Heart beats, cheeks blush, everything
just seems to stop
- short thoughts💡💡💡💡💡
Yudhistira Surya:
Mau gw jemput?Ara Gresya Amanda:
Terserah kakYudhistira Surya:
Ya udah, tunggu situ yaAra Gresya Amanda:
OkayHampir sebulan bersama Yudhis, Ara merasakan jadi ini rasanya ada orang yang perhatian. Jujur ini memang bukan pertama kalinya Ara di dekati cowo, dulu ia pernah di dekati cowo juga tapi baru 5 hari masa PDKT ternyata Ara tau dia sudah punya pacar, nanti Ara di sebut dengan sebutan Pelakor pula, Ara kan gak mau.
Padahal kalau kata mama Ara selama janur kuning belum melambai, masih ada kesempatan, karena belum sah. Tapi jaman sekarang ini beda, baru pacar di sebut merebut laki orang, gitu kata mama Ara. Sejujurnya Ara lumayan setuju, tapi kalau diliat dari sisi perempuan, kita kan sama - sama perempuan masa menyakiti perasaan perempuan lain. Fenomena pelakor ini merambah ke tempat mama Ara bekerja, makanya mama Ara sempat gak izinin papanya Ara keluar karena takut di rebut:). Pelakor juga sering membuat kehebohan ketika di labrak,
Contohnya siapa yang baru dilabrak itu, jeden? Jeje? Jadun? Juden?, ah Ara tak terlalu suka pantengin Lambe turah.Tunggu, kenapa malah bahas pelakor ya?. Back to topic.
Ara memasukan bekalnya ke dalam tas biru langit miliknya, Ren sudah berangkat duluan, seperti biasa di jemput Daffa. Soal sweter ia masih memakainya, ia masih menghargai perjuangan Yudhis membelinya dengan uang bukan dengan daun.
"bangun pagi, tidur lagi, bangun pagi tidur lagi, bangunnn, tidur lagi" Ara menyanyikan lagu yang selalu membuatnya semangat dipagi hari, padahal sepertinya liriknya salah.
Handphonenya bergetar dua kali, biasanya jika bergetar dua kali berarti ada orang yang chat, ia tak suka ada bunyi notif mengganggu katanya.
Yudhistira Surya:
Ra, gw dibawah nihAra Gresya Amanda:
Bentar kakAra melihat dirinya ke cermin, membenarkan rambut pendeknya yang sedikit acak - acakn. Mengolesi sedikit liptint di bibirnya. Lalu mengunci pintu apartemennya.
Ara memutuskan naik lift saja, kalau naik tangga dari lantai 16 ke lobby, kan lelah Aranya.
Yudhis sudah siap dengan jaket bomber biru tuanya, kalau kata Ara 'Subhanallah, surga dunia gantengnya', walaupun ia belum menyukai Yudhis, ia akui Yudhis memang ganteng.
"kak, nanti kalau naik motor pelan dong, ini kan masih pagi" ucap Ara lembut.
"maaf ya, gue gak tau kalau kemarin ngebut banget" Yudhis menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. 'gue pikir dia bakal bilang, kak ganteng banget hari ini' batinnya lalu melajukan motornya tak sekebut kemarin.
06.43 WIB
Ara melepas helm lalu memberikannya pada Yudhis "makasih kak udah mau di repotin,lagi"
"santai aja, Ra." Yudhis tiba - tiba memperbaiki rambut Ara yang acak - acakan saat melepas helm tadi. "sorry, rambut lo acak - acakan tadi" Ara hanya mengangguk tersenyum mengeluarkan eyes smilenya.

KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHISTIRA
Roman pour AdolescentsIni bukan cerita seorang perempuan perfect yang di paksa menjadi pacar seorang most wanted. Bukan juga cerita bad girl yang bertemu anak rajin yang bakal merubah sikap si bad girl itu. Bukan juga kisah cinta yang rumit milik bad boy sekolah. Ini h...