tercium oleh kepolisian, ia terhukum pidana selama enam tahun---Dengan pasal pembunuhan berencana dan anak clubbing yang masih dibawah umur.

Flashback

Setelah menusuk Ray, David membuang semua baju yang dipakainya hari itu beserta pisau runcing yang berlumuran darah. Memang cara itu lumayan pintar, tapi ia hanya salah membuang barang-barang tersebut---Ia malah membuangnya ke tong sampah.

Polisi curiga dengan bungkusan tas besar di tong sampah itu, dan memutuskan menggeledah tas tersebut dengan hati-hati. Bukti kuatnya adalah pisau yang masih ada darahnya. Hingga Polisi pun melakukan tes DNA untuk mengetahui lebih detail.

Terungkaplah bahwa David memang pelakunya. Ia dicari oleh Polisi sampai beberapa hari dan akhirnya mereka menemukan David di club illegal ketika ada razia.

Semua orang juga sudah tau kalau David sudah mendekam di penjara---Sejujurnya Ray tidak tega, walau bagaimana pun juga, dia teman akrabnya dari kecil sampai sebesar sekarang.

"Maaf Dav, gua harus jujur sama perasaan gua. Seharusnya gua gak boleh jadi saingan lu kayak gini. Gua juga masih belum tahu pilihan cewek itu ke depannya."

DAVID SAMA AUTHOR AJAH DEH AUTHOR TERIMA DAVID APA ADANYA KOK MUEHEHE 🙂

A Short Time • Choi YujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang