Chapter 22

1.2K 47 5
                                    


 

Sudah beberapa hari berlalu, Kania nyatanya tak juga muncul di permukaan. Dia menghilang begitu saja, Abbas juga sudah menceritakan semuanya pada Dira. Awalnya, Gadis cantik itu tak percaya dengan ucapan Abbas, namun.. Dira mencoba mengerti dan berjanji pada Abbas untuk membantunya meminta maaf pada Kania yang tidak terima dipermainkan seperti itu oleh Abbas.

Nomornya tidak aktif, dirumah pun dia tak ada. Biasanya, Iqbal pasti tau Kania kemana dan dimana. Tapi apa? Yang di cari juga tak muncul. Sebenarnya ada apa ini? Daffa juga kembali lengket pada Rana. Dira hanya memperhatikan pemuda itu dari jauh, membiarkan terlebih dahulu Rana melakukan apapun apa Daffa. Alhasil, Daffa sendirian. Hanya di temani Kinan yang sibuk meminta nomor kontak Bryan. Kemarin, Bryan ke rumah untuk menanyakan tentang Daffa pada Dira. Dari situ, Kinan benar-benar sibuk sendiri meminta nomor Bryan padanya.

"Gue bilangin Mama ya Ki?" ancam Dira mencubit kedua pipi adiknya. Dia akan berangkat ke kampus pagi ini. "Minta aja sama orangnya, kan lo udah tukeran akun instagram kemaren. Apa lagi? Huuh!"

"Ayolah Kak. Tolongin gue. Gak sempet minta nomernya kemaren.. please..."  rengek Kinan lagi pada kakaknya. Dira menolak. "Minta sendiri pokoknya.. Gak mau tau.."

"Yah!!" rungut Kinan kesal.

*****

Saat berada di kampus, Dira bertemu dengan Iqbal yang baru saja menampakan batang hidunya sekarang. Dengan cepat Dira mendekat pada Iqbla yang tampak sangat tak bersemangat pagi ini. Entah kenapa.

"Bal. Lo ada ketemu Kania enggak beberapa hari ini? Kemana aja sih lo? Kok juga ikut-ikutan ilang sih?!" Tanya Dira.

Iqbal menghela nafas mendengar perkataan Dira. "Gue gak tau Kania dimana. Sama pacarnya mungkin." jawab pemuda itu sedikit sewot.

Dira tertawa. Tertangkap sekali mata Iqbal sekarang, dia benar-benar cemburu, kecewa. "Aha, gue tau Bal. Lo cemburu kan, denger Kania udah punya pacar... ciee, nyerah lo?"

Iqbal memperbaiki letak tas yang di sandangnya sekarang. "Daffa makin deket aja sama Rana. Tuh cewek ngehancurin Daffa aja, lo udah jalanin rencana belum sih? Pokoknya bikin Daffa sama Rana putus Dir. Sama lo kek, enggak apa-apa." Dia mengalihkan pembicaraan.

"Gak usah ngalihin pembicaraan deh. Jawab dong, iya kan?"

Iqbal menarik alisnya keatas. Memperhatikan gaya Dira yang sudah berubah. Pakaiannya lebih sopan. "Nah, kalau kayak gini kan lo cantik Dir. Hehehe..." Pemuda ini nyatanya kembali mengalihkan pembicaraan.

"Fix, Iqbal lo adalah cowok paling cemen yang pernah gue kenal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fix, Iqbal lo adalah cowok paling cemen yang pernah gue kenal. cowok yang gampang nyerah buat cewek yang dia suka sekian lama-nya sampai jelas banget malah. Gak laki banget kalau kayak gini mah." Ledek Dira kemudian.

Iqbal tersenyum santai. "Adira Ghava Putri, harusnya gak boleh ngomongin gue kayak begitu. Kenapa? Karena lo sendiri udah biarin Daffa pergi sama cewek lain yang enggak ada baik-baiknya di banding elo yang di cap bandel. Adira cuma berani ngomongin orang, bilang orang cemen." balas Iqbal.

MINE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang