Chapter 26

3.5K 247 11
                                    

PLAYLIST NOW
BTS Jungkook (Cover) - Nothing Like us by Justin Bieber

PLAYLIST NOWBTS Jungkook (Cover) - Nothing Like us by Justin Bieber

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koreksi kalau ada typo!
Jangan lupa spam komen dan vote!

Selamat membaca :)

****

Keesokan harinya Nadine kembali berusaha untuk menghubungi James. Ia semakin frustasi ketika ponsel pria itu sama sekali tidak bisa dihubungi. Nomor ponsel James tidak lagi aktif. Tidak ada yang berguna dari semua kontak milik James yang ia miliki. Pria itu benar-benar menghilang dan pergi dari hidupnya. Setidaknya  James harus mendengarkannya dulu sebelum memutuskan untuk tidak berhubungan lagi dengannya.

Nadine mengikat rambutnya dengan asal. Menggunakan riasan wajah seadanya dengan mata bengkak akibat menangis semalaman. Ia akan pergi ke apartemen pria itu. Tidak masalah jika James tidak menerimanya. Setidaknya ia sudah berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka, bukan.

Nadine mengendarai mobilnya membelah kota Melboure yang dipenuhi oleh pejalan kaki yang menyebrang. Kendaraan hilir mudik, bergerak cepat dijalanan yang ramai. Berusaha tepat waktu untuk sampai di tempat tujuan. Semua orang memiliki kesibukannya sendiri, tanpa mau repot-repot untuk berusaha merasa simpati kepada orang lain. Nadine sudah terbiasa hidup seperti itu. Sendirian, tanpa seseorang di sampingnya. Ia sangat terbiasa sampai James hadir dalam hidupnya, membawa warna berbeda yang menyenangkan. Mengirimkan memori tidak terlupakan yang berusaha ingin kembali didapatkan olehnya. Nadine sudah terbiasa hidup bersama James, sampai rasanya sakit ketika pria mengacuhkannya.

Mobil yang dikendarai Nadine sampai di depan gedung apartemen James, tiga puluh menit kemudian. Suasana gedung sepi dan tenang seperti biasa. Para pekerja pembersih sibuk berlalu-lalang. Beberapa penghuni berada di swalayan di lantai satu dan sebagian lagi sibuk mencuci pakaian mereka di penatu.

Nadine melangkah cepat, memasuki lift yang baru saja sampai di lantai satu. Tidak ada siapa pun selain dirinya di dalam lift. Kakinya beberapa kali mengetuk lantai, berusaha memecah kesunyiaan dan meredamkan detak jantungnya yang berdebar lebih kencang dari pada biasanya. Bukan debaran yang bagus untuk kesehatannya. Karena faktanya semakin ia naik ke lantai atas, semakin kencang pula debarannya.

Nadine menarik nafasnya lalu menghembuskan dengan kasar sebelum melangkah keluar dari lift. Ketika pintu apartemen James semakin terlihat, keringatnya berjatuhan.  Nadine semakin gugup dan malu untuk bertemu pria itu. Malu karena kesalahan yang ia buat. Tapi Nadine juga tiba bisa hidup seperti ini. Nadine merasa James seakan menggantungnya dengan kepergian pria itu secara tiba-tiba.

Nadine mengangkat tangannya dengan ragu, berusaha mengetuk pintu apartemen James dengan sisa-sisa keberaniannya. Ia menunggu dengan gelisah, semakin gugup saat pintu terdengar terbuka dari dalam. James berdiri di hadapannya dengan wajah datar tanpa mengenakan atasan. Tubuh pria itu berkeringat, salah satu pemandangan terbaik yang pernah disaksikan oleh Nadine. Ia meneguk liurnya saat bulir-bulir keringat pria itu membasahi tato di tubuh James. Nadine rindu menyentuh tubuh itu dengan tangannya. 

Seducing James (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang