Trade off
(dalam ilmu manajemen)
situasi dimana seseorang harus membuat keputusan terhadap dua hal atau lebih, mengorbankan atau kehilangan suatu aspek dengan alasan tertentu untuk memperoleh aspek lain dengan kualitas yang berbeda sebagai pilihan yang diambil.
◇◇◇
Mentari mulai menyeruak masuk tanpa ijin dari sang pemilik kamar bernomor 14 ini, tak ayal adalah kamar milik Nayra. Setelah sholat subuh tadi, Nayra masih bisa memanfaatkan waktu untuk tidur sebentar. Coba saja kalau sudah memasuki semester-semester yang sangat hectic, bisa dipastikan waktu untuk tidur saja tidak ada.
"Nay... Nay..." suara Indah yang telah dikenali Nayra terdengar beriringan dengan ketukan pintu kamar kost Nayra.
Dengan cekatan, Nayra segera membuka pintu kostnya dan melihat Indah bersama handuk yang tersampir di lehernya. Bisa dipastikan Indah baru akan mandi.
"Ada apa Ndah?"
"Lo ada shampo gak? Shampo gue abis, semalem lupa beli." Pinta Indah pada Nayra.
"Oh ada, tunggu bentar." Kata Nayra sebelum meninggalkan Indah untuk mengambil shampo sachet yang ada di kamar mandi kostnya.
Tak lama kemudian, Nayra kembali pada Indah untuk memberikan shampo itu. "Nih Ndah."
"Oke sip, thanks ya." tutup Indah yang hanya dibalas acungan jempol dari Nayra.
Setelah kegiatan mandi dan sarapan selesai, Nayra mulai bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Dia menunggu Indah yang sepertinya masih sibuk di dalam kamar kostnya.
Sembari menunggu Indah, Nayra tak lupa memberi kabar pada orang tuanya yang berada di Jogja. Walaupun hanya sekedar mengabarkan bahwa dia sudah siap untuk kuliah. Obrolan paling panjang akan terjadi sebelum Nayra tidur di malam hari.
"Yuk Nay." Ajak Indah yang tiba-tiba berada di depan Nayra.
Dan mereka akhirnya berangkat menuju kampus mereka.
Kegiatan belajar mengajar di kelas mereka berjalan seperti biasanya hingga waktu pulang telah tiba. Kelima orang yang mungkin sudah menjadi sahabat masih bergerombol di bangku mereka.
"Mau kongkow lagi gak?" tanya Zama yang telah menyampirkan tas di bahunya.
Empat temannya yang lain seketika saling pandang. Hingga satu penolakan terucap dan menjadi kesepakatan bersama.
"Kayaknya enggak dulu deh. Kapan-kapan aja ya. Lagian udah ada satu tugas muncul." Jawab Laras yang direspon dengan anggukan ke empat temannya.
Saat tak ada lagi kegiatan apapun sepulang kuliah, Nayra memutuskan untuk segera menuju ke mini market agar dia tidak pulang terlalu malam nantinya.
Sesampainya di mini market, Nayra bergegas untuk berganti pakaian dan menuju kasir. Disana sudah ada Tista yang telah menjaga kasir. Tista adalah pekerja tetap di mini market ini, tidak seperti Nayra dan Bria.
"Mbak Bri udah pulang mas?" tanya Nayra basa-basi.
"Udah, Bria keluar kamu masuk."
"Hah? Kok aku gak ketemu tadi di luar?"
"Haish, perumpamaan aja itu Raaa." Kata Tista sambil mencubit pipi Nayra.
Dengan panggilan yang berbeda dari orang-orang biasanya, sepertinya Tista memiliki rasa pada Nayra. Padahal baru kemarin mereka bertemu. Mungkin ini yang dikatakan cinta pada pandangan pertama. Namun sepertinya, Nayra masih takut untuk menjalin cinta, mengingat bagaimana buruknya kisah cinta yang ia jalani saat SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhesi[✔]
Romantizm{ad·he·si /adhési/ n keadaan melekat pada benda lain} Pertemuan pertama Fafa dan Nana berawal dari masa kecil. Jarak umur dua tahun sebenarnya tidak menghalangi persahabatan yang telah mereka bangun. Namun, orang tua Nana berkata lain. Hingga suatu...