Chapter 20

1.1K 47 5
                                    

Haii.. maafyaa kalau lama lanjutnyaa..

Kini, Daffa bersama dengan Dira, juga Nyanya. Gadis kecil yang berada di pelukan Mami-nya itu, enggan menyapa Daffa. Sama sekali tak mau menyapa pemuda itu. Ngambek, ceritanya ._.v Sedangkan, Dira sendiri  tak begitu memperhatikan Nyanya yang diem, dan tak mengacuhkan Daffa.

"Dir, ini mau kemana?" tanya Daffa pelan pada Dira. Dia, sedang menyetir mobil. "Nyanya.. marah ya sama Om?" Daffa menyapa Vanya kali ini.

Dira tertawa di dalam hatinya. Kemudian, dia melirik Daffa "Pulang aja." jawabnya.

"Kata Mami tadi jalan-jalan?" rengek gadis kecil itu. "Mami..."

"Sama Om Daffa sana.." Dira mengedipkan sebelah matanya pada Nyanya. Gadis kecil itu cemberut. Om Daffa kan jahat.. enggak nepatin janji.. Nyanya males ah, tapi... kalau enggak, Nyanya enggak jadi jalan-jalan dong? Yahh :(

"Ya deh Dir, pulang aja kali yaa... Nyanya kan ngambek sama Om. Ya udah deh..kita pulang aja." sahut Daffa kemudian menatap Dira. Mata mereka bertabrakan, kayak truk masuk jurang... dalem deh. Tatapan yang dalam, hatinya bergetar hebat~ Jedaaar! #eh

"Iya, habis.. Om Daffa enggak nepatin janji! Om Daffa enggak dateng kerumah kemaren, Om kan janji tapi kenapa enggak dateng? Pokoknya Om Daffa jahaaat!" kutuk gadis kecil ini. Melipat kedua tangannya.

"Om Daffa sibuk pacaran kali Nya.." sindir Dira yang awalnya keceplosan ngomong.

Nyanya manyun. Daffa memperbesar matanya pada Dira. "Ih, Dir.. enggak baik ngomong begitu sama Nyanya. Dia masih kecil tau, mana tau kayak begituan." jelas Daffa langsung.

"Nyanya jangan dengerin Mami kamu ya.. Om gak sibuk pacaran kok, buktinya kemaren pacar Om gak ada. Gak tau kemana, emang lagi berantem Nya. Terus.. Om enggak nemuin kamu itu, bukan karena gak mau... takut ganggu Mami kamu ini yang lagi pacaran. Gitu, maafin Om yaa?" jelas Daffa dengan polosnya. Jujur banget, dan.. enggak megang kata-katanya sendiri. Malah curhat!

Dira terperangah mendengar ucapan Daffa yang begitu jujur. "Harusnya gue yang ngomong sama lo, anak kecil mana tau masalah begituan, apalagi masalah pribadi lo." gumam Dira sinis pada Daffa.

"Bener Mi, Mami udah punya pacar? Emang siapa Mi?" tanya gadis kecil itu sekarang. Kemudian matanya tertuju pada Daffa. "Om Daffa... Iya deh, Nyanya maafin."

 Daffa tersenyum puas. Dira sewot. Daffa bego.. bego.. bego...kutuknya dalam hati. Sebaaal!

*****

Iqbal dan Kania dalam perjalanan pulang. Gadis itu tak mengacuhkan Iqbal lagi. Ada seseorang yang menelfon nya. Kania sibuk dengan orang yang menghubunginya di seberang sana, tampak sekali... Kania sangat senang menerima panggilan dari orang tersebut. Iqbal cuma bisa menahan dirinya, menahan rasa cemburunya.. tetap teguh pada pendiriannya, walaupun dia udah sewot dan ngutuk-ngutuk banget sama orang yang ganggu acara dia dan Kania.

"Ah, beneran... haha.. gimana ceritanya? Ngomong-nya sekarang kangeen lo, entar mah enggak!"

Mendengar perkataan Kania yang seperti itu memang benar-benar membuat Iqbal terbakar. "Okeh Beb, terserah.. terserah.."

Beb? Bah! Hancur sudah perasaan Iqbal. Kania melirik Iqbal dengan senyum manisnya. Menjauhi sebentar ponselnya dari telinga. "Bal, bentar yah... bentar lagi."

Bentar? Sampai kapan? Ini gue udah kebakar! kutuk Iqbal sendiri.

"Okey, see u later. Miss you too. Hahaha!" kalimat terakhir yang di dengar Iqbal yang membuat dirinya menjadi butiran debu.

Iqbal menghela nafas panjang. Mencoba mengendalikan dirinya sendiri, hatinya sudah remuk.. di buat oleh gadis yang berada di sebelahnya sekarang. "Bal.." sapa Kania pelan.

MINE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang