3. Lari

10.6K 624 7
                                    

Revisi 1.0

Bandung diguyur hujan. Naufa terbangun di jam 03:11 dini hari. Dia mengeratkan pelukannya pada Alvaro karna hawa dingin yang menusuk kulit. Bagaimana tidak, dia hanya memakai kaos tipis Alvaro dan celana trainningnya.

Naufa mendongak, menatap wajah damai Alvaro. Dia heran pria ini tak kedinginan, padahal dia tak memakai baju.

"Bang, bangun~"

"Satu jam lagi," gumam Alvaro dan makin erat memeluk istrinya. Naufa memutar bola matanya, tak percaya dengan ucapan Alvaro. 1 jam lagi? Yang benar saja. Pria ini!

"Ayo bangun! Mandi!" desak Naufa dan melepaskan pelukannya.

Tanpa membuka matanya, Alvaro tengkurap dan menutup kepalanya dengan bantal. Dia tak peduli dengan rengekan Naufa.

Membiarkan Alvaro yang keras kepala, Naufa keluar dan mandi dicuaca yang dingin ini. Dia harus mandi karna perbuatan Alvaro tadi malam.

20 menit kemudian, Naufa kembali ke kamar dengan keadaan yang segar. Dia memakai jaket tebal dan celana panjang.

Alvaro masih tertidur dengan posisi yang sama saat Naufa meninggalkannya mandi. Naufa berdecak kesal. Dia membenarkan lilitan handuk di kepalanya sebelum duduk di pinggir ranjang, di samping Alvaro.

"Bang, bangun! Mandi! Bentar lagi subuh," Naufa menggoncang bahu Alvaro. Pria itu melenguh dan mengeratkan bantal yang menutupi kepalanya. Naufa mendesah kasar.

"Bang, gak ada jatah selama sebulan kalau gak bangun sekarang."

Alvaro langsung duduk dengan matanya yang langsung segar. "Siap! Abang bangun sekarang!" Naufa terperanjat karna gerakan Alvaro yang tiba-tiba.

Naufa berdecak kesal. Dipukulnya bahu Alvaro dengan wajah cemberut, "mesum!" tukasnya.

Alvaro tersenyum lebar, dia lantas memeluk Naufa dan mengecup keningnya. "Jatah abang aman kan?"

"Aman! Sekarang push up deh 100, minta jatah kan?" Alvaro cemberut. Naufa lantas menyuruhnya mandi karna takut air hangat yang ia siapkan dingin.

***

Naufa memasukkan buku-bukunya ke dalam ransel. Pagi ini sebuah pesan dari grup WA jurusannya masuk. Mrs. Cloe memajukan jadwal kuliahnya minggu ini dan Naufa tidak bisa bolos. Nilai yang diberikan Mrs. Cloe berdasarkan kehadiran dan kerajinan mahasiswanya. Dia tidak peduli jika mahasiswanya mendapat nilai A dalam ujian karna nilai itu bisa saja ia ubah menjadi F sekalipun kalau mahasiswanya sering absen dari kelasnya. Naufa tak mau itu terjadi. Dia harus hadir dan itu membuat Alvaro cemberut sepanjang pagi. Hari ini cuti terakhirnya, man! He wants to spend his time with his lovely wife.

"Gak usah cemberut gitu, Bang!" Naufa menaruh sepiring nasi goreng yang ia buat di hadapan Alvaro, lalu disusul dengan segelas susu putih.

"Siapa sih Mrs. Cloe? Gak tau orang baru nikah apa? Ngeselin banget!" gerutu Alvaro. Naufa menatap Alvaro heran, kekanak-kanakan sekali pria ini, pikirnya.

"Nau bawa motor sendiri ya?" tanyanya.

Alvaro menggeleng, "abang antar. 5 menit abang habisin ini," Naufa mengalah. Dia duduk di depan Alvaro dan memperhatikan suaminya itu makan. Maka dengan sangat cepat. Hasil didikan di akmil.

Alvaro mengantarkan Naufa dengan mobilnya, di depan pos mereka disapa oleh beberapa anggota Alvaro yang kebetulan sedang piket. Mereka juga memberikan ucapan selamat atas pernikahannya.

"Pulangnya jam berapa?" tanya Alvaro.

"Jam 10 aku sudah selesai kok, bang."

"Oke, nanti abang jemput." Naufa mengangguk. Pria ini tak bisa dibantah sama sekali. Jadi, dia manut saja.

[TAHAP REVISI TIPIS"] Surprise Marriage [RUN IN LOVE II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang