Revisi 1.0
Naufa memakai gaun hijau. Malam ini dia akan makan malam dengan keluarga Pramuda. Dia berangkat lebih dahulu dijemput Rangga. Ken, Alvaro, dan Zavier akan menyusul nanti setelah tugas mereka selesai.
Ada latihan di kodam dan mereka harus mengawasinya. Kira-kira selepas isya mereka baru lepas dari tugas tersebut.
Naufa memakai jaket untuk menutupi lengan mulusnya. Alvaro pasti akan mengamuk jika dia keluar dengan gaun tak berlengan.
Rangga tidak hanya menjemput Naufa, tapi juga Erlina, Naura, dan Wira. Sedangkan Wiro dan Lidya memakai mobilnya sendiri. Itu kenapa Alvaro anteng. Coba saja Rangga hanya menjemput istrinya, dipastikan Rangga tak akan kembali ke rumah dengan mulus.
Airis, Daabia, Edbert, dan si kecil Rain sudah datang lebih dahulu. Rain duduk di kursi khusus balita dengan wajah yang sudah cemong sana-sani karna saus spaghetti yang dihidangkan untuknya.
"Naufa!" Daabia menyapa Naufa riang. Diusia Daabia yang menginjak hampir separuh abad, kecantikan, keceriaan, dan keanggunannya masih terpancar. Airis menyalami Wira dan Wiro, kemudian Lidya dan Naura.
Tempat ini restoran bintang lima di hotel milik Club Pramuda. Hanya ada mereka di sini. Mereka berbincang-bincang menunggu yang lain datang.
Daniel dan Vale serta si kembar datang. Ya, mereka berdua tadi menjemput si kembar di bandara terlebih dahulu sebelum menuju ke tempat ini.
Tak lama, Alvaro, Ken, dan Zavier juga datang dengan kaos loreng yang dilapisi jaket.
Sudah dipastikan mereka tak sempat mandi. Namun, siapa yang peduli? Mereka tetap tampan meski belum mandi tak tun tuang tak tun tuang.
Edbert memandang Alvaro dengan mata penuh penilaiannya. "He is nothing compared to Alvin," cetusnya.
"Edbert!" tegur Daabia. Edbert melengos tak peduli. Wajahnya kesal.
Wira tertawa, "benarkah? Tapi, dia yang mendapatkan hati Naufa bukan Alvin," balas Wira.
"Pasti dia pakai pe... pelet!" Edbert tak mau kalah.
"Memangnya kau tahu apa itu pelet?" tanya Airis.
"Aku sudah mencari tahunya di internet. Pelet merupakan jenis ilmu gaib yang berfungsi untuk memengaruhi alam bawah sadar seseorang agar jatuh cinta kepada orang yang mengirim pelet tersebut," papar Edbert membuat semuanya tertawa kecuali Alvaro. Dia menatap Daniel dan Airis dengan waspada.
"Sudah, ayo pesan makananya~" suruh Daabia.
Alvaro menoleh pada Naufa, dia baru menyadari istrinya memakai pakaian seperti itu.
"Dek," panggil Alvaro pelan. Naufa menatap Alvaro.
"Kenapa, Mas?"
"Lengan mulusmu cukup buat Mas aja," bisik Alvaro dan menyampirkan kembali jaket yang Naufa taruh di senderan kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAHAP REVISI TIPIS"] Surprise Marriage [RUN IN LOVE II]
RomancePernikahan tak pernah terbayang dalam benak Naufa yang belum berumur genap 21 tahun. Namun, tiba-tiba saja semua itu terjadi. Tepat ketika dia menyanyikan lagu Perfect-Ed Sheeran ketika sang mempelai wanita melangkah mendekat pada mempelai pria yang...