Anju : n (ark) percobaan hendak melangkah, melompat, dan sebagainya ; ancang-ancang
Long time no see!
Akan sangat berterima kasih jika banyak yang komen dan vote
So, sebelum membaca mari klik bintangnya dan diakhiri dgn komen yang heboh :'vCek
This
Down
⬇
⬇
⬇
⬇
⬇Hari ini, sangsi untuk Alvin dijatuhkan. Alvin akan dipenjara selama 5 bulan sebelum dideportasi. Alvin menyeringai ketika dirinya dimasukkan ke dalam penjara.
"Kau pikir hanya akan berakhir di sini?" tanya Alvin, seringainya tak pernah luntur.
Alvaro mengedikkan bahunya, "ku rasa, ya. Akan berakhir di sini." Alvaro menjauh dari sel Alvin.
"Tunggu saja!" seru Alvin dari dalam sel. Gemerik besi terdengar karna Alvin mengoncang tralis besi selnya.
Alvaro terus berjalan➖tak peduli, dia bahkan tak berbalik untuk melihat Alvin yang terus berteriak mengucapkan sumpah serapah.
"Semuanya sudah selesai," tukas Alvaro pada Naufa. Naufa datang hari ini setelah sebulan tak pernah melihat Alvin.
"Alvin bilang apa?" tanya Naufa penasaran. Alvaro membisu, dia hanya menggenggam tangan Naufa dan menggandengnya. "Dia gak papa kan?"
"Dia gak papa. Gak ada yang perlu dikhawatirkan," jawab Alvaro pada akhirnya.
"Naufa. . ." sapa Daabia lemah. Tangan Daabia berpegangan pada lengan kokoh Airis yang dilapisi jas hitam, seakan-akan jika ia melepaskan pegangan itu tubuhnya akan jatuh ke lantai.
"Aunty, aku. . ."
"Apapun itu aku tak mau mendengarnya, Naufa. Kalian bisa pergi sekarang dan tolong jangan menemui. . ."
"Naufa. . ." Airis menyela perkataan Daabia. Dia juga memberikan kode lewat tatapan matanya pada Naufa dan Alvaro untuk segera pergi.
"Kami permisi," tukas Alvaro kemudian menarik Naufa pergi.
"Karna mereka! Karna mereka Alvin sekarang di penjara!" teriak Daabia histeris. Dia menarik tangannya dan memukuli dada Airis.
"Tenang, sayang. Ini bukan salah mereka, Alv..."
"Tidak! Jika saja mereka tidak menikah, Alvin pasti akan baik-baik saja sekarang!"
Airis memejamkan matanya dan memeluk Daabia. Dengan kode matanya lagi Airis memerintahkan pengawalnya untuk pergi dari lobi ini. "Kenapa kau jadi seperti ini? Semua masalah ada pada Alvin sendiri." Daabia terus menangis tanpa menyahuti perkataan Airis.
Memangnya ibu mana yang akan ikhlas anaknya dipenjara? Daabia juga hanya seorang manusia, meskipun akalnya tahu kalau semua ini disebabkan oleh Alvin sendiri, tapi tetap saja perasaannya mencari penyangkalan dan seseorang untuk disalahkan.
"Kau bilang, kita lebih berkuasa daripada sebuah negara. Kau bilang, dalam hitungan detik kita bisa mengacaukan sebuah negara, tapi kenapa hanya untuk membebaskam anakmu sendiri kau tak mampu?!" tanya Daabia pada akhirnya.
"Ya, kita mampu. Namun, kita hanya suatu perusahan besar. Kita mampu membuat perekonomian sebuah negara kacau balau, kita mampu membuat negara-negara yang berdekatan berperang, kita mampu. Tapi, kita hanya bisa melakukan itu. Tidak untuk mengusik kekuatan hukum mereka. Satu perusahan sebesar apapun tak akan bisa mengalahkan suatu bangsa yang berdaulat," jawab Airis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TAHAP REVISI TIPIS"] Surprise Marriage [RUN IN LOVE II]
RomancePernikahan tak pernah terbayang dalam benak Naufa yang belum berumur genap 21 tahun. Namun, tiba-tiba saja semua itu terjadi. Tepat ketika dia menyanyikan lagu Perfect-Ed Sheeran ketika sang mempelai wanita melangkah mendekat pada mempelai pria yang...