sua
v, bersua v bertemu; berjumpa
◇◇◇
"Iya bun, Nana bakal usahain lebih baik lagi."
"Sip, harus itu. Ya sudah sana kalau mau siap-siap."
"Iya bun, Nana tutup ya. Assalamualaikum."
Pagi itu, sebelum kuliah Nayra melakukan kegiatannya dengan bertelfon ria dengan sang bunda. Hal ini karena semalam Nayra sempat mengatakan kalau dia harus mengikuti semester pendek untuk memperbaiki nilai IPK-nya.
Dan lagi-lagi, Nayra salah mengira. Dia kira Ninda akan marah dengan informasinya itu, namun ternyata Ninda bahkan memberikan respon yang sama seperti saat Nayra memberi tahu nilai IPK-nya yang hanya 2,3 itu.
Nayra melihat Indah yang sudah berada di luar kamarnya itu. Dengan sigap, ia menyambar semua barang bawaannya yang sudah disiapkan sedari tadi malam.
"Ndah, nanti anterin aku ke ruangannya Pak Farhan lagi ya. Kemarin lupa belum tanya dimana aku bisa ketemu Pak Atma." Pinta Nayra pada Indah yang terlihat lesu itu.
"Duh Nay, sorry ya. Hari ini gue malah mau minta bareng sama lo. Gue lagi dapet hari pertama nih Nay, sakit banget nih perut." Kata Indah dengan merintih kesakitan.
Nayra hanya bisa mengangguk sebagai jawaban yang diberikan. Karena Indah pernah mengantarnya ke terminal saat Nayra akan ke Jogja, jadi anggap saja sebagai balas budi.
Akhirnya mereka berdua duduk pada satu motor yang sama untuk berangkat kuliah di hari ini.
Sesampainya di kelas dan setelah menaruh tas di bangkunya, Nayra segera beranjak untuk menemui Pak Farhan. Namun, usaha itu dengan cepat dicegah oleh Mitha.
"Nay, mau kemana?" tanya Mitha sambil mencekal pergelangan tangan Nayra.
"Mau ke ruangannya Pak Farhan Mit. Kenapa?"
Mitha kemudian melepas cekalan tangannya. "Saran gue sih nanti pas istirahat aja. Lo gak inget kalau matkul pertama hari ini dipegang Bu Maryam? Lo mau absen lo kosong gara-gara lo telat masuk? Dan lo tau sendiri kan kalau Bu Maryam gak menerima alasan apapun." Jelas Mitha mengingatkan.
Setelah menimbang kata demi kata yang terlontar dari bibir mungil Mitha, akhirnya Nayra mengurungkan niatnya untuk menemui Pak Farhan saat ini.
Nayra tak mau membuat kesalahan kedua kalinya. Sudah nilai IPK hanya 2,3 ditambah dengan absensi kosong gara-gara telat. Nayra tidak mau hal itu terjadi padanya.
Selesai jam kuliah yang pertama, Nayra segera menuju ke ruangan Pak Farhan. Saat Nayra sampai di depan ruangannya, ia melihat ruangan Pak Farhan yang masih terkunci itu. Sebagai mahasiswa baru, Nayra akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan sebab pintu ruangan Pak Farhan dikunci.
"Umm kak, saya Nayra. Kalau boleh tau, ruangan Pak Farhan kenapa di kunci ya?" tanya Nayra pada kakak tingkatnya yang sedang membawa tiga tumpuk buku tebal itu.
"Biasanya sih dek, kalau ruangannya dikunci berarti Pak Farhan lagi sholat dhuha di maskam (masjid kampus). Tunggu aja." Jawab kakak tingkat itu.
Nayra tersenyum mendengar jawaban yang sungguh berguna untuknya. "Makasih kak."
Tanpa menjawab, kakak tingkat Nayra hanya tersenyum dan bergegas meninggalkan Nayra yang menunggu sendiri di bangku yang saat itu dipakai Indah untuk menunggu dirinya. Nayra menunggu Pak Farhan di depan ruangan khusus itu sambil memandangi mahasiswa yang berlalu-lalang di depan Nayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhesi[✔]
Romance{ad·he·si /adhési/ n keadaan melekat pada benda lain} Pertemuan pertama Fafa dan Nana berawal dari masa kecil. Jarak umur dua tahun sebenarnya tidak menghalangi persahabatan yang telah mereka bangun. Namun, orang tua Nana berkata lain. Hingga suatu...