21. Konsekuensi

2.1K 133 24
                                    

Naufa memandang jalanan yang seolah bergerak melalui jendela mobil taksi online. Mood-nya hancur karna dosen yang kejam tadi. Apa salahnya hamil di umur segini? Toh dia juga sudah memiliki suami. Kenapa anggapan orang-orang jika menikah dan hamil di umur yang masih belia ini pasti karna hamil yang tak diinginkan.

"Huh~" dia menghela napas panjang mencoba menenangkan diri.

Samar-samar lagu Camila Cabello terdengar dari radio mobil. Awalnya Naufa tidak begitu mendengarkan lagu itu sampai pada titik di mana liriknya sangat menggambarkan kisahnya sekarang.

Loving you was young, wild, and free
Loving you was hot and cool and sweet
Loving you was sunshine
Safe and sound
A steady place to let down my defenses
But loving you have consequences

Sekali lagi, Naufa menghembuskan napasnya berat. Ponselnya bergetar, nama dan foto profile whatsapp Alvaro tertera di layar ponsel yang menyala.

"Yeah, lovimg you have consequences."

"Nggak mau bahas itu sekarang!" sahut Naufa setelah mengetahui alasan Alvaro menelpon.

". . ."

"Nau bisa nyelesainnya sendiri. Nggak perlu Abang turun tangan! Ini sudah konsekuensi Nau nikah muda."

Naufa menggeleng kuat, "nggak perlu! Naufa bisa sendiri!" tegasnya sekali lagi dan menutup telpon.

Naufa terus menolak panggilan telpon Alvaro sampai lelaki itu menyerah memanggilnya.

Setelah Alvaro tidak lagi menelponnya, Naufa membuka aplikasi pemutar lagu favoritnya dan mencari lagu Camila Cabello yang didengarnya sekilas tadi. Bait demi bait dimaknainya secara mendalam.

Konsekuensi menikah muda yang harus dia hadapi adalah anggapan miring kalau dia menikah karna hamil di luar nikah, harus meninggalkan masa mudanya yang hahahihi, kebebasannya, dan semua yang kalian miliki sebelum menikah. Ada rasa menyesal di hati Naufa sekarang. Harusnya aku nggak nikah muda kaya gini! pikirnya.

"Neng, sudah sampai," ujar Pak Supir.

Naufa yang sibuk melamun tidak sadar bahwa mobil sudah berhenti di depan pintu rumah sakit tempat Erlina melahirkan, pun tempat Zavier dirawat.

"Pakai OVO, ya, Pak. Terima kasih," tukas Naufa lalu turun.

Naufa bergegas ke ruang bersalin tempat Erlina sedang mempertaruhkan nyawanya.

Di depan ruang bersalin, ada Ken yang sedari tadi mondar-mandir was-was. Ada Zavier yang terlihat duduk tenang, dan budhenya yang terus berdoa.

Ketika Naufa menghampiri Ken, orang tua Erlina baru saja tiba. Mereka langsung menghampiri Ken.

"Erlina gimana, Ken?" tanya ibunda Erlina.

"Masih di dalam, Bu, Ken nggak diperbolehkan masuk," jawab Ken.

Budhe menghampiri orang tua Erlina dan mempersilahkan mereka duduk. Zavier mengangguk canggung untuk menyapa.

Naufa pun ikut duduk di samping Zavier setelah menyalami orang tua Erlina.

Ken masih mondar-mandir tidak jelas.

"Ken, duduk sini. Berdoa. Jangan mondar-mandir gitu," ujar Zavier.

Ken tidak mendengarkan perkataan Zavier dan masih saja mondar-mandir.

[TAHAP REVISI TIPIS"] Surprise Marriage [RUN IN LOVE II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang