4. Manja

9.9K 595 13
                                    

REVISI 1.0

Naufa membereskan rumah sendiri. Selepas menyapu rumah, dia berkutat di dapur dengan smarthphonenya yang menampilkan resep dan intruksi memasak dari ibu mertuanya. Opor ayam kesukaan Alvaro.

Naufa tak pernah memasak opor ayam sebelumnya. Tidak, ia tak pernah memasak sesuatu yang ribet seperti itu. Paling mewah yang ia masak sambal goreng hati kesukaan Zavier. Itupun dengan presentasi gagal yang lebih besar jika tak ada ibunya atau Erlina. Dia tak pandai memasak tanpa pengawasan ahlinya.

Naufa mengikuti setiap intruksi yang diberikan sang mertua melalui WA.

Naufa membasuh ayam dan menyisihkannya. Dia kemudian menghaluskan bumbu-bumbu untuk opor ayam ini. Dia benar-benar mengikuti intruksi ibu mertuanya tanpa terkecuali bahkan untuk takaran garam dan gula.

Alvaro yang bersender di kulkas memperhatikan Naufa dengan senyumnya yang tak pernah luntur. Naufa begitu serius sampai tak menyadari kehadirannya.

Nauta menuangkan santan encer ke dalam panci. Lalu dia menambahkan serai, daun salam, garam, lada, ketumbar serta jinten dan mulai mengaduknya berlahan.

Alvaro mendekat secara berlahan dan langsung memeluk pinggang Naufa. Dia menumpukan dagunya di bahu Naufa manja.

"Abang lepasin dulu. Aku susah gerak ih!"

"Gerak, gerak aja sih. Abang gak ganggu kok. Cuman meluk ini," sahut Alvaro dengan nada tanpa dosa. Naufa meniup poninya.

"Badan abang itu lebih besar dari aku, abang peluk kaya gini aku susah gerak. Astafirullah!" bukannya melepaskan pelukannya Alvaro malah makin erat. Dia bahkan mencium leher dan pipi Naufa beberapa kali.

Ingin rasanya memelintir tangan Alvaro dan menghempaskan tubuhnya ke lantai, tapi Alvaro suaminya, yang ada dia dapat dosa sudah menganiaya suaminya sendiri.

Naufa memutuskan bersabar dengan ini semua. Dia melanjutkan aktivitas memasaknya walau dengan badan Alvaro yang memeluknya.

Naufa mengambil sendok dan menyendok kuahnya. Dia meniup kuahnya beberapa kali dan menyuapkannya ke mulut Alvaro. "Gimana? Ada yang kurang?" tanya Naufa. Alvaro masih memeluk Naufa dan menumpukan dagunya di bahu kiri Naufa. Walau dia harus membungkung untuk melakukan itu.

"Pas kok, dek. Enak~" puji Alvaro.

"Alhamdulillah. Abang mau makan sekarang? Atau nanti aja habis magrib sekalian?"

"Habis magrib aja."

"Oke. Lepasin deh ini pelukan. Abang mandi sana. Udah mau jam 5 ini!" titah Naufa.

"Mandiin~" rengek Alvaro manja. Naufa memejamkan matanya.

"Maaf ya, Bang!" pintanya sebelum mengambil tangan Alvaro yang tertaut di depan perutnya dan memelintirnya ke belakang punggung Alvaro.

"Dek! Astafirullah! Sakit dek~" pekik Alvaro.

"Biarin! Makanya jangan manja," gerutu Naufa menggiring Alvaro keluar dari dapur dan masuk ke kamar.

Dia melepaskan pelintirannya di dalam kamar. Alvaro menyeringai, "duh kamu ngapain bawa abang ke dalam kamar? Mau itu ya?"

"Maaf sekali lagi ya, bang," kali ini Alvaro berkelit.

"Iya. . . Iya abang mandi! Jangan KDRT dong~"

"Abang tuh manja! Udah tua juga!" gerutu Naufa.

"Manja sama istri sendiri gak papa dong. Wlee~~" Alvaro mengambil anduk sebelum lari ke kamar mandi. Naufa memijat dahinya, tak habis pikir dengan kalakuan Alvaro.

[TAHAP REVISI TIPIS"] Surprise Marriage [RUN IN LOVE II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang