20 ▶️ Love Turns Into Crime

362 41 2
                                    

.
.
.
.
.

"Sebenernya mau lo apa?" tanya Ray

Sosok misterius itu membuka topi dan jaketnya. "Gue cuma mau, lo jauhin dia." ucap seseorang itu sambil menunjuk Yuju

"Apa urusan lo emangnya? Dan jangan bilang kalo lo yang nikam gue di pesta itu?" tanya Ray

Orang tersebut hanya menunjukan smirknya. Yuju? Dia hanya diam tidak bisa bergerak karena mulutnya yang masih dibekap---Sedangkan Ray dibuka bekapannya, karena sosok itu ingin bertanya banyak sama Ray.

"Lo kenapa berubah gini, Dav? Tujuan lo sebenarnya apa ngelakuin hal ini?" ucap Yuju yang entah gimana dia lepas bekapan di mulutnya

Iya. Sosok misterius itu David, dia juga yang menusuk Ray hingga Ray sekarat. "Yuju, lo diam ajah." ucap David

♦️♦️♦️♦️♦️

"Who isn't present today?" tanya Pak Brian

"David, Yuju, and Ray." jawab sekretaris kelas

"Where are they?"

"David doesn't know where, he hasn't been in four days. Yuju and Ray also had no news."

"Tick A for them," ucap Pak Brian final

"Yes Ma'am. Sorry, Sir."

*

Ray berusaha lepasin ikatan tali yang diikat di tangannya. Ia melihat ada pecahan kaca yang cukup tajam di sampingya. Ia berusaha keras buat dapetin pecahan kaca tersebut agar bisa lolos---Sudah setengah jam Ray memotong tali yang ada di tangannya itu.

Pecahan kaca tentu saja tumpul jika digunakan untuk memotong ikat tali berupa tambang. Tiba-tiba ada suara sepatu datang ke arah ruangan itu. Ray buru-buru menghentikan aksinya agar tidak ketahuan. David membuka kunci pintu di mana Ray dibekap.

"Nih makan!" ucap David sambil melempar makanan di dalam plastik

'Damn! Gua lebih baik mati daripada makan itu.' batin Ray, dia tidak bisa bicara apapun karena mulutnya masih dibekap. David memperhatikan sekitar Ray. 'Ya tuhan semoga dia gak tau, kalau gua berusaha kabur.' batin Ray

Untungnya David tidak curiga, Sekarang ia mendekat ke arah Yuju. "Yuju, makan ini setidaknya gua masih mau lo hidup, maaf gua ngelakuin ini." ucap David sambil ngasih makanan ke Yuju dengan tulus, beda dengan Ray yang dikasih dengan cara dilempar

Perempuan itu menatap David tajam.

"Kenapa natapnya kayak gitu?" tanya David, Yuju masih tidak habis pikir dengan kelakuan David

"Lu gak suka?" tanya David. Yuju pun menggeleng kencang. "Oke gua cariin makanan yang lainnya," ucap David. Yuju menggeleng lagi. "Terus lu maunya apa?"

Karena David melihat Yuju ingin berbicara, dia membuka bekapan mulut gadis itu, "Lepasin kita sekarang!"

David malah menunjukan smirknya. "Kalau mau pulang, main dulu sama gua."

"Apa maksud lu?"

"Gak deh lo masih polos," David langsung membekap mulut Yuju lagi dan keluar---Yuju kira dia bakal dilepasin, ternyata tidak. Diam-diam Ray sudah berhasil meloloskan diri. Kebetulan David lupa bawa kunci ruangan itu

Ray segera mendekat ke arah Yuju dan melepaskan tali juga bekapan sialan itu, "Kita harus pergi dari sini sekarang." ucap Ray sambil menarik lengan Yuju

David sedang pergi keluar entah ke mana. Mereka berdua berhasil lolos keluar dari gudang kotor tersebut. "Kita sekarang ada di daerah mana Ray?" tanya Yuju

"Gua juga gak tau, kita jalan ajah dulu." mereka tidak berhenti lari keluar dari daerah asing tersebut.

"Heh! kalian mau ke mana?" teriak David

"Sial! Kita ketauan." Ray menarik lengan Yuju dan bersembunyi di semak-semak. Napas Yuju sudah tidak beraturan. "Gua capek." keluh yuju

"Lo duduk ajah dulu." ucap Ray

David kehilangan jejak mereka.
"Shit!" ia meninggalkan daerah itu menggunakan taxi yang dia sewa, dia pikir Ray dan Yuju sudah jauh.

"Syukurlah dia pergi," ucap Yuju dan Ray lega

"Ayo kita pulang!" ucap Ray

"Mau pulang ke mana? Kita gak tau jalan Ray."

"Kita jalan sampai nemu jalan umum."

"Tapi gua capek banget, perut kosong juga."

"Oh iya kan lo harus minum obat teratur, apa lo ngerasa pusing atau mual?" tanya Ray

"Enggak, gua cuma capek."

"Kalau kita terus-terusan di sini malah bahaya, udah mau malem juga." ucap Ray

"Gimana dong?"

"Naik!" Ray membalikan badannya dan berjongkok

"Gak, lo kan juga capek." tolak Yuju

"Gua kuat kok, naik ajah apa susahnya." ucap Ray yang tidak keberatan sama sekali, Yuju pun mau naik di bahu Ray

"Weh berat bener, lu harus diet." ucap Ray bercanda

"Tuh kan," Yuju cemberut

"Bercanda." Ray tertawa meskipun dia sebenarnya sangat letih, sudah hampir dua jam mereka jalan dan baru menemukan jalan umum

"Woah apa ini mimpi?" tanya Yuju yang langsung loncat dari gendongan Ray---Ray hampir jatuh karena loncatan Yuju yang tiba-tiba

"Lu main loncat-loncat ajah, badan gua sempoyongan nih." ucap Ray

"Hehe maaf, abis seneng banget bisa liat lampu-lampu jalanan dan kendaraan di sini." ucap Yuju

Ray baru mengecek ponselnya sejak tadi. Ia sengaja tidak memberitahu kejadian itu ke siapapun---Banyak notif chat dan panggilan dari orang terdekatnya.

"Sekarang kita mau naik apa?" tanya Yuju

"Sebentar," ucap Ray sambil nelpon seseorang

"Hallo? Eh Ray ke mana ajah lo dari tadi gue telponin gak diangkat-angkat."

"Jemput gua di Jalan Raya Cemara sekarang jangan banyak tanya, bawa mobil." ucap Ray yang langsung mematikan ponsel

"Ngapain ke sana?"

"Woy! Ray!"

"Si anjir biasa banget, gua belom selesai ngomong juga." Refan marah-marah tapi akhirnya dia mau juga nurutin apa kata Ray

A Short Time • Choi YujuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang