14. Konservatif

1.6K 131 15
                                    

konservatif

a bersikap mempertahankan keadaan dan kebiasaan.

◇◇◇

Dua bulan telah berlalu. Dua bulan yang penuh penantian bagi Nayra. Dan dua bulan yang penuh kebimbangan bagi Fathan. Dalam dua bulan itu, keduanya tidak ada yang berniat untuk bergerak terlebih dahulu. Karena yang satu hanya bisa menanti dan yang satu tengah dilanda kebimbangan.

Hingga akhirnya, seorang yang tengah bimbang itu mulai bergerak mendekati seseorang yang sedang menantinya. Ya, Fathan mulai kembali mendekati sahabat kecilnya itu.

"Na." Satu panggilan yang membuat Nayra menghentikan langkahnya.

Saat ini Nayra sedang berjalan beriringan bersama Indah. Setelah dari kantin, mereka memutuskan untuk segera kembali ke kelasnya. Namun, di tengah perjalanan ternyata mereka mendapat panggilan dari dosen pembimbing semester pendek Nayra, yaitu Fathan.

Indah sempat berdeham sebelum Nayra membuka suaranya. Sepertinya Indah mengetahui betapa bahagianya hati Nayra ketika mendapat panggilan itu.

"Ada apa mas?" tanya Nayra canggung. Mengingat masih ada Indah di sampingnya, karena biasanya saat Nayra dan Fathan sedang berbicara berdua, Indah tidak ada di samping Nayra.

"Pulang kuliah masih kerja?"

"Enggak mas, udah berhenti."

Satu minggu yang lalu, Nayra memang memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya sebagai kasir di mini market depan kost-nya itu. Alasannya adalah karena Nayra sebentar lagi akan memasuki tahun ketiga untuk kuliahnya. Jadi, Nayra ingin fokus ke dunia perkuliahannya untuk saat ini.

"Oh bagus kalau gitu. Berarti nanti sore gak ada acara?"

Indah yang mendengar pertanyaan itu sontak melirikkan matanya pada Nayra sembari mengerutkan keningnya. Berbeda dengan Indah, Nayra bahkan terlihat biasa saja setelah mendengar pertanyaan dari Fathan.

"Gak ada kayaknya. Kenapa emangnya mas?"

"Nanti sore mas tunggu di pintu utama. Mas jemput kamu." Ucap Fathan sambil tersenyum manis.

"Loh tapi kan--"

"Apa? Motor? Mas udah bilang sama temen mas buat ambil motor kamu dan bawa ke kostmu."

Mendengar penuturan Fathan, Nayra sudah tidak bisa mengelak lagi. Dan Indah seketika melompat kegirangan setelah Fathan meninggalkan mereka berdua.

Nayra tak habis pikir dengan semua yang terjadi barusan. Harusnya yang melompat-lompat kegirangan itu dirinya bukan Indah. Dan harusnya ia senang karena yang dinanti-nanti telah bergerak mendekati dirinya.

"Woy Nay! Lo kagak seneng apa denger ajakan kayak gitu?" tanya Indah heran.

Ya, harusnya Nayra senang. Tapi tiba-tiba ada yang mengganjal di otaknya saat ini.

"Jujur, aku seneng banget Ndah. Tapi kenapa aku tiba-tiba mikir kalau Mas Fafa bakal nyuruh aku jauhin dia ya?"

Indah lantas terpaku setelah mendengar pengakuan Nayra barusan. "Ah ya enggak lah Nay. Orang tadi si doi senyum-senyum gitu kok."

Adhesi[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang