Chapter 7

1.4K 53 0
                                    


"Kinan, gue pulang dulu yah.. jangan bandel-bandel disini." Dira mengacak-acak rambut adiknya yang baru pulang sekolah. "Cari cowok itu yang ganteng, yang baik, yang kaya. Oke?" Dira mengedipkan sebelah matanya ke Kinan. Gadis itu nyatanya cemberut mendengar pernyataan kakaknya.

"Udah, sana lo pergi! Jangan banyak ngomong lagi! Sumpek liat muka lo disini.." cecar Kinan mengambil koper kakaknya ke arah Mobil Dira. "Udah pamit belum lo sama bonyok?"

Dira tersenyum tipis mendengar perkataan adiknya. Baginya, Kinan bukan hanya seorang adik, dia juga sahabat yang baik. Walaupun Dira nyatanya sering mendapat kecaman keras dari adiknya tentang cara hidup Dira yang tidak masuk dengan gayanya. 

 
BRAAK!

 
Bunyi yang keras dari bagasi mobil Dira. Kinan melirik kakaknya sekarang dengan cengiran yang penuh arti. "Udah kan? Sana lo pergi." kata Kinan ingin melalui Dira. Gadis itu melirik adiknya dengan tatapan kesal sekarang, ia berlari menuju adiknya lalu mencubit kedua pipi Kinan. Mencium pipinya. "HAHAHA!" tawa Dira sesudahnya. 

"Huh! Rese lo!" Kinan mengusap pipinya. 

"Untung lo adik gue aja Nan, kalau bukan mah... udah gue bunuh." kata Dira sesudahnya. "Udah bagus gue cium.." cibir Dira kemudian masuk kedalam mobilnya. 

*****

 
Sudah beberapa hari ini Daffa tak dapat kabar sedikitpun dari Dira. Tak sama sekali. Daffa enggan untuk menghubungi gadis itu. Dia, mungkin terlalu sibuk dengan Rana. Ya, selama beberapa hari ini dia dekat dengan Rana. Iqbal dan Bryan nyatanya tak begitu peduli dengan hubungan Daffa dengan Dira yang lagi panas-panasnya sekarang. Mereka mengerti dengan apa yang tidak di jelaskan. Berbeda dengan yang lainnya, mereka sudah mulai mengatakan Daffa selingkuh dengan Rana. Dan berulang kali pula lah Daffa mengatakan dia tak punya hubungan apapun dengan Dira. 

"Kenapa Dira enggak kelihatan ya akhir-akhir ini?" tanya Rana saat berjalan di sebelah Daffa. Pemuda itu acuh tak acuh sekarang. 

"Masa sih, kamu gak tau kemana Dira? Biasanya.. anak cowok udah heboh kalau dia disini." kata Rana pada Daffa. "Kamu beneran Gak pacaran sama dia?" Rana kembali bertanya.

Daffa mengernyit dahi mendengar perkataan Rana. "Enggak.." jawab Daffa sekenanya pada Rana. "Dia aja yang ngikutin gue terus." batin Daffa kemudian.

Rana tersenyum mendengar perkataan Daffa. "Malam ini, kamu ada acara gak Daf?"

"Kayaknya enggak, emang kenapa?"

"Aku mau ngajak kamu ke acara ulang tahun temen aku. Kamu mau kan.. nemenin aku?" ajak Rana sekarang.

Daffa tampak berfikir sebelum ia menjawab ajakan Rana. Pada akhirnya, Daffa menerima ajakan Rana.

*****

 "Hallo? Iya Christ.. kenapa lo?" 

Dira sedang berbicara dengan Christ melalui telepon genggamnya, temannya. "Gue lagi di jalan nih Christ, kemaren gue pulang ke garut, ini lagi di jalan mau pulang." lanjut Dira lagi. Ia terus mengemudi dengan sebelah tangannya. 

"Oh gitu. Ya udah deh, gue tunggu di bar ya entar malam." ujar Christ pada Dira. "Udah lama gak liat bangkai lo disini. Oke?" 

"Hahaha! Enggak deh Christ, kalau lo mau ketemu gue, jangan disana. Gue lagi males, di tempat lain aja.. siang." usul Dira. "Malam ini, gue mau kerumah seseorang." curhat Dira. 

"Jadi? Lo udah lupain gue?" tuduh Christ sambil bercanda. Ya, sebenarnya Christ juga adalah mantan Dira. Mantan yang jadi bahan mainan bagi Dira. 

MINE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang