Chapter 19

1.2K 63 3
                                    


 

"Jadi, urusannya apa ngajak gue kemari?" tanya Dira saat berada di kantin kampus bersama dengan dua orang di depannya. Iqbal dan Bryan. Seolah tak pernah terjadi apa-apa, Dira masih berusaha melihatkan senyum terbaiknya.

"Lo ngomong Bry," senggol Iqbal pada Bryan. Pemuda itu segera menolak. "Lo aja..." tolak Iqbal.

Melihat reaksi dua orang di depannya itu, Dira tertawa kecil. "So? Gak ada yang mau ngomong nih? Ya udah deh gue.."

"Eits! Tunggu dulu Dir," Iqbal memotong ucapan Dira.

"Kita mau minta maaf sama lo." lanjutnya menatap Dira penuh harap. "Maaf, kalau selama ini... kayaknya kita udah salah sama lo." perkataan Iqbal di iya-kan oleh Bryan.

Dira tersenyum santai. "Kayaknya, enggak ada yang harus di permasalahin deh.. Udah, woles aja." jawab Dira dengan besar hati.

Bryan dan Iqbal menatap Dira dengan pandangan tidak percaya. Beneran ya? Dira beneran baik ya ternyata!
 
"Ada yang lain lagi yang mau di omongin?" pandangan Dira bergantian melirik Iqbal dan Bryan.

Bryan dan Iqbal mengangguk mantap. "Daffa, enggak percaya sama kita, Daffa.. lebih percaya sama Rana. Padahal, udah banyak bukti kalau Rana itu selingkuh. Tapi, Daffa tetep aja enggak percaya. Bisa kan, bikin Daffa sadar Dir?"

Dira merengutkan keningnya. "Bryan, Bal. Kalian harusnya tau, batas gue sebagai temen itu gimana. Gue, gak mungkin ngatur-ngatur hidup Daffa. Soal gimana dia sekarang di begoin, ya.. urusan dia." tolaknya.

"Gue ini siapa? Ngatur hidup dia?" kata Dira mengakhiri perkataannya.

Bryan dan Iqbal tersenyum. "Kita ngizinin kok, elo ngatur hidup Daffa." jawab mereka kompakan.

Dira terdiam di tempatnya. Tak habis pikir dengan ucapan mereka. Dira terdiam, tampak betul masih berpikir.

*****

Dira menceritakan semuanya kepada Kania. Tentang keinginan Bryan dan Iqbal. Nyatanya, Dira mengindahkan perkataan Iqbal dan Bryan. "Karena itu permintaan, jadi.. gue bakalan ngelakuin sesuai permintaan aja." jawab Dira di iringi senyum.

Kania tertawa. "Bilang aja suka. Udah." cibirnya.

Dira tak menyahut perkataan Kania. Dia ingat Elena. Tadi, Dira sempat membuka twitter, dan ada direct massage dari Elena yang tak di balasnya, bahkan belum sempat dia baca.

"Hm, Elena apa kabar ya?" gumam Dira melirik Kania yang duduk di sebelahnya. dia tersenyum manis, gaya-nya sudah sedikit sopan sekarang.

Kania memeluk bahu Dira. "Kangen ya lo sama Elena?"

Dira mengangguk. "Kangen gila-gila-an lagi sama Elena." jawab Dira jujur. "Beruntung, gue masih punya temen kayak lo Kan,"

"Tanya kabarnya dong." sahut Kan kemudian. Dira segera mengangguk mendengar usulan Kania. Detik kemudian, Dira sudah mendapati Kania telfonan. Sama Abbas. -_-

Gadis cantik itu geleng-geleng kepala melihat Kania. Dia kemudian membuka instagram dan mengirim pesan pribadi pada Elena. Dia, tak memilih Twitter untuk membalas pesan Elena.

El! Apa kabar disana?

Kangen nih sama lo, udah berapa waktu ini lo gak ngasih kabar sama gue..

Bahkan dari awal lo pergi kuliah ke negri sono.. Jahat :(

El, Daffa udah punya pacar, dan itu bukan gue.

Gue juga punya anak loh! Anak angkat. Namanya Vanya.

Banyak yang terjadi, semenjak lo pergi. Sayang, lo enggak di sebelah gue friend!

MINE!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang