Hari beranjak sore, jam sudah menunjukkan pukul empat. Setelah acara lamaran yang kemudian dilanjut dengan makan bersama, Papa dan mama memutuskan balik ke hotel lebih dulu. Sedangkan gue meminta ijin Pak dhe untuk membawa Bila jalan-jalan sebentar, maklum gue masih kangen berat sama dia. Selain itu juga mumpung gue masih ada disini sebelum besok pagi harus balik Jakarta.
"Kita mau kemana mas?" Tanya Bila saat mobil kami melaju dijalanan kota Surabaya.
"Mau culik kamu."
"Ih, serius ah." Bila nyubit pinggang gue.
"Aduh, sakit sayang."
"Lagian ditanya juga." Bila mengerucutkan bibirnya. Gue tertawa.
"Nanti juga kamu tahu."
"Emang mas Rama ngerti jalanan Surabaya?"
"Ngerti dong." Jawab gue sok. Padahal gue juga cuma modal GPS. Sebenernya gue udah browsing sih dari siang tadi. Rencananya gue pengen ajak Bila ke Surabaya North Quay. Gue penasaran sama tempat yang sering banget muncul di explore instagram gue. Katanya kita bisa lihat pemandangan laut Surabaya dan juga bentangan jembatan Suramadu yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura.
"Ih sombongnya. Palingan juga pake GPS."
Gue nyengir lebar."Tahu aja sih kamu sayang." Kata gue sambil mengacak rambut panjangnya. "Omong-omong kamu tahu Surabaya North Quay kan, Bi?"
"Pernah denger sih mas. Cuma aku belum pernah kesana. Pulang kesini aja jarang." Kata Bila dengan raut wajah sedih.
"Ya udah, sekarang mas ajak kamu kesana."
"Eh? Serius?"
"Iya sayang. Mas juga penasaran pengen tahu. Mumpung lagi disini."
"Wah, asyik. Pas banget nih mas. Kita bisa liat sunset."
Gue ketawa liat ekspresi Bila yang begitu semangat. Belakangan ini gue emang lihat banyak perubahan positif di diri dia. Sejak kepergian papanya beberapa waktu lalu Bila memang jadi pemurung dan sering melamun. Tapi sekarang Bila yang dulu sudah kembali lagi. Dan gue lebih seneng lihat dia yang kayak gini. Yang kadang jutek, kadang gemesin, tapi kadang juga ngangenin.
Setelah hampir satu jam berkutat dijalan, berbekal GPS dan insting tajam yang gue punya, akhirnya sampai juga kami ditempat tujuan. Sempat nyasar beberapa kali gara-gara Bila ternyata juga nggak hapal sama jalanan kota kelahirannya.
Kebetulan gue sama Bila kesini pas hari Rabu, nggak pas hari sabtu atau minggu. Katanya sih rame banget kalau weekend. Apalagi kalau pas ada moment kapal pesiar yang bersandar, penuh banget sama lautan manusia. Kalau sekarang ini lumayan sepi sih kelihatannya. Cuma ada beberapa pasang remaja pacaran dan juga rombongan keluarga yang terlihat asyik berselfie ria.
"Waaaahh, keren banget." Bila memandang takjub sama pemandangan sekeliling. Begitu juga gue yang memang untuk pertama kalinya datang ke tempat ini.
Laut Surabaya terhampar luas. Kapal-kapal bersandar memenuhi pinggiran pelabuhan. Jembatan suramadu terbentang panjang. Dan Sebentar lagi matahari akan terbenam. Pemandangan yang ditunggu -tunggu Bila sejak tadi. Orang-orang pun mulai mengambil sudut terbaik untuk bisa menikmati senja dan keindahannya.
Bila tampak bersemangat, dia melompat kesana kemari melihat pemandangan dari berbagai sisi. Sampai tiba-tiba angin berhembus kencang menerbangkan dress selutut yang dia pakai.
Wajah Bila sontak memerah. Dia menunduk berusaha memegangi rok yang dia pakai supaya nggak terbang tertiup angin. Salah gue juga sih nggak memperhitungkan sejak awal. Harusnya gue suruh dia ganti baju dulu tadi sebelum kesini. Apalagi Bila juga cuma pakai lengan pendek begitu. Mana gue lupa bawa jaket yang ada dimobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAMA
RomanceSide story of Hey, Bi! ps : disarankan untuk membaca cerita Hey, Bi lebih dulu.