.
.
.
.
.Setelah menengok David---Ray dan Yuju pergi ke danau yang belum diketahui banyak orang, suasana di sana sangat kental dengan nuansa alamnya. Anginnya juga sangat sejuk, cuacanya juga lagi bagus.
Cekrek!
"Kamu ngapain foto-foto aku?" tanya Yuju
"Ah lupa matiin suaranya," ucap Ray yang terciduk
"Dasar, ambil gambar danau di sini lebih bagus daripada aku." ucap Yuju
"Masa? Iya sih,"
Yuju mengeluarkan ponselnya dan memotret beberapa pemandangan yang menakjubkan. Rekomendasi tempat dari Ray itu, tidak mengecewakan pacarnya.
"Ray," panggil Yuju, dan Ray berhasil tertangkap kamera gadis itu
"Ish hapus-hapus!" pinta Ray
"Enggak akan," sahut Yuju
"Mamah..." teriak suara anak kecil sambil menangis
Ray dan Yuju yang asik rebutan ponsel menoleh ke arah anak tersebut. "Kamu kenapa?" tanya Yuju sambil berjongkok, anak itu malah menangis semakin kencang---Ray ikutan berjongkok dan bertanya pada anak kecil itu. "Kamu nyari Mama kamu ya?" tanya Ray sambil gendong anak itu
"Kasian. Ke mana coba orang tuanya?" Yuju
"Mungkin lagi belanja, terus nih anak kabur-kaburan. Maybe." Ray
Mereka bertiga yang terlihat seperti keluarga, keliling area danau dan bertanya ke semua orang tapi gak ada yang tau. Karena Yuju merasa lelah, mereka memutuskan untuk istirahat sebentar. "Haduh Mama kamu ke mana sih?" ujarnya
Tidak lama ada seorang Ibu paruh baya menghampiri mereka, "Mbak, Mas itu anak saya." ucapnya
"Oh anda orang tuanya, saya udah keliling akhirnya ketemu juga." ucap Yuju
"Kalian yang nemuin? Haduh terima kasih banyak ya Mbak, Mas. Kalau gak ada kalian mungkin anak saya udah nyebur di danau." ucapnya sambil ngambil anaknya dari gendongan Ray
Mereka yang nyelametin hanya tersenyum, Ibu itu mengeluarkan uang dari dompetnya, "Ini buat kalian, sebagai ucapan terima kasih saya."
"Eh gak usah kita ikhlas kok, kita gak perlu itu." tolak Yuju
"Gak papa Mbak."
"Mendingan buat beli keperluan anak Ibu ajah, kami benar-benar tulus kok." ucap Ray
"Kalian baik sekali, terima kasih banyak ya sekali lagi." ucapnya
"Tidak masalah. Lain kali dijaga anaknya ya Bu," saran Ray
***
Hari yang ceria dan penuh energi dari aura Choi Yuju kini perlahan memudar, ia mulai kecapekan setelah berjalan-jalan dengan kekasihnya. Yang niatnya mau ke rumah Ray agar akrab dengan keluarganya jadi tertunda karena matahari mulai terbenam.
"Ray, terima kasih buat hari ini. Aku akan selalu merindukanmu, selamat tinggal." ucap Yuju ketika sudah sampai di depan rumahnya
"Selamat tinggal?"
"Kenapa?"
Ray merasa ada magnet yang manariknya agar mencium gadis itu, tangannya berhasil menarik tubuh Yuju ke dekapannya, Ray memiringkan kepalanya dan menempelkan bibirnya di bibir gadis itu---Awalnya Yuju merasa terkejut, lama-kelamaan ia menutup matanya dan mencoba melakukan sebaik-baiknya, karena ia tidak pernah ciuman sebelumnya.
Ray beralih ke leher Yuju untuk menghirup aroma rose mint khas gadis itu. Entah kenapa mereka malah mengeluarkan air mata secara bersamaan. Mereka saling merasakan keterpurukan yang selama ini mereka alami---Kejadian yang mereka sudah dilalui tercatat di dalam ciuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Time • Choi Yuju
Fanfiction[COMPLETED] ▪︎15▪︎ Perisakan bukan lagi hal awam bagi Choi Yuju, gadis yang tetap berdiri pada tiangnya walaupun diperlakukan dengan kekerasan verbal maupun non verbal. Hidup yang sulit, terasa semakin sulit karena hinggapnya penyakit di dalam tubuh...