.
.
.
.
."Astaga udah pagi," Jennie kaget melihat Irene yang tertidur di sampingnya
"Apa gue sama Irene diperkosa berdua sama lelaki brengsek semalem itu?" tanya Jennie menerka
"Rene bangun!" Jennie menguncangkan tubuh Irene. Irene membuka matanya pelan
"Irene, lo sadar ga apa yang terjadi semalem?" tanya Jennie
"Hah? Eum iya gue sadar." sahut Irene
"Apa yang terjadi?"
"Gue gak mau cerita sekarang. Yang jelas kita udah gak perawan lagi," ucap Irene yang tiba-tiba nangis
"What?! Bener dong dugaan gue huaaa gimana ini, kalo kita hamil gimana dong Rene?"
"Gue cuma bisa pasrah," ucap Irene
"Pasrah gimana? Masa depan kita hancur Rene!"
"Ya gue juga tau Jen."
"Ayo kita keluar dari sini, dan awas ajah tuh cowok sialan kalo ketemu gue bakal bunuh!" ucap Jennie kasar
"Huaaa gue lemes Jen, badan gue gak kuat buat jalan." ucap Irene
"Lagian kok lo bisa di sini bareng gue sih?"
"Niatnya gue mau nolongin lo, eh gue malah dipaksa cowok berengsek itu." ucap Irene
"Lagian lo bego sih! Ngapain tolongin gue?"
"Ya gue gak mau kalo lu di apa-apain sama dia Jen."
"Ya tapi hasilnya tetap ajah kan, malah dua orang Rene, seharusnya lo minta bantuan sama orang lain." ucap Jennie kesal
"Gak ada waktu buat itu,"
Jennie mengacak rambutnya frustrasi dan membanting perfume beling yang ada di meja rias kamar tersebut. Cewek itu baru sadar, di meja ada uang sekitar 20 gepok. Dan ada tulisan di kertas, 'Biar kalian gak rugi-rugi amat.'
"Hahah..."
"Hahah..."
"Hahahah..."
♦️♦️♦️♦️♦️
"Woy bangun!"
Gadis berambut kepang itu masih tidak bangun juga.
"Udah pagi bangun,"
Yuju akhirnya membuka matanya pelan. "Hah? Udah pagi, kenapa gua bisa ketiduran di sini ya ampun, sekarang harus ke sekolah, Kakak gua gimana? Pasti nyariin haduh," Yuju nyerocos tanpa henti
Ray cuma tersenyum melihat tingkah Yuju. "Hayoloh gimana?" ucap Ray nambahin kepanikan Yuju
"Eh, lo gak ngapa-ngapain gua kan?" tanya Yuju curiga
"Kagak lah! Ngapain juga, walaupun gue suka sama lo tapi gue masih punya harga diri."
"Baguslah, terus kita gimana? Gak sekolah? Udah jam sembilan pagi."
"Ya enggak lah, udah jam segini sekali-kali bolos."
"Iya lo mah santai ajah, gue gak biasa masalahnya."
"Yaudah santai napa sih." ucap Ray
"Kok lu gak marah?" tanya Yuju
"Marah kenapa?" tanya Ray balik
"Kan cinta lo... Gue tolak."
"Ya enggak lah, ngapain marah?"
'Sebenarnya hati gua sakit banget ditolak, tapi gua bakal tetap berusaha buat dapetin lo.' batin Ray
'Maaf Ray, gue gak bisa balas cinta lo, bukan karena lo terlalu membanggakan diri lo itu, tapi karena gue gak mau ngecewain lo disaat lo udah sayang sama gue dan gue harus ninggalin lo karena penyakit ini.' batin Yuju
"Hm, gimana kalo kita jalan-jalan ke taman?" ajak Yuju
Mereka pun jalan-jalan menggunakan sepeda. Sepedanya hanya ada satu, mereka terpaksa memakai berdua. Terlebih lagi Ray gak bisa main sepeda, jadi Yuju yang boncengin Ray.
"Bunga mataharinya bagus," ucap Yuju sambil melihat-lihat pemandangan
"Lo suka bunga matahari?" tanya Ray
"Hooh. Soalnya bunga matahari itu menggambarkan orang yang selalu ceria walaupun banyak masalah."
"Really? But, sunflowers cannot live without sunlight."
"Right, I believe that sunflowers will live happily. By the way, Kakak gua bakal marah gak ya gara-gara gua gak pulang semaleman, bahkan sampe sekarang," ujar Yuju khawatir
"Bukannya lagi itu lo bilang Kakak lo pergi ke Jepang karena ada urusan pekerjaan?"
"Oh iya baru inget. untung ajah, gua bebas deh," ucap Yuju lega
"Kapan lagi kita sama-sama kayak gini, ya gak?" tanya Ray
Yuju hanya tersenyum tipis, "David gimana ya? Gue mau ketemu sama dia."
"Kenapa bahas dia sih," ucap Ray sedikit kesal
"Kenapa emang? dia kan juga temen gua."
"Oh gitu,"
"Iya, malah pas Jennie sama temennya lagi bully gue, dia yang selalu ada buat gue." ucap Yuju
"Iya-iya maaf gue dulu gak pernah nolongin, abis lo sok jual mahal."
"Honestly, sampe sekarang gua gak percaya kalo lu suka sama gua haha..." Yuju tertawa
"Terserah. Udah cepet elah ngenjut sepedanya." omel Ray
*
David's Pov
What the hell, rasanya gua gak bisa maafin Ray. Bisa-bisanya dia buat gua jadi stress gini? Kenapa lo harus suka sama Yuju?
Dasar bajingan sialan.
Lo pikir gua berhenti ngalah? Ck. Gak mungkin lah. Tunggu ajah tanggal mainnya.
Yuju juga. Kenapa dia gak pernah peka sama perasaan gua? Apa salah kalo gua suka sama dia?
Hari ini bolos sekolah, pilihan terbaik. Percuma juga jadi murid terbaik, tapi kondisi begini. Gua lebih suka berenang bermeter-meter buat luapin amarah. Walaupun luka bekas semalam, bakal perih kalau kena air.
DASAR RAY NGEREBUT YUJU DARI DAVID :')
KAMU SEDANG MEMBACA
A Short Time • Choi Yuju
Fanfiction[COMPLETED] ▪︎15▪︎ Perisakan bukan lagi hal awam bagi Choi Yuju, gadis yang tetap berdiri pada tiangnya walaupun diperlakukan dengan kekerasan verbal maupun non verbal. Hidup yang sulit, terasa semakin sulit karena hinggapnya penyakit di dalam tubuh...