Chapter 1

6.6K 128 3
                                    

Halooo, buat yg bingung kenapa cerita ini muncul lagi di beranda kalian, ini aku post ulang lagi karna yg kemaren kehapus:(

***

"Adira!" 

Suara yang memecahkan konsentrasi seorang gadis cantik yang sedang duduk di pinggir danau sendirian. Di kepalanya banyak yang ia pikirkan saat ini. Sampai tidak tau apa yang ia pikirkan, tidak jelas sama sekali. Sama sekali!

"Apa Len? Gak liat gue lagi pusing nih!" ujar Dira kesal. "Gue lagi mikir nih, gimana cara dapetin Daffa!" ujar Dira bersemangat. "Gak pernah lirik gue sih." ujarnya melemas. 

Elena menggelengkan kepalanya melihat gadis cantik itu. "Simple Bos! Gak se susah yang lo pikirin!" ucap Elena menganggap apa yang di katakan sulit oleh Dira adalah hal yang sangat mudah. "Lo itu belum deketin Daffa aja, kalau enggak mah... dapet ya." 

Dira melirik Elena yang berada di sebelahnya. "Gue laper nih, traktir gue bisa gak?" ujar Dira pada gadis berambut pirang itu. "Gue laper, pake banget nih!" rengek Dira.

Elena mengerutkan dahi. "Eh, kambing! Tadi katanya lo pusing, sekarang kenapa malah laper nyet?" cerocosnya lebar.

Dira cengengesan. "Lo gak tau aja sih, yang namanya pusing itu bikin laper loh!" Gadis ini mengibaskan rambutnya keatas. "Lo traktir gue, gue bakal kenalin lo sama cowok ganteng entar malam di Bar, mau gak?" Dira menaik turunkan alisnya. 

Elena mendekat. "Ciyus lo?" Ia menepuk bahu Dira. 

"Of Course! Kapan gue bohong sama lo? Gak pernah kan? Kita kan best friend!!" kata Dira memeluk Elena.

"Karena gue temen lo, lo temen gue, dan kayak gitu terus, traktir gue seafood  yah?"

Dira dan Elena adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi semester II dengan IPK yang sangat rendah. Dua gadis ini nyatanya tak begitu dan tak peduli. Inilah, kehidupan mereka.

*****

From ; Christ

Say, gimana?

Mana temen lo yang mau lo kenalin sama gue?

Dira melirik Elena yang sedang menikmati menu makanannya. Gadis ini memukulkan sendok ke kepala Elena. "Nih, namanya Christ, lo mau main-main gak sama dia?" tanya Dira memastikan. "Kalau iya, entar kita ke Bar." lanjut Dira simple. "Dompetnya tebel coy!" tawa Dira kemudian.
 
Elena ikut tertawa dengan apa yang dikatakan Dira. "Bener coy? Gue mau dong!" sahut Elena antusias. 

Dira mengangguk puas. "Kapan gue bohong? Gak pernah kan? Hahaha!" 

Elena mengangguk. "Oke coy, gue mau."

Dira berhenti memakan menu pesanannya. "Gue masih bingung nih, cara deketin Daffa.." tutur Dira bingung. "Gue penasaran banget sama tuh orang!"

Elena mengerutkan dahi. "Nih ya, Daffa itu cuek. Jadi susah buat deket sama cewek, apalagi sama lo! Gak jelas banget!" kata Elena menggelengkan kepalanya. "Reputasi lo itu, udah bad of bad banget di kampus tau!" ungkap Elena. 

"Matre, suka ganti cowo, IPK jelek!" kata Elena. "Dan lo beda banget sama Daffa, Dia anak Dance, aktif di kampus, IPKnya keren! Bukan bad boy, pastinya. Banyak halangan deh, kalau dengan sikap lo sekarang, kalau gue nilai ulang lagi." Elena menyimpulkan perbedaan mereka.

Dira cemberut mendengar perkataan Elena. "Ya, emang iya sih. Tapi gimana ya? Gue sayang gimana dong? Salah ye, pengen punya pacar lurus kayak Daffa?" ambek Dira.

"Gue tau gue matre, Bad Girl , gak punya otak, gak beres!" kata Dira mengakui. "Tapi, masa iya sih... gue gak bisa dapetin seorang Daffa Kayana Satria? Hey, segimana nakalnya gue, yang namanya tuh cowok-cowok naksir semua sama gue!" ucap Dira kepedean.

MINE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang