Chapter 28

3.9K 257 17
                                    

PLAYLIST NOW
Sour Diesel - Zayn Malik

Dua bab menuju ending :)

Koreksi kalo ada typo!Jangan lupa spam komen dan vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Koreksi kalo ada typo!
Jangan lupa spam komen dan vote

Selamat Membaca :)

***

Kabar putusnya hubungan Nadine dan James sudah tersebar seantero sekolah sejak penghuni sekolah melihat kedekatan Emily dan James di mana-mana. Keduanya selalu bersama. Tidak terkecuali Valerie dan Sofia, kedua gadis itu bahkan berniat menyusun rencana untuk memberi pelajaran kepada James dan Emily. Valerie berusaha menghibur Nadine dengan mengatakan kalau seorang pria brengsek memang pantas jika besanding dengan jalang murahan seperti Emily. Sial! Mengapa James bisa bersikap brengsek terhadap sahabatnya. Valeri bersumpah akan membunuh pria itu suatu saat ini. James benar-benar pria brengsek dan pengecut.

Nadine, Valeri dan Sofia berada di sebuah pub terkenal di tengah keramaian kota Melbourne. Angin musim gugur tidak membuat mereka menggunakan pakaian yang pantas untuk menghangatkan tubuh. Ketiganya menari di tengah-tengah lantai dansa, meliuk-liukkan tubuh mengikuti alunan musik yang terdengar. Nadine mabuk, tentu saja. Mereka sudah menghabiskan sebotol vodka saat Nadine menangis dan tiba-tiba membawa mereka ke lantai dansa.

Nadine menggerakkan pinggulnya. Ia mendekati seorang pria berperawakan tinggi dengan rambut pirang. Nadine berdiri di hadapan pria itu sambil tersenyum. Nadine sudah tidak peduli di mana kedua temannya saat ini. Yang Nadine butuhkan hanya melepaskan bebannya. Membuang jauh semua pikirannya tentang James. Berusaha untuk melupakan pria itu dan bersikap seakan tidak peduli sama sekali.

Pria itu menyambutnya dengan hangat. Dia melingkarkan tangannya di sekitar pinggang Nadine sambil berbisik tentang betapa cantiknya gadis itu. Nadine tersenyum, tapi ia tidak tersipu. Ia sama sekali tidak merasakan hal yang pernah ia alami ketika James memujinya. Rasanya sangat hambar.

"What's your name?" tanya pria tersebut.

Nadine menjawab dengan suara serak. "Just call me, Beauty."

"I'm Daniel Parker, by the way."

Nadine tergelak tanpa alasan apa pun. Ia mendekatkan dirinya ke arah Daniel. "Kiss me now, baby!"

Nadine mencium Daniel terlebih dahulu. Ia lelah untuk terus terlihat mengenaskan di hadapan banyak orang. Jika James bisa mencium jalang Emily, maka ia juga bisa berciuman dengan pria lain. Nadine akan membuktikan kepada pria itu kalau ia bisa hidup tanpa James. Lagi pula bukankah James sudah memutuskannya. Ia ingat bagaimana pria itu mengusirnya saat dirinya sendiri sudah berusaha memohon pengampuan kepada pria itu. Merendahkan dirinya sendiri di hadapan seorang pria. Jika James bisa melakukannya, maka Nadine juga bisa.

Bibir Daniel tidak senyaman bibir  James. Rasanya bebeda ketika Nadine mencium bibir orang lain saat ia sudah terbiasa dengan bibir pria itu. Nadine ingat ketika lidah James beusaha memasuki mulutnya, menginvasi setiap kekuatan yang ia mil---sial kenapa aku memikirkannya!

Seducing James (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang