Aku bukan pengagum rahasia, hanya menyukai dirimu dalam diam.
💡💡💡💡💡
06.25 WIB
Ara tersenyum senang, ia datang paling awal hari ini. Kelasnya begitu nyaman baginya, kelas 10 IPA 3. Sebentar lagi ia akan naik kelas 11. Hal yang perlu ia kejar di kelas 11 adalah, pintar seperti kak Alma, Cantik dan Aktif seperti kak Alsi. Ara sangat mengagumi keduanya, cantik, baik, pintar, dan yang pasti tidak berlebihan dalam hal apapun, make up, bicara dan banyak lagi.
Ara mengutak - atik handphonenya, berusaha mendownload video tutorial memasak terbaru agar tidak selalu menyusahkan Renata. Renata adalah kakak sepupunya kedua orang tua Ren meninggal karena kecelakaan pesawat waktu itu, Ren dan Ara sama-sama kelas 10 hanya berbeda bulan Ren, bulan januari dan ara bulan November . Setiap hari Renata selalu bangun lebih pagi untuk menyiapkan bekal dan sarapan, makanannya pun selalu enak tak pernah mengecewakan.
Satu persatu temannya datang, bekal sarapan dari Ren juga sudah ada di meja.
"nih tadi di titipin ini" kata Sheidi teman satu bangku Ara sambil menyodorkan sebuah kotak berbentuk lingkaran dengan corak bintang.
"dari siapa?" Ara mengambil kotak tersebut.
"gak tau, mending buka aja deh, gue kepo Ra" Sheidi menaruh tasnya lalu duduk di samping Ara.
"kalau ini bom gimana?"
"berarti dia terroris dong ya" Ara menggaruk tengkuk nya yang tak gatal sama sekali setelah mendengar perkataan Sheidi.
Perlahan Ara membuka kotak tersebut.
Senyum Ara terukir setelah membukanya, "apaan isinya? Sampe senyum gitu" kata Sheidi.
Sebuah sendal jepit berwarna hitam, serta kartu perdana kuota yang berjumlah 12 dan masing - masing 25 gb. Ara mengeluarkan semua hadiah, dan ada selembar kertas yang di yakini adalah surat si pengirim.
'chat gue di jawab ya, Ra'
Tunggu, kenapa Ara harus menjawab chat si pengirim?, memang siapa dia? apa si pengirim romantis seperti dilan?, atau tampan seperti oppa korea? Ah pikiran Ara memang selalu keluar dari topik.
"ciee ada pengagum rahasia" ejek Sheidi dan Ara hanya senyum - senyum aja "kuota nya buat gue satu boleh gak?" pinta Sheidi ketika melihat kuota sebanyak itu.
"GAK" Ara langsung melindungi hadiahnya.
"pelit banget ew"
"bodo."
*****
"udah lo kasih sama temennya?" siswa itu mencekram bahu siswa berkacamata yang merupakan adik 1 tingkat dibawahnya.
"u-udah k-kak" siswa itu berusaha melepaskan cekraman, lalu menunduk takut.
"oke, lo gue lepas. Tapi kalau gue butuh bantuan lagi, gue panggil lo" Yudhis menatap dingin siswa kelas 10 yang ada di depannya, ah bisakah ia berhenti berpura - pura dingin sekarang?, saran Naufal memang berguna namun terlalu memaksanya untuk merubah sikap cerianya.
Yudhis melenggang pergi menuju kantin. Sejenak menghiraukan pandangan dari adik kelas yang memandang nya dengan artian 'oh ini kakak kelas yang mantannya banyak'. Oke, Yudhis akui memang mantannya banyak, tapi kali ini Yudhis ingin serius, ia ingin mempertahankan hubungannya bila memang ia diberikan kesempatan itu.
Hawa panas dirasa Yudhis ketika mantan terakhirnya lewat. Seketika Yudhis menjadi merinding, apa sekarang mantannya sudah menjadi kuntilanak?. Seram.
"gimana cara gue ampuh kan, dhis?" Naufal merangkul bahu Yudhis.
"ampuh, tapi maksa" Yudhis tersenyum paksa.
"nanti lo terbiasa kok jadi dingin"
"dingin? Lo pikir gue kulkas?" Yudhis menyentil kepala Naufal hingga Naufal meringis kesakitan.
Tak terasa mereka sudah ada di kantin, Yudhis ingin memesan mie ayam serta sop buah kesukaanya.
"nih punya lo semuanya lima belas ribu" Naufal menaruh pesanan mereka di meja dan menagih uang Yudhis.
"bayarin" Yudhis langsung melahap makanannya.
"ck, ngasih doi bisa, bayar makanan gak bisa"
"nanti gue ganti"
Makanan Yudhis habis, dipandang perutnya yang punya ABS.
"jangan berubah ya perut" yudhis mengelus lembut perutnya.
10.00 WIB.
Bel masuk berbunyi, Yudhis yang sudah di kelas. Memandang foto orang yang ia sukai, yang kini ia jadikan wallpaper handphone nya.
"cantik" gumamnya.
"gausah ngelamun, belum tentu dia bisa jadi milik lo, Dhis" Naufal menyentil dahi sahabatnya.
"alah, dari pada lo pacaran ama Tyas putus nyambung mulu"
"dari pada lo, mantan dibanyakin, pahala, Dhis yang dibanyakin, malaikat gak bakal nanya mantan lo berapa" Yudhis tak menghiraukan perkataan Naufal, Yudhis malah fokus dengan foto yang masih ia pandangi sejak 15 menit lalu.
"kalau malaikat nanya gimana?, kita tidak bisa memprediksi sesuatu, Fal, karena hanya Allah yang bisa" Yudhis mendramatisir ucapannya.
"alah sholat aja masih bolong"
"lah emang lo enggak? "
"enggak lah" bela Naufal. "gue mah anak yang soleh, rajin belajar, makanya masuk 11 ipa 1"
"gue juga 11 ipa 1 goblok" Yudhis menoyor kepala Naufal.
"jangan nge-gas dong, di-rem dong, minyak oli castrol"
"garing lo, setan"
"nge-gas mulu, aku tuh bisanya di lembutin, dhis" Naufal memeluk behu Yudhis dari samping, namun Yudhis masih saja memandangi foto orang yang ia sukai.
16.06 WIB
Ara melempar tasnya di sembarang arah, kembali membuka kotak tadi, dan tersenyum. Lalu melihat sekeliling kamarnya dan Ren.
Apartemen ini memang tempat paling nyaman, banyak sekali anak Dharma Bakhti disini. Namun yang paling sering ia lihat Kiara kelas 11 ipa 1, yang ternyata sahabat dari Alma. Jarak kamar Ara dan Kiara hanya 3 kamar, sesekali Kiara meminta Ren mengajarinya masak.
Line...
YSP:
PAra Gresya Amanda:
Ya?YSP:
Ini gw yg tadi ngasih lo hadiah
Gw harap kita bisa deket.Ara Gresya Amanda:
Ini siapa ya?
Kls brp?YSP:
Gw kls 11 IPA 1
Bsk lo bakal tau siapa gw kok
Tapi yg skrg perlu lo tau
Gue suka sama lo💡💡💡💡💡💡
Hore selesai
Jangan lupa votement nya lahhh ❤❤❤❤
-author
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHISTIRA
Teen FictionIni bukan cerita seorang perempuan perfect yang di paksa menjadi pacar seorang most wanted. Bukan juga cerita bad girl yang bertemu anak rajin yang bakal merubah sikap si bad girl itu. Bukan juga kisah cinta yang rumit milik bad boy sekolah. Ini h...