" Ternyata Dia "Matahari masih menampakkan diri kala itu, Aku memutuskan berjalan ke kantin untuk sekedar membeli samangkok bakso dan segelas green tea dengan teman sejoli ku, yaitu Rania. Rania adalah sahabat ku sejak TK, kami selalu berada di sekolah yang sama dan kelas yang sama.
Tiba-tiba..."Eh eh eh, kembaikan minuman ku!!" teriak kesal ku kepada orang yang dengan begitu saja mengambil segelas green tea ku.
"Ada apa Ay? Ko teriak-teriak gitu?" tanya Rania dengan polosnya, mungkin dia tidak melihat karena sibuk melihat handphone nya itu.
"Nggak, gapapa ko. Pulang yuk," ajak ku.
Saat tiba di rumah, keheningan pun tak pernah tak menyentuh telinga, ya ini karena aku anak satu-satunya. Jadi, aku sangat jarang menjumpai keramaian di rumah.
"Bi, masa tadi pas aku makan di kantin, tiba-tiba ada cowok yang ngambil minuman ku. Heuhhh." ku curahkan semua isi hati ku kepada Bi Tina, dia adalah asisten rumah tangga yang udah menjaga aku sejak aku masih umur 5 tahun. Dan sekarang aku sudah berumur 23 tahun.
"Wah, siapa itu non? Gak sopan yah. " jawaban Bi Tina,
"Tau tuh...oh ya bi, mama dimana?"
"Itu di kamar, kayaknya lagi tidur,"
"Yaudah bi, aku istirahat dulu ya bi,"
"Iya non, bibi juga mau angkat jemuran."
***
Angin sepoy-sepoy pagi itu, menyentuh tubuh ku. Terdengar alarm berbunyi nyaring. Aku terkejut bangun beranjak dari kasur ku, di jendela terlihat wajah manis Rania, dan yaa aku kesiangan lagi.
"Eh, Ran, tunggu bentar!"
Perjalanan menuju kampus di penuhi oleh celotehan Rania, dengan mulut tipisnya ia bercerita tentang semua hal.
"Ayy, kemarin aku kan memenin ibu ke pasar, masa ada mas-mas pengamen yang gitu deh, udah dikasih malah bilang 'cuma segini?' mana pake mbak lagi. Emang aku mbak nya dia apa hihhh.. "
"Yaudah si biasa aja kali, gitu aja ribet amat si.. " jawab ku singkat.
"Ih dasar yaa, temen lagi curhat juga..!"
"Kalem aja dong mbak"
"Mbak lagi.. Mbak lagi. Sama aja kaya mas-mas pengamen itu dih, jangan-jangan jodoh lagi, hahaha"
"Makasi loh, kata-katanya.!"
"Sama-sama mbak! Eh, haha"
Tiba di kampus, disana terdapat kerumunan, mata Rania menunjuk pada seorang lelaki bertubuh tegap disebrang sana dan dengan langsung Rania ikut bergabung disana. Aku hanya bengong melihat Rania yang dengan semangat berlari menuju ke sana.
"Kamu abis ngapain sih, Ran?" tanya ku penasaran.
"Kamu gak tau, Ay, dia siapa?"
Dan,.. Aku baru sadar, dia adalah si maling green tea ku. Aku diam saja, tak menjawab pertanyaan Rania.
"Dia Sandio, anak hitz di kampus ini, yaelah udah berapa lama sih kuliah disini, hm" jelas Rania.
Dalam benak ku, "Ohhh, ternyata dia.. Si maling green tea ku."
.
.
.
Penasaran cerita selanjutnya? yukkk baca terusss!! 😁 Et et et, jangan lupa vote ya dan comment gimana cerita nyaa 😁 Makasih udah baca dan maafin masih banyak kekurangannya.😊