Nadine sedang menghabiskan malam bersama kedua temannya di sebuah pub besar di kawasan pusat kota Melbourne. Mereka duduk di sebuah sofa membundar dengan gemerlap hiburan malam yang menenangkan jiwa. Orang-orang menari dengan liar di lantai dansa. Bau alkohol dan asap rokok bercampur satu di udara. Musik yang dimainkan mengendalikan raga, membuat siapa pun siap menari di mana pun. Termasuk dengan Nadine, Valerie dan Sofia. Mereka menari di atas sofa dengan sebotol jack daniels di tangan mereka. Asap rokok mengkuar dari hembusan yang dilakukan oleh sofia hingga masuk ke dalam pernapasan orang-orang di sekitarnya.
"Aku merasa berada di surga!" Valerie berteriak di telinga Nadine, membuat wanita itu mendengus kesal sambil menjauhkan diri dari jangkaun temannya tersebut.
Mulai lelah menari, Nadine duduk di sofa sambil meneguk alkoholnya. Membawa minuman itu melewati tenggorokannya dengan sensasi panas dan dingin yang membakar jiwa. Ia mengamati kedua temannya yang menari dengan gila. Dan Sofia sudah membawa satu pria yang kini berciuman di depannya. Nadine tidak menyalahkan Sofia sama sekali untuk kekacauan yang dibuatnya. Wanita itu terlalu cantik dan seksi untuk dilewatkan begitu saja. Dan ia bersumpah sebentar lagi, Sofia dan pria itu akan lenyap dari hadapnnya untuk menghabiskan malam panas di sebuah kamar hotel atau toilet wanita. Keduanya adalah pilihan yang bagus untuk bercinta.
Astaga. Sebelum memutuskan untuk bersekolah ke Melbourne, Nadine tidak berpikir hidupnya akan sebebas ini. Ia tidak pernah membayangkan di umurnya yang baru saja genap delapan belas tahun, ia sudah meminum alkohol dan berciuman dengan pria. Satu hal yang tidak pernah dilakukan olehnya di Filipina---negara asalnya. Kedua orangtuanya membatasi pergaulannya. Ayah-nya selalu membatasi jam malamnya atau di saat ia menghabiskan waktu bersama teman-temannya, sekali pun. Tapi di sini Nadine tinggal sendirian di sebuah apartemen. Dan ia bebas pulang jam berapa pun. Tidak akan ada yang memarahinya, atau membatasi jam malamnya. Ia bebas melakukkan apa pun. Tapi untuk kebebasan ini, Nadine harus membujuk ayahnya yang keras kepala demi bisa tinggal dan bersekolah di Australia. Untung saja ibunya yang baik dan cantik, bisa menyakinkan ayahnya untuk ini.
Satu keberuntungan lagi yang ia dapat dari Australia adalah menjadi ratu lebah di sekolahnya. Ia tidak menyangka gadis Asia sepertinya bisa dikenal satu sekolah. Hanya ia satu-satunya gadis Asia yang disukai banyak orang dan dihormati oleh siapa pun. Dan Nadine yakin, semua yang didapatkan karena kekuasaan ayahnya di sekolah ini. Bagaimana bisa ayahnya membeli sekolah itu, ketika ia memutuskan untuk bersekolah di sana. Nadine akan mengatakan bahwa ayahnya sendiri benar-bener gila.
Tapi, menjadi primadona sekolah tidak selalu menguntungkan atau pun menyenangkan. Buktinya di balik banyak pria yang mengaguminya, para gadis selalu tidak menyukainya. Ada yang melakukannya secara terang-terangan dan ada juga yang menggunjingnya dari belakang. Nadine tidak peduli sama sekali dengan mereka. Persetan dengan itu semua, pikir Nadine.
Sofia datang dari arah belakang dengan wajah segar. Dan Valerie sudah menghabiskan satu botol jack daniels-nya. Kedua gadis itu sedang duduk di hadapannya sambil memainkan ponsel. Nadine heran mengapa Valerie belum mabuk walau ia sudah menghabiskan sebotok jack daniels sekali pun. Kekuatan Valerie dalam meneguk alkohol tidak pernah dapat diragukan. Lagi pula Valerie meminum alkohol saat ia berada di kelas dua sekolah menengah pertama. Di mana saat itu meminum soda pun, Nadine dibatasi oleh ayahnya. Dengan alasan tidak baik untuk kesehatan.
"Kau tidak memilih pria?" tanya Nadine pada Valerie yang mulai meneguk botol keduanya.
"Tidak. Aku sedang memiliki tamu bulanan."
Nadie mengangguk. Lalu ia menatap Sofia yang sepertinya masih menikmati sisa-sisa kenikmatannya. Gadis itu selalu menggigit bibirnya dan memainkan lidah di sekitar mulutnya. Benar-benar menjijikkan!
"Bagaimana denganmu?"
Nadine tersentak dengan pertanyaan tiba-tiba yang diajukan oleh Valerie. Gadis itu tidak akan bertanya jika itu bukan menyangkut hal penting. Dan masalah pria atau segala seks yang mereka bayangkan, bukan pertanyaan penting untuk diajukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seducing James (Selesai)
FanfictionHanya karena sebuah taruhan konyol, Nadine harus membuat pria yang terkenal dingin dan tak peduli sekitar---bahkan gelarnya sebagi primadona sekolah---mencintainya dengan sepenuh hati. Tentu saja Nadine tidak melakukannya karena ia menyukai James. I...