13. Inga

1.6K 137 21
                                    

inga 

vteringa-inga v termangu-mangu; hilang akal (ke-bingungan dan sebagainya); termenung-menung

◇◇◇

"Dia udah gak nampakin diri selama seminggu, Ndah. Padahal biasanya tiap hari mesti ada waktu dia nampakin diri walaupun cuman seklebet gitu doang."

Bukan, yang diceritakan Nayra bukanlah tentang makhluk halus yang mengganggu dirinya. Namun Nayra tengah menceritakan Fathan yang tidak pernah menampakkan dirinya di hadapan Nayra.

Wajar sebenarnya hal itu, tapi bagi Nayra sekarang adalah hal yang aneh dan menyeramkan. Pasalnya, Nayra sangat takut kalau persahabatannya berada di ambang kehancuran.

Satu-satunya cara yang bisa dilakukan Nayra hanyalah mencurahkan isi hatinya pada Indah. Untungnya sekarang ini hari minggu. Satu minggu setelah kejadian kemarin berlangsung.

"Oke. Slow down bebb. Lo baru gak ngliat dia sehari aja udah pusing tujuh keliling gini? Lah emang dia siapa lo? Cuman sahabat kan? Dan emangnya setelah kejadian kemarin, lo masih bisa dibilang sahabat buat Fathan?" kata Indah menanggapi curahan hati yang dikatakan Nayra.

Pertanyaan demi pertanyaan yang keluar dari mulut Indah seakan-akan membuat Nayra ingin membakar Indah hidup-hidup saat ini. Kalau tidak mengingat peraturan hukum di Indonesia mungkin Nayra sudah melakukannya.

"Stopppp!!! Iya aku tau aku salah. Salah besar mungkin. Tapi ya aku tuh jangan dicuekin juga kali. Kamu juga udah aku ceritain kan yang malem itu?"

"Malem? Lo ngapain malem-malem sama dia? Astaghfirullah Nay lo emang udah kelewat bates ya. Ya udah sih wajar aja kalau lo dijauhin gini."

Nayra melongo. Antara bingung dan kesal dengan orang yang ada di hadapannya saat ini.

"INDAHHHH. Kamu itu yang apa-apaan. Aku tuh belum selesai ngomong. Kejadian yang malem-malem habis acara ulang tahunnya Mbak Nikita itu lohhh." Cecar Nayra. "Kamu itu yang mikirnya aneh-aneh, orang belum selesai ngomong juga." Lanjut Nayra sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ohh I'm sorry. Ya terus lo mau gimana?"

"Nah itu yang mau aku tanyain ke kamu. What should I do? Karena aku juga bingung." Kata Nayra sambil meremas rambutnya pelan.

"Menurut gue ya. Lo harusnya jaga jarak dulu sekitar seminggu sampe dua mingguan gitu sama si Fathan ini. Doi kan juga butuh waktu buat nenangin diri dan mungkin juga si doi nenangin dirinya dengan cara gak liat lo seminggu atau dua mingguan gitu. Jadi sabar aja ya my sistahhh!"

"Doi doi mbahmu! Aku sama dia tuh belum pacaran, udah kamu bilang doi aja." Sahut Nayra polos.

"My bebih Nayraaaa. Doi tuh gak harus pacar bebbb. Doi tuh kayak kata ganti dia kalau di kamus gue. Tapi ya kalau lo mau anggep dia pacar ya gak papa. Gak ada yang nglarang. Tapi tengsin aja gak sih kalau lo nganggep dia pacar tapi dia-nya engga. Poor you, Nay. Hahaha."

"Jadi aku gak usah kejar-kejaran gitu sama Mas Fafa? Aku harus nunggu Mas Fafa ajak aku main lagi gitu?"

"Ya kayak gitu deh. Soalnya lo bakal ganggu dia kalau lo munculin diri selama si Fathan belum tenang. Dan kalau lo sampe munculin diri atau bahkan ngejar dia, gue pastiin aja nih kalau lo bisa aja dijauhin dalam waktu dekat!" Indah menakut-nakuti Nayra dengan kalimat-kalimatnya.

Adhesi[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang