16. Perangah

1.4K 120 10
                                    

perangah

v, memerangahkan v menjadikan terperangah

◇◇◇

Esoknya, di kediaman orang tua Nayra. Matahari telah menembus jendela kamar Nayra. Ia yang saat itu sedang kedatangan 'bulan', rasanya ingin bermanja-manja bersama bantal dan guling di kasur berukuran queen size miliknya.

Tapi kenyataannya tidak. Baru saja Nayra akan menutup kembali kedua matanya, Ninda telah menggedor-gedor pintu kamar yang masih terkunci itu.

"Naaaaa, bangun!! Ayo dandan yang cantik. Jangan molor terus!!" teriak Ninda dari luar kamar Nayra.

Gravitasi yang diciptakan oleh kasur Nayra sangat kuat dibanding dengan teriakan Ninda barusan. Dengan muka bantal dan rambut singa, Nayra pun terpaksa membuka pintu kamarnya.

"Astaghfirullah, Na. Mbok ya cuci muka dulu terus sisiran. Rambutmu udah kayak ogoh-ogoh gitu kok ya gak malu. Ayo melek ndhuk melek. Kamu itu bener-bener harus didandani kok." Cerocos Ninda panjang lebar.

"Kamu sekarang mandi terus nanti Mbak Vivi tak suruh ke kamar buat dandanin kamu biar sedep dilihat." Lanjut Ninda.

Nayra lagi-lagi dibuat bingung. Buat apa Ninda sampai repot-repot memanggil Vivi—sepupu Nayra yang pintar memadu padankan make up—hanya untuk mendandani dirinya. Sudah tidak salah lagi kalau ini adalah acara perjodohan Nayra.

Ah tolong gantikan aku sekarang jugaa. Batin Nayra.

Dengan terpaksa pula, akhirnya Nayra menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Padahal hari ini ia telah menjadwal untuk bangun di atas jam 9.

Selesai mandi, Nayra dikejutkan dengan keberadaan Vivi di atas kasurnya dengan tangan yang menggenggam novel yang tadi malam barusan Nayra baca.

Tampaknya Vivi sedang dalam mode serius, nyatanya dia tidak sadar kalau Nayra saat ini sudah duduk di depannya.

"Mbak Vi." Panggil Nayra singkat.

"Hm." Jawab Vivi tak kalah singkat.

"Ihh Mbak Vi ngapain kesini?"

"Baca novelmu ini lho, bagus ceritanya." Jawab Vivi santai.

"Sakkarepmu lah mbak, mumet aku.[1]" Keluh Nayra

Vivi tidak bergairah untuk membalas ucapan Nayra. Matanya masih terpaku pada novel yang ada di genggamannya. Apa Vivi kesini, hanya untuk membaca novel dan mengganggu acara tidur Nayra?

Klap. Nayra mendengar suara novel ditutup. Ya, novel milik Nayra telah ditutup oleh Vivi. Itu artinya Vivi sudah selesai membaca novel Nayra dan siap untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi di hari ini pada Nayra.

"Edan Ra, novelmu marai aku baper. Sesok nek duwe novel anyar, aku di kabari yo.[2]" Kata Vivi sambil menunjukkan cengiran tak berdosanya itu.

Nayra sudah kesal setengah mati dengan Vivi. Dan Nayra juga tidak butuh review tentang novel itu. Yang Nayra butuhkan adalah akan ada apa dirumahnya nanti sampai-sampai dirinya harus didandanin oleh Vivi.

"Mbak Vi, ini sebenernya ada apa tho?" tanya Nayra to the point.

"Mbuh aku yo gak tau, aku cuman disuruh bulik[3] Ninda dandanin kamu biar cantik gitu tok."

Setelah itu, Nayra dengan terpaksa didandani oleh Vivi. Nayra juga tidak mau melihat ke arah kaca sebelum Vivi menyelesaikan corat-coret di wajahnya.

Adhesi[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang