20. Siapa?

1.7K 123 5
                                    

Alvaro mengetuk-ngetuk meja setelah mendapat laporan dari bawahannya. Theo bersih. Ucapan Zavier mulai terngiang di kepalanya, apa mungkin saudara Rangga yang melakukannya? Tapi, dia tidak pernah bertemu saudara Rangga yang dimaksud Zavier. Rasanya tidak mungkin.

Alvaro mengetik nama Daniel di pencarian google. Segala informasi umum Daniel keluar di Wikipedia, nama istrinya dan berapa anaknya, tapi hanya sebatas itu, tidak ada nama yang tercantum.

Alvaro berdiri ketika Reza datang.
"Gimana, Za?"

"Nihil, Bang. Nggak ada satu pun informasi yang bisa dicari tentang saudara Rangga," lapor Reza.

Alvaro duduk dan mendesah kasar. Selama beberapa menit dia hanya menutup matanya, Reza masih setia berdiri menunggu perintah Kapten-nya.

"Setelah jam jagamu selesai, ikut Saya ke rumah sakit menemui bang Zavier," tukas Alvaro.

Reza mengangguk lalu pamit keluar.

"Halo, Bang. Saya dan Reza izin menjenguk Abang ke rumah sakit," ujar Alvaro ketika sapaan halo terdengar dari seberang telepon.

"Saya. . . saya butuh informasi mengenai saudara Rangga yang semalam Abang ceritakan," sahut Alvaro ragu ketika Zavier menanyakan maksud kedatangannya.

"Email?" ulang Alvaro dan mendekatkan kursinya ke meja kerja. Jarinya menyentuh logo Email di Ipad pribadinya. Satu pesan baru, dari zavkiandra@gmail.com.

"Iya, sudah Saya terima. Baik. Terima kasih, Bang."

Alvaro membaca profil yang dikirimkan oleh Zavier. Namanya Abhicandra, anak tertua Daniel. Di sini tertera data-data umum yang tidak bisa Alvaro dapatkan di mana pun. Sepertinya, Daniel sangat melindungi data-data keluarganya.

Abhicandra menetap di Yogyakarta bersama kembarannya, Abiandra. Alvaro mengigiti kukunya, bagaimana caranya dia menyelidiki pria satu ini ketika mereka ada di kota yang berbeda. Dia tidak mungkin meminta teman lettingnya atau bawahan yang berada di sana.

Satu pesan masuk, berasal dari Hangouts Zavier.

"Hey adik ipar keras kepala, tidak ada salahnya kau meminta tolong padaku. Aku bisa meminta salah satu mataku yang ada di sana untuk menyelidikinya"

"Mohon bantuannya, Bang," balas Alvaro pada akhirnya.

***

Di sisi lain, Zavier tersenyum membaca pesan dari Alvaro.

"Aku mengirimkan profil seseorang padamu. Tolong selediki dia. Satu lagi, berhati-hatilah. Bisa saja ada yang menjaganya atau. . . dia mengetahui bahwa dirinya diselidiki."

Zavier menaruh kembali ponselnya dan menutup layar laptopnya. Dia kembali berbaring dan pura-pura tidur ketika pintu ruang rawatnya dibuka.

"Zav, Zav!!" Lidya membangunkan Zavier dengan suara yang panik. Zavier membuka matanya perlahan layaknya orang baru bangun tidur.

"Zav, Erlina melahirkan!" ujar Lidya ketika Zavier sudah membuka mata sepunuhnya.

"Hah? Dimana?" tanya Zavier yang langsung duduk.

"Di RS ini. . . Eh, kamu sudah ndak papa?" tanya Lidya yang menyadari Zavier sudah seperti biasanya.

Zavier terkekeh pelan. Padahal dirinya masih mau berpura-pura sakit sampai minggu depan karna pekerja lainnya perlu diselesaikan secepatnya.

[TAHAP REVISI TIPIS"] Surprise Marriage [RUN IN LOVE II]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang