Chapter 5

1.4K 59 0
                                    

Bangun tidur, Dira kembali melihat Daffa yang tertidur pulas di sampingnya. Dira menghela nafas panjang melihat dirinya di sebelah Daffa lagi. Berarti, tadi malam dia tidak pulang kerumah, melainkan ke apartemen Daffa. Tak berapa lama setelah itu, Daffa bangun dan duduk tepat di sebelah Dira kali ini. Mata mereka saling bertatapan. Dira segera memeluk Daffa erat. "Thanks yah, gak ngusir gue keluar dari apartemen lo." ucap Dira berterimakasih. Ia berdiri di depan Daffa sekarang. Memberikan senyum.

"Gue gak bakalan ganggu elo lagi kok. Lo tenang aja, ini hari terakhir." kata Dira mengambil jaketnya. "Gue pamit ya, makasih banget."

Daffa terperangah mendengar ucapan Dira. "Dir! Lo ngomong apa sih?" ucap Daffa menahan Dira yang akan keluar dari kamar Daffa. "Lo masih mabuk yah?"

Dira tersenyum simpul mendengar perkataan Daffa. "Lo ngarep apa lagi sih Daf? Gue deketin lo, salah. Sekarang gue mau hilang dari hidup lo juga salah?" Dira mengkoreksi perkataan Daffa. "Gue udah sadar, seratus sepuluh persen udah sadar!"

Daffa mengernyit dahi. "Lo gak boleh pergi dari gue." kata Daffa dengan tampang polosnya. "Gue udah janji tadi malam sama lo, gak bakalan ninggalin lo." tuturnya.

Dira tertawa sekarang. Tertawa puas mendengar penuturan Daffa. Ia memeluk Daffa lagi. "Polos banget." gumam Dira singkat. Ia mencium Daffa sekilas. "Kalau itu yang lo mau, ya udah. Tapi, gue gak nanggung ya.. kalau misalnya lo sakit hati gara-gara gue," jawab Dira kemudian.

"Sekarang, Dira mau pergi dulu ya Daffa. Pagi ini gue telat bangun, dan mungkin Elena udah berangkat sekarang," Dira menghela nafas panjang sekarang, "Gue mau pulang kerumah Nyokap di garut nanti, jadi.. lo lupain aja ya, soal janji lo itu, gak masalah kok." jelas Dira lagi. Ia juga tak tega mempermainkan Daffa seperti itu.

"Beneran?" Daffa memastikan perkataan Dira. Gadis itu mengangguk santai.

"Ya udah, gue pulang dulu ya.." Dira pamit kepada Daffa.

Daffa menahan tangan Dira. "Gue anterin pulang ya?" Daffa menawarkan. Dira melipat kedua tangannya lalu tersenyum. "Ya, terserah lo sih."

*****

Sesampainya di rumah Dira, gadis itu menarik tangan Daffa masuk kedalam. "Ini rumah gue, sorry berantakan. Gak punya waktu buat beresin. Sekali punya waktu. males." Jawab Dira sekenanya. Ia meninggalkan Daffa di ruang tengah rumahnya.

Daffa tampak cengo melihat pemandangan di depannya. Ini, seperti kapal pecah yang kemudian di hancurkan. Banyak botol-botol minuman di sekitarnya, berserakan di sudut ruangan. Banyak puntung-puntung rokok juga. Semua benar-benar tak enak di pandang mata.

"Dira! Elo dimana sih?" teriak Daffa dari ruang tengah rumah Dira.

"Gue di kamar! Kesini deh.." jawab Dira berteriak dari kamarnya.

Daffa berjalan menuju kamar Dira. Benar-benar berserakan setiap sudutnya. Daffa menggelengkan kepalanya sekarang. "Gini ya yang namanya Dira itu?" ucapnya dalam hati.

"Dir... ini rumah gak mau lo beresin apa? Ini udah kayak kapal pecah banget soalnya." komentar Dafa pada Dira yang ternyata sedang ganti baju. Sadar, Daffa langsung menutup matanya dengan tangan. Dira mendekat ke arah Daffa sambil tertawa. "Gak usah di tutup juga matanya, entar lo juga bakalan lihat." Dira memindahkan tangan Daffa yang tadinya menutup mata pemuda itu.

Daffa terpelongo melihat Dira yang mengenakan tank top sekarang. Serta menggunakan celana pendek. Dira kembali mencari-cari baju yang ada di dalam lemarinya. "Damn! Ini baju gue kenapa gak ada yang lengan panjang ya?" gumam Dira kesal.

"Pendek semua, ketat semua. Bokap bakalan marah kalau gue pake baju-baju kayak gini.."

Daffa mendekat ke arah Dira. "Masa gak ada?" heran Daffa. "Makanya, jadi cewek itu... jangan pakai baju yang ketat mulu." nasehat Daffa lagi.

Dira melirik Daffa yang sekarang berada di sampingnya. "Beliin gue dong say?" kata Dira menaik turunkan alisnya pada Daffa. "Satu aja udah."

Daffa menepuk bahu Dira. "Kemaren, gue lihat.. waktu di kampus bajunya agar longgar, pakai itu aja ya dulu sekarang?" ucapnya.

Dira mulai berpikir sejenak. "Oh iya yah, gue sampai lupa... Say, gue bukannya gak punya baju yang agak longgar ternyata.."

"Terus?"

"Gue taro di gudang."

Daffa kembali terdiam mendengar penuturan Dira. Gadis itu segera pergi dari hadapan Daffa ke arah gudang rumahnya. Baju-bajunya yang berlengan panjang dan longgar, memang disimpannya dalam koper dan di letakkannya di gudang rumah.

Dira kembali muncul dengan celana panjang dan baju kaos yang longgar. Pakaiannya Dira kali ini sangat sopan. Dira juga menyisir rambut panjangnya. Gadis itu lalu mengambil rokok yang di letakkannya di atas meja riasnya. Daffa berjalan ke arah Dira lalu mengambil rokok itu dari tangan gadis itu.

 Daffa berjalan ke arah Dira lalu mengambil rokok itu dari tangan gadis itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ginikan cantik Diranyaaa..

"Eh, gak boleh ngerokok lah..." kata Daffa pada Dira. "Udah cantik gini, kalau ngerokok itu gak cantik." komentar Daffa tiba-tiba.

Dira melipat kedua tangannya melihat Daffa. Ia menyudutkan pemuda itu ke dinding dengan gaya-nya yang preman banget. Ia menyandarkan satu tangannya ke dinding dan melihat Daffa. "Berarti kemaren-kemaren gue gak cantik di mata lo?" tanya Dira.

Jleb~

Daffa merasa sangat risih dengan tatapan tajam Dira saat ini. "Jangan liatin gue kayak gitu kenapa sih Dir." sahut Daffa mengalihkan pandangannya. Dira menarik dagu pemuda itu agar melihatnya. "Iya, jawab dulu dong, apa maksudnya.."

"Sayang, jawab dong..." lanjut Dira menggoda Daffa lagi. "Jangan bilang lo suka juga ya, sama gue? Kayak gue suka sama lo gitu?"

"YA ENGGAK LAH!" jawab Daffa mendorong tubuh Dira kebelakang.

"Ya, terus kenapa lo ngikutin gue?" tanya Dira lagi. "Alah, bohong.." ucap Dira.

Daffa menatap Dira dengan tatapan kesal. "Gak usah ge-er. Ya udahlah, gue pulang dulu."

"Mau pulang ke garut kan? Sampai sana jangan keluyuran, terus makan yang banyak.. tahan ngerokok ya, permisi.." Nasehat Daffa sebelum keluar dari kamar Dira.

Dira tertawa mendengar perkataan Daffa. "Dasar, mahluk aneh!" kutuk Dira. Sebenarnya yang aneh itu siapa? -_-

Bersambung..

Maafyak pendek, aku lagi buntu ide nih😁
Jangan lupa vote dan komen yaaah😉😉..



MINE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang