Hanya karena sebuah taruhan konyol, Nadine harus membuat pria yang terkenal dingin dan tak peduli sekitar---bahkan gelarnya sebagi primadona sekolah---mencintainya dengan sepenuh hati. Tentu saja Nadine tidak melakukannya karena ia menyukai James. I...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan lupa Vote dan Spam komen! Perhatikan jika ada typo!
Selamat Membaca ❤
***
Nadine terbangun saat sinar matahari menabrak wajahnya. Matanya mengerjap, membiasakan netranya dengan cahaya putih yang membangunkannya. Ia merasakan sesuatu yang berat di sekeliling perutnya saat berusaha bangkit untuk pergi ke kamar mandi. Betapa terkejutnya Nadine mendapati James tidur di sampinya dengan kepala yang berada di sela-sela rambut dan leher Nadine, serta tangan dan kaki yang membelit tubuh gadis itu.
Pelan-pelan, Nadine membalikkan tubuhnya menghadap James tanpa membangunkan pria itu. Jika sedang tidur James terlihat seperti seorang pria yang menggemaskan dan polos. Bukan pria mesum yang menyebalkan. Lengkungan hitam di atas matanya, membawa kesan tegas yang menyeramkan dengan bibir tebal berwarna merah muda yang terlihat menggoda untuk dicium. Tubuh bagian atas James yang memperlihatkan tatonya membuat Nadine menghangat, apa lagi ketika melihat namanya terukir di bagian kiri dada pria itu. Nadine tersenyum, membayangkan saat James berada di tukang tato dan meminta untuk mengukir namanya tepat di jantung pria itu.
Rambut tebal dan panjang milik James terasa menggelitik ketika mendarat di kulitnya yang mulus. Semakin menenggelamkan wajahnya di leher Nadine ketika cahaya matahari mengenai wajahnya. Nadine hanya terkekeh, kembali membingkai wajah James dengan jari-jarinya. Mengusap pelan jambang tipis yang berada di sekitar rahang pria itu. Mengamati setiap tato di tubuh James, hingga mengelus bibir James, yang berakhir dengan ciuman kecil.
Mendengar James mengerang, Nadine menjauhkan tubuhnya. Berusaha setenang mungkin ketika James membuka matanya dan menatap ke arahnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Pria itu tersenyum simpul, mendekatkan diri ke arah Nadine dan memberikan ciuman-ciuman di wajah gadis itu, hingga berakhir dengan ciuman panas dan panjang dengan deru nafas yang memburu.
"Morning kiss."
***
Nadine berjalan di pesisir pantai Santa Monica dengan pasir lembut yang memanjakan kakinya. Nadine mengenakan baju model terusan tanpa lengan dengan motif rumit yang dipilihkan James untuknya. Neptune! Terkutuklah James yang melaranya menggunakan bikini.
Orang waras mana yang menggunakan pakaian yang menutupi tubuhnya ketika dia berada di pantai. Apalagi saat ini sedang musim panas. Lagi pula ini Los Angeles. Sepanjang mata memandang semua wanita mengenakan bikini seksi milik mereka, tidak akan ada yang memperhatikan Nadine jika ia mengenakan bikini atau bahkan telanjang sedikit pun. James benar-benar berlebihan. Sedangkan James, pria itu tampil dengan setelan santai berupa kaos putih dan celana pendek berwarna hitam dan putih yang diperjelas dengan corak khas pantai.
Pantai sudah ramai dengan pengujung padahal jam baru menunjukkan pukul sembilan. Anak-anak berlarian di pinggir pantai, dan sebagian lagi berusaha membuat istana pasir terindah milik mereka. Beberapa wanita bersantai dengan kacamata dan segelas limun atau kelapa muda di samping mereka. Kebanyakan pria berada di air, berselancar atau hanya sekedar berenang. Ada juga pasangan yang bercumbu di atas kain tipis dan beberapa keluarga yang tertawa sambil bernyanyi.
