Now playing🎧 : Breathe - Lee Hi
Jadi, untuk siapa hatinya?
💡💡💡
Senin, bukan hari horror bagi Seorang Yudhistira Surya. Karena, hari Senin ia akan diajar guru baru muda dan cantik. Bukan buaya darat, tapi Yudhis mengakui guru bernama bu Rena memang sangat cantik. Biasanya bu Rena mengisi jam ke 3 dan 4 dalam pelajaran sejarah. Bu Rena sering sekali di goda oleh Naufal, Yudhis, dkk. Wajarlah ya, cantik sih, dan gak galak.
Bel istirahat berbunyi, membuat siswa DB berhamburan keluar kelas menuju kantin.
Yudhis sudah Janjian sama Ara di rooftop sekolah, katanya Ada yang ingin Yudhis bicarakan. Tepatnya, Yudhis ingin minta maaf karena sudah terlambat menolong Ara saat di sekap kemarin.Yudhis mengecek jam. Sejak 15 menit yang lalu Ara juga belum terlihat. Entah katanya pengen beli bakso dulu. Ia menghela napasnya, ia menggenggam beng - beng ditangannya.
"Hai"
Yudhis tersenyum seseorang ia tunggu akhirnya datang.
"udah makan baksonya?" Yudhis mengacak rambut Ara.
"udah dong"
Yudhis menghembuskan napasnya "gue minta maaf" ia menunduk.
"untuk apa? Lo salah apa, Dhis?"
"gue bukan orang pertama yang nolongin lo kemarin."
Ara terdiam di tempat. Kalau di pikir - pikir, memang benar bukan Yudhis. Tapi Ara tak pernah permasalahkan hal ini.
"gue gak permasalahin ini, Dhis. Jangan merasa bersalah. Jangan dipikirin"
"gue ngerasa, Genta lebih sigap nolongin lo, Ra. Genta lebih dari gue" Yudhis mendongak ke Arah Ara.
Senyum Ara memudar seketika. Rasanya pembicaraan ini sudah terlalu jauh.
"Dhis..."
"Ra, gue gak pantas jadi cowo lo. Genta lebih pantas. Saat lo sedih, dia siap sedia buat tenangin lo. Dia yang nolongin lo pertama kali. Dia yang rela kehilangan nyawanya buat lo."
"Ra, kalo lo emang lo sayang Genta. It's okay, gue sadar lo lebih bahagia sama Genta daripada sama gue."
Ara meneteskan air matanya, cengeng memang.
"Dhis, mau gue bahagia atau enggak sama Genta. Gue cuma sayang lo doang, Dhis.
Genta, dan lo, sama - sama punya tempat tersendiri di hati gue, dan terus seperti itu. Sama kayak gue dan Qay bagi lo. Sama - sama punya tempat tersendiri di hati lo kan?."Yudhis tersenyum, benarkah ia ragu pada Ara? Tidak, ia hanya ragu pada perasaan Ara. Ia takut Ara tiba - tiba pergi tanpa alasan logis. Baginya, Ara adalah semestanya, sama seperti ibunya.
"maaf ya, gue buat lo nangis terus." Yudhis mengacak - acak puncak rambut Ara.
Ara hanya mengangguk.
"beberapa hari ini Renata gak keliatan, dia kemana?"
"sakit demam. Jadi gak bisa sekolah, kak Daffa beberapa hari ini ke apartemen terus"
Yudhis ber-oh ria. Padahal beberapa hari ini, Daffa keliatan sangat suram. Daffa bahkan tak pernah lagi mengerjakan pr. Beberapa hari ini juga, Daffa sering bolos sekolah untuk sekedar membeli kopi di kantin. Apa Daffa murung karena memikirkan Renata? Jika iya, maka Yudhis sangat salut pada Renata. Karena, Daffa sangat tidak peduli pada pacarnya yang dulu - dulu.
Mereka memutuskan turun dari rooftop. Sejenak merubah kesedihan menjadi tawa. Sejenak melupakan rasa ragu dalam diri masing - masing. Dan berkomitmen bahwa tak ada lagi rasa ragu karena keduanya yakin dan percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHISTIRA
Teen FictionIni bukan cerita seorang perempuan perfect yang di paksa menjadi pacar seorang most wanted. Bukan juga cerita bad girl yang bertemu anak rajin yang bakal merubah sikap si bad girl itu. Bukan juga kisah cinta yang rumit milik bad boy sekolah. Ini h...