"Mau kemana malam-malam gini?!" tanya Daffa pada Dira. "Tadi katanya mau disini?" Daffa menahan Dira yang akan keluar malam-malam begini.Dira mengambil jaketnya yang di letakkannya di atas sofa milik Daffa. "Ada perlu say, ya udahlah, gak usah peduliin gue." jawab Dira santai. "Gue gak akan mempan sama petuah lo itu." kata Dira tersenyum. "Gue emang suka sama lo Daf, tapi gak untuk ngejalanin hidup lo yang garing itu." tutur Dira.
"Oke, entar gue pulangnya subuh ya... Suamiku!" Dira mengedipkan sebelah matanya.
Daffa tambah terdiam mendengar kosakata baru mahluk gila seperti Dira. 'Suamiku'. Kapan nikahnya coba? Ini benar-benar membuat Daffa tambah pusing. Dan Dira menghilang. Baru saja Daffa akan melarangnya pergi, tapi apa sekarang? Gadis itu sudah menghilang. Ia segera berlari ke arah bawah, namun apa? Dira sudah pergi dengan taksi.
"Ah, itu orang mau kemana lagi sih?!" runtuk Daffa kesal. "Gila yah, dateng, pergi seenaknya aja!" dumel Daffa sendiri. Dia melipat kedua tangannya sekarang. "Iya yah, Dira pergi.. terus? Gak ada masalah dong?! Bebas? Yes!" teriak Daffa kesenangan.
"Aduh, sampai lupa, kenapa gak kepikiran ya?" lanjut Daffa lagi. Dia melangkah santai masuk kedalam apartemennya. Sambil bersenandung kecil, setidaknya dia tidak akan tidur seranjang dengan Dira malam ini. Seperti apa yang di katakan gadis rada gila itu.
*****
Dira masuk kedalam salah satu Bar tempat dia biasa nokrong. Dira membuka jaketnya saat sampai disana. Matanya mencari-cari sosok Elena sekarang. Sudah seharian temannya itu tak ada kabar sedikitpun. Nomornya pun tidak aktif, lalu kemana Elena?
"Eh elo.." ucap Dira memanggil seorang cowok yang sering datang ke Bar tersebut. "Lo liat temen yang sering sama gue gak?"
Pemuda itu menggeleng pelan. "Enggak, terakhir kan sama lo kemaren, waktu dia sama Christ itu kan?" tebaknya.
Dira melipat kedua tangannya sekarang. Ia mengangguk tanda mengerti, "siapa nama lo?" tanya Dira.
"Kevin." jawab pemuda itu singkat, ia segera pergi dari hadapan Dira.
Gadis itu menghela nafas panjang, kembali ia memakai jaketnya. Kemana Elena? Rumahnya sepi, handphonenya tak aktif. Dira benar-benar gelisah.
Ia duduk di salah satu meja di dalam Bar itu, meminta waiters mengambilkan minuman untuknya. Rasanya dunia hampa jika ia tidak mengkonsumsi ini. Alkohol.
Saat Dira akan meneguknya, Tiba-tiba seorang pemuda datang, mencegah Dira yang akan meminum alkohol berkadar tinggi tersebut. Tau siapa dia? Dia Daffa.
"Eh, suami gue.. ada apa datang kesini?" tanya Dira sambil melepaskan minumannya dari tangan Daffa. "Kangen yah? Iya yah say?" Dira mengedipkan sebelah matanya pada Daffa. Hal yang tak pernah ketinggalan, saat mereka bertemu.
Daffa menggelengkan kepalanya. Sejujurnya, ia tak bisa tidur memikirkan Dira yang keluar malam-malam begini. Daffa tak bisa pura-pura tak peduli, ini berbeda. Berbeda saat Daffa menghadapi gadis-gadis lainnya. Ia bisa saja berakting cuek.
"Minum say," Dira tak sungkan mengajak Daffa yang lurus untuk meminum wine berkadar tinggi. Daffa cepat-cepat menjauhkan botol itu dari tangan Dira.
"Dir, kita pulang yuk." ajak Daffa baik-baik. "Ngapain lo disini? Disini itu bau..." komentar Daffa melirik ke arah sekelilingnya.
Dira menatap Daffa dalam. "Jangan ngatur gue deh." Gadis ini memperingati Daffa.
Mendengar perkataan Dira, Daffa segera memberi jawaban. "Gue emang baru kenal ya sama lo Dir, dengan sikap lo yang kayak gini, gue jadi cemas tau." ungkap Daffa. "Gue gak tega liat lo keluar malem-malem gini Dir. Ayolah." nasehat Daffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE!!
Teen FictionKisah seorang gadis yang sangat terobsesi dengan pemuda polos bernama Daffa Kayana Satria, apapun akan dilakukan gadis itu demi mendapatkan perhatian Daffa. " Gue lg mikir nih, gimana cara dapetin Daffa!" ujar Adira bersemangat. "Gak pernah lirik gu...