20. siapa yang salah?

32 4 0
                                    

Kecewa berat.

💡💡💡

Ara mencoba menetralisir rasa takutnya. Tempat ini benar - benar gelap. Di dukung suasana langit yang menyeramkan. Yang ada di otaknya hanya keselamatan Genta. Jika Genta berani bertaruh untuknya, mengapa ia tidak?. Ia tetap berusaha memastikan bahwa Genta masih dalam keadaan baik - baik saja.

43?:
Gue tau lo disini
Masuk aja.
Kalo lo makin takut
Genta makin gue sakitin

Ara Gresya Amanda:
Apa motif lo?

43?:
Jangan banyak bacot
Masuk
Lo liat keadaan Genta.

Ara langsung masuk ke rumah kecil tak berpenghuni itu. Mirip rumah dalam film horror yang sering ia jumpai.

"Nta, Genta" panggil Ara.

Tak ada jawaban.

"Genta..., lo dimana?"

Masih tak ada jawaban.

"GENTA AVANO DAVINZI" teriaknya.

Tentu tak ada jawaban.

Dan semakin ia berteriak, semakin ia sadar bahwa ia sedang di jebak.

~~~

Yudhis menghela napasnya, saat Tyas bilang bahwa Ara ada urusan mendadak yang tak bisa di tunda. Ia juga sudah membalas pesan Ara bahwa ia baik - baik saja. Sejujurnya tidak, ia sedang kecewa berat sekarang. Yudhis sadar, bahwa ia hanya seseorang yang memperlambat Ara untuk mengejar mimpinya. Banyak dari Ara yang belum ia ketahui. Namun kadang, saar ia ingin moment berdua dengan Ara, ada saja hal bodoh yang mengganggu.

"gue mau anterin Tyas pulang. Lo pulang, Dhis. Jangan keluyuran, nanti jadi kodok" ucap Naufal ngasal.

Yudhis yang moodnya sudah hancur lebur hanya menanggapi dengan senyuman seadanya. Dan saat itu juga, mereka pulang ke rumah masing - masing.

Sampainya Yudhis di rumah ia langsung ke kamar. Moodnya hancur begitu saja. Yudhis kembali memandangi fotonya dengan ibunya di meja belajar.

"Yudhis kangen, ma"

"cuma mama yang bisa ngertiin Yudhis"

"mama tau nggak? Yudhis sekarang punya pacar"

"Ara sayang banget sama Yudhis. Maka dari itu Yudhis pengen hubungan Yudhis langgeng, ma" 

Air mata Yudhis menetes.

"Ara sering buat Yudhis kecewa ma, tapi Yudhis masih sayang Ara, Yudhis gak mau kehilang perempuan yang Yudhis sayang lagi"

"maaf ma, Yudhis gak bisa sayang sama Qay, seperti Yudhis sayang Ara."

"Qay cuma Yudhis anggap sahabat. Hanya itu, ma."

Yudhis menanggap bahwa dirinya sedang berkomunikasi dengan Mamanya. Hanya dengan cara ini, ia bisa menumpahkan semua emosinya tanpa ragu. Hanya dengan cara ini, ia bisa menumpahkan semua masalahnya tanpa ragu.

YUDHISTIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang