Windfall Profit
(dalam ilmu manajemen)
Keuntungan yang tidak disangka-sangka atau tidak diperkirakan sebelumnya.
◇◇◇
Setelah satu bulan ber-bulan madu di Lombok, Nayra dan Fathan memutuskan untuk segera pulang ke Jogja. Mereka memutuskan untuk membeli rumah di Jogja, namun berbeda daerah dengan rumah orang tua mereka.
Kerjaan Fathan sudah menumpuk, sedangkan Nayra belum mencari kerja. Karena Fathan masih 'mengurung' Nayra untuk beberapa saat.
Saat mereka baru saja sampai rumah, Nayra merasa mual, awalnya Nayra hanya mengira itu masuk angin biasa. Tapi di sisi lain, Fathan sangat yakin kalau Nayra sedang 'isi'.
Malam itu Nayra benar-benar tidak bisa tertidur dengan pulas. Berusaha menutup mata sebentar saja, perut kembali terasa tidak enak. Fathan juga tidak bisa tidur, karena mengetahui Nayra bolak-balik ke kamar mandi untuk sekedar memuntahkan air liur. Padahal besok paginya Fathan harus kembali bekerja.
◇◇◇
Pagi telah menjemput pasangan suami-istri ini, Fathan masih tertidur pulas di samping Nayra. Nayra tidak tega untuk membangunkan Fathan, tapi ya mau bagaimana lagi Fathan harus kerja hari itu. Akhirnya dengan setengah tega, Nayra membangunkan Fathan untuk sholat subuh berjamaah.
"Mas, bangun. Udah subuh. Sholat yuk." Ucap Nayra lembut sembari mengelus pipi halus milik Fathan.
Tanpa banyak membantah, Fathan akhirnya bangkit untuk mengimami Nayra untuk sholat subuh di rumahnya.
Setelah sholat subuh, Nayra menuju ke dapur untuk memasakkan sayur sop kesukaan Fathan. Meski tidak se-lezat buatan Intan, Fathan tetap memakan bahkan menghabiskan sayur sop buatan Nayra.
Baru saja menyalakan kompor, perut Nayra sudah terasa tidak enak lagi. Dengan cepat, Nayra segera menuju ke kamar mandi untuk kembali memuntahkan air liur.
Fathan yang mendengar suara Nayra mual-mual saat itu langsung menemui istrinya. "Mas yakin banget kalau itu bukan masuk angin biasa. Nanti sebelum mas ke kantor, kita ke dokter dulu. Mas bisa ijin buat telat beberapa jam." Kata Fathan lembut. Dan Nayra hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan lemah.
Tak lama, sayur sop buatan Nayra sudah ada di meja makan. Nayra sama sekali tidak nafsu makan. Sebenarnya Nayra lapar, tapi jika Nayra makan nanti yang ada langsung dimuntahkan.
Jadilah Fathan saja yang hari itu memakan sayur sop buatan Nayra. Dan Nayra hanya memakan roti basah dan buah pisang untuk mengganjal perut kosongnya.
Jam 9 pagi, Fathan dan Nayra memutuskan untuk berangkat menuju rumah sakit Bethesda untuk memeriksa kondisi Nayra. Nayra hanya bisa tertidur dengan perut yang mual selama mobil berjalan.
Bagi Nayra, bisa tidur dimanapun adalah anugerah terindah untuk orang yang tidak bisa tidur berjam-jam karena mual.
Sesampainya di rumah sakit Bethesda, Fathan langsung menunjukkan layar ponselnya ke salah satu perawat disitu. Nayra bingung apa sebenarnya yang suaminya lakukan bersama perawat itu.
"Mas ngapain?" tanya Nayra sedikit curiga.
"Nunjukin nomer antrian, tadi kan mas udah pesen dulu di rumah. Biar kamu gak kelamaan antri disini. Mas takut kamu mual terus." Balas Fathan sabar.
Tak lama, akhirnya Fathan langsung membawa Nayra ke ruangan dimana dokter kandungan yang dipesan Fathan berada. Dan siapa sangka bahwa dokter kandungan yang dipesan Fathan itu adalah teman SMA Fathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhesi[✔]
Romance{ad·he·si /adhési/ n keadaan melekat pada benda lain} Pertemuan pertama Fafa dan Nana berawal dari masa kecil. Jarak umur dua tahun sebenarnya tidak menghalangi persahabatan yang telah mereka bangun. Namun, orang tua Nana berkata lain. Hingga suatu...