" Lanjutann.. "
"Tenang aja. Aku siap kok!" kata Sandio santai.
"Siap apa?" aku mengerutkan dahi tak paham.
"Siap nguatin diri buat jinakin singa yang buas!" Sandio terkekeh sambil menjulurkan lidahnya.
"Semakin dibuat jinak semakin buas singanya!" balasku sinis.
"Nggak! Lama-lama juga jinak! Liat aja!" sambung Sandio berasa dirinya sang juara.
"Masa?"
"Kalo beneran jinak, kamu mau apa?!" tantang Sandio.
"Eum, mau nyuruh pawangnya buat joget di tengah kampus, gimana berani gak?!" ujarku sambil melipat kedua tangan.
"Wah kalo ini sih berat! Gimana kalo aku traktir kamu buat beli tas, sepatu, baju, yang kamu mau?!"
"Heum cemen! Kaya yang berani aja?" ujar ku tak mau mengakui keberaniannya.
"Jinakin singa yang buas aja berani. Apalagi dikasih tantangan, it's so easy guys!" ucap Sandio meremehkan.
"Tadi suruh joget gak berani, berarti cemen!"
"Kata siapa gak berani?" Sandio tetap mengelak tak mau kalah.
"Tadi sendirinya bilang?"
"Dih aku kan bilangnya berat bukan gak berani!"
"Emang bedanya apa?"
"Ya pokoknya beda aja!" jawaban Sandio memang terdengar mentok. Hm, ada-ada saja!
"Yaudah mendingan sekarang pawang singa pulang aja deh, tar mama nya nyariin lagi!"
"Oke kalo singa ngusir. Pawang pulang deh. Tapi, emang gak bakal kangen?!"
"Aargghh, udah-udah kok jadi alay gini sih!?"
"Iya iya pulang yaa.."
"Hm. Ati-ati!"
"Makasih, Assalamu'alaikum" Sandio tersenyum lebar.
"Wa'alaikumussalam"
.
.
Awan menggelap. Titik-titik bintang menghiasi langit. Punggung Sandio semakin tak nampak. Ku langkahkan kaki memasuki rumah. Hal yang memalaskan bagiku tiba, yaa waktunya mandi.Usai mandi, aku mengayomi tubuh yang dari tadi terus ditarik-tarik oleh magnet sang benda empuk.
Aku meraih handphone di atas meja samping kasur. Terdapat tiga pesan belum terbaca, dari Sandio.Sandio : "Malem, Ayy"
Sandio : "Udah mandi? Wkwk"
Sandio : "Apaan sih garing"
Ayyara : "Malem, udah. Sendirinya yang garing"
Sandio : "Mangkanya aku nyamber duluan, udah ketebak soalnya"
Ayyara : "Trus gimana?"
Sandio : "Besok berangkat bareng mau?"
Ayyara : "Gak ah, aku sama Rania aja"
Sandio : "Yaudah deh gapapa"
Ayyara : "Oke"
Sandio : "Yaa"
Karena udah mentok, jadi aku tak membalas lagi pesan dari Sandio.
Aku harap Sandio mau ngebuktiin apa yang dia bilang tadi. Bukan aku mau mempermainkannya dengan kejutekanku. Tapi, aku masih belum enak kalo anak kampus liat aku bareng terus sama Sandio.
.
.Tidur ku malam ini nyenyak sekali. Tanpa ada gigitan nyamuk, tanpa ada kebisingan kendaraan. Tentram aman lancar jaya. Haha.
Ayam berkokok dengan lantang. Tak seperti biasanya, alarm ku mengoceh di pagi ini. Dengan mata tertutup dan jiwa setengah sadar aku mengambil jam kecil di samping kasur.