"Cowo bangsat ini udah nodain pacar gue! abisin aja!!" Teriak Farid kepada ketiga temannya."Sikat!!" Ketiga teman Farid beranjak meninggalkan 3 rekan David yang sudah terikat tali dengan kuat.
Brak!bruk!plak!klontang!!
Macam suara terdengar di ruangan itu, entah suara tubuh yang terjatuh ke lantai, suara barang yang terlempar kesana kemari, entahlah, yang jelas suasana disana amatlah gaduh.
"Udah, cukup!" Farid menghentikan kerusuhan teman-teman nya.
"Kenapa Far?" Tanya Dino.
"Sebelum dia dikubur, gue pen tanya sesuatu sama dia" Jawab Farid santai sembari menatap tajam kearah David.
"Lo serius mau abisin die Far?" Tanya Reno.
"Hm" Farid mengangkat satu alisnya.
David yang masih sadar setelah beberapa kali pingsan disana sontak kaget mendengar jawaban dari Farid, David seperti orang trauma melihat Farid. Setiap Farid mendekat ke David, David berusaha menjauh dari Farid.
"Sini.." Farid menarik kerah baju David. "Mau apa lagi sih dari gue sama Cindy?" tanya Farid, "Puas lo ambil keperawanan pacar gue?!" Tambah Farid dengan nada sedikit meninggi.
"Sum..Sumpah Far. Gue cuma cemburu sama lo" Jawab David gugup.
"Lo tau ga apa dampak yang bakal terjadi setelah apa yang lo lakuin ke Cindy tadi?" Tanya Farid.
"Iya Far, maafin gue. Sumpah gue hilaf, gue nyesel" Tegas David.
"Maaf? hahah" Farid tertawa kecil sembari menundukan kepalanya, "Kalo lo ngilangin keperawanan Cindy, gue boleh ga ngilangin nyawa lo hehe" Farid tersenyum kecil.
Mendengar ucapan Farid, David sedikit menjauhkan posisi tubuh nya dari Farid, "Ja—Jangan Far, lo—lo bercanda kan?" David memasang muka melas nya.
"Halah kebanyakan bacot!!" Farid menyerang David habis-habisan, sontak ketiga temannya kaget melihat kejadian itu. Reno dkk menarik Farid yang saat itu seperti kehilangan akal sehat nya menjauh dari David.
David mendekap hidung nya yang mengeluarkan darah dengan derasnya.
"Ayo kita bawa Cindy pulang dulu aja Far" Ajak Rafa. "Iya bener, takutnya Cindy makin trauma" Tambah Reno.
Fyuh! Farid membuang nafas dengan keras, lalu bergegas menghampiri Cindy.
"Kita pulang ya..?" Farid mengajak Cindy pulang dengan lembut nya, terlihat sangat berbeda Farid saat itu. Terlihat dari gerak Farid yang tadi nya sangat menyeramkan bak monster yang mengamuk karna emosinya, seketika menjadi lembut saat berhadapan dengan Cindy. Cindy yang saat itu sudah mengenakan pakaian sekolah nya dengan rapih kembali, dengan spontan kembali memeluk erat tubuh Farid.
Farid merasakan apa yang saat itu Cindy rasakan, ingin rasanya menangis namun Farid berusaha untuk stay cool dihadapan Cindy.
"Udah ya... kamu ga akan kenapa napa kok. ya..." Bisik Farid.
Cindy hanya mengangguk dan menghapus air matanya yang jatuh sedikit demi sedikit. "ayo kita pulang" Farid melepaskan pelukan nya dan menatap Cindy. Cindy mengiyakan dengan anggukan kepala. Mereka ber 5 beranjak meninggalkan tempat itu dan membiarkan David dkk dengan posisi yang menyedihkan disana.
Baru saja Farid ingin keluar, 3 oknum polisi berseragam lengkap masuk ke rumah itu. Farid dengan cepat menjelaskan kejadian yang sebenarnya, kemudian setelah beberapa menit mereka berbincang, 3 oknum polisi itu mengerti dan mengiyakan nya. Farid dkk segera meninggalkan tempat itu.
"Selamat bersenang-senang ya bro" Ujar Farid kepada David dengan nada mengejek.~~~~
Minggu ke-tiga setelah itu Cindy tak kelihatan disekolah, ia memutuskan kontak dengan Farid juga setelah kejadian itu. Tak ada yang mengetahui keadaan Cindy saat itu. Farid sudah mencoba untuk mengecek kondisi Cindy dengan mendatangi rumahnya, namun penjaga dirumah Cindy tak pernah memberi izin dengan alasan Cindy tidak ada dirumah saat itu.
Minggu ke-empat Farid melihat Eva -Mamah Cindy Jalan menuju ruang kepsek disekolah saat jam istirahat. Farid menunggu Eva keluar dari ruangan itu.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Eva keluar dan berjalan menuju gerbang sekolah. Dengan cepat Farid mengejar Eva dan memberhentikan langkah Eva di gerbang sekolah.
"Tan!" Panggil Farid, "Tante Eva!" Teriak Farid lagi karna panggilan pertama tak terdengar oleh Eva.
"Eh iya?" Eva memutar tubuhnya, "Oh Farid... kenapa Far?" Tanya Eva saat menyadari ternyata Farid yang sedari tadi meneriakan nama nya.
"Cindy kemana ya tan?" Tanya Farid sopan.
"Ada kok dirumah" Jawab Eva santai,
"Cindy sakit tan?" Tanya Farid lagi, "Iya, Tante buru-buru mau ada kerjaan dirumah nih, Tante tinggal dulu ya" Jawab Eva cepat, dan beranjak meninggalkan tempat itu dengan cepat.
"Eh? iya-iya tan, hati-hati dijalan" Jawab Farid disertakan dengan senyuman nya. Masih banyak sekali pertanyaan di kepala Farid sebenarnya namun waktu belum mengizinkan Farid untuk bertanya-tanya.
Ah! gue lupa, tadi aja gue minta tolong buat sampein ke Diput kalo gue pengen ngomong sama dia! bego banget sih lo Far! Farid saat itu terlihat marah kepada diri sendiri.
Kring!!!!
Bel masuk sekolah telah berbunyi, menandakan jam istirahat telah selesai. Semua murid langsung berjalan menuju kelas nya masing-masing. Pelajaran pun dimulai kembali.
Farid berlari menuju kelas nya.
Haiiiiii readers! gimana kabar nya? sehat lah pasti nya ya. MAAF. lagi-lagi cuma bisa minta maaf karna selalu telat upload bahkan telat banget malah ya 😓 Aku berharap pembaca masih pada setia nungguin ya cerita-cerita selanjutnya... amin. Semoga bisa ngerti keadaan thor saat ini hehe:) Ohiya jan lupa tinggalin vote ya guys :) So, Happy reading guyss, i love you all ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN
Novela JuvenilGeo farid alvaro, sang lekaki cuek pembenci hujan. Mempunyai sifat yang dingin dan multitalent membuat Farid menjadi idaman para wanita. Cindy putri cantika, sang wanita tomboy penyuka hujan. Memiliki banyak bakat terpendam, terbilang cuek dan sulit...