dua puluh dua

4.1K 307 8
                                    

















Taehyung memacu kencang motornya. Melewati jalan raya seakan tiada kata pelan tersirat di dirinya. Yang ada di pikirannya saat ini bagaimana secepatnya tiba di rumah Jungkook. Menghibur, dan memberi ketenangan pasa sahabatnya. Karna dia yakin yang dibutuhkannya saat ini adalah dirinya.

Taehyung berulang kali  mengumpati dirinya yang terlambat mengetahui kabar itu.

" Kenapa aku malah lalai begini saat Jungkook sedang membutuhkannku"  ucapnya dalam hati.

Sesampainya di depan rumah Jungkook,  Taehyung segera turun dan melepas helmnya, berlari ke arah pagar rumah Jungkook,  sejenak tertegun dangan banyaknya karangan bunga yang berjejer di halaman. Taehyung menarik nafas, mencoba menenangkan dirinya sendiri yang juga sangat terkejut akan meninggalnya omma Jungkook.  Bagaimanapun Omma Jungkook adalah Ommanya juga, Taehyung juga menyayangi wanita itu seperti Ommanya sendiri.






" Omma...." Taehyung tiba di ruang tengah Jungkook di mana dia melihat Ommanya yang sedang duduk.

" Tae....kenapa baru datang, kemana saja kamu nak..." Ommanya memeluk anaknnya dengan perasaan senang karna anaknya sudah pulang. Mama Kim tau hanya Taehyung yang bisa menenangkan Jungkook.

" Maaf omma, aku tak tau batrai handphonku habis jadi....."

" Ya sudah... temui Jungkook,  dia membutuhkanmu. " Mama Kim mengusap lengan Taehyung.

" Dimana Jungkook Omma..." ?

" Dia di kamar, dari tadi mengurung diri di kamar, tak mau keluar, tidak makan dan minum, mama  khawatir Tae...."

" Mama tenang saja, biar aku yang menemuinya.." Taehyung kemudian pergi ke atas melewati anak tangga menuju kamar Jungkook.







Tok....tok.....

Taehyung mengetuk pintu kamar Jungkook pelan.

" Jeon...ini aku Taehyung,  boleh aku masuk..."

Hening tak ada jawaban.

Tok....tok....

Pintu kembali di ketok....

" Jeon...buka pintunya aku mau masuk..."

Masih sama tak ada jawaban .

Hingga....

PRAANNG......PRAAAANG....BUGKKK.....BUGHKKK

Suara gaduh terdengar dari dalam kamar Jungkook,

" YAK.....JEON JUNGKOOK APA YANG KAU LAKUKAN CEPAT BUKA PINTUNYA..." Taehyung berteriak, dia terkejut mendengar suara gaduh dari dalam kamar. Taehyung cemas takut kalau kalau Jungkook hilang kendali, tak bisa mengontrol dirinya hingga anggapan paling buruk itu nanti terjadi, jangan sampai Jungkook berniat bunuh diri, karna merasa ditinggal sendiri.

" JUNGKOOK KU MOHON BUKA PINTUNYA,..." Taehyung kembali meminta Jungkook membuka pintu, tapi nihil hasilnya masih tetap sama.

Tak lama suara gaduh itu berhenti, hanya kesunyian yang terdengar.

Taehyung masih tak menyerah, dia tetap mengetuk pintu kamar Jungkook. Dia sudah bertekat akan tetap di sana sampai Jungkook membukakan pintu, membiarkan dia masuk lalu memeluk sahabatnya memberikan ketenangan.






Hampir 2 jam Jungkook belum juga mau membuka pintu, dan Taehyung masih setia menunggu Jungkook membuka pintu.

Hingga...

Suara kunci yang di putar dari knop pintu terdengar dan knop pintu itu bergerak ke bawah, menandakan ada yang membukanya.

Taehyung berdiri dan saat pintu itu benar2 terbuka terlihatlah sosok namja manis yang tengah menatapnya dengan perasaan yang tak bisa di ungkapkan, raut mukanya sangat sedih, mata bengkak dan hidung merah, rambut acak acakan.

Tanpa menunda lagi Taehyung langsung memeluk Jungkook erat, erat sekali.

" Mbianhe...Jungkook ah...mbianhe...aku terlambat..." Taehyung meminta maaf atas keterlambatannya menemui Jungkook.  Harusnya dia sudah bersama Jungkook semenjak Jungkook menerima kabar kematian Omaanya tadi.

Jungkook membalas pelukan Taehyung

" Aku sendiri Tae.....hik....hik.....aku sekarang hanya sendiri....hik......hik. " Isakan pilu itu begitu jelas terdengar di telinga Taehyung. Hatinya ikut tercabik mendengar sahabatnya mengatakan kalimat itu.

" Siapa bilang kau sendiri.....ada aku dan masih ada Ommamu yang lain " Taehyung mengusap lembut rambut Jungkook.

" Hik.....hik....kenapa Omma tega meninghalkanku Tae....kenapa " Jungkook masih terisak dalam pelukan Taehyung.  Kepalanya di benamkannya di perpotongan leher dan pundak Taehyung.

" Ini sudah takdir, kita tidak bisa berbuat apa apa selain menerimanya " Taehyung melepas pelukanya, sekarang posisi Jungkook menghadap Taehyung dengan kepala yang di tundukkan. Taehyung menghapus air mata yang masih setia mengalir di pipinya. Mengangkat dagu Jungkook agar bisa menatap matanya.

" Dengar.....kamu tidak sendiri Jeon Jungkook,  masih ada aku, Ommaku yang akan selalu ada untumu, tidak akan pernah meninggalkanmu, karna apa karna kami menyayangimu, jadi jangan pernah merasa sendiri ok..." Taehyung berkata sangat halus mencoba memberikan ketenangan pada orang yang ada di hadapannya.

Jungkook lalu menatap mata Taehyung.

" Tapi kau sibuk dengan Lisa, tak pernah lagi ada waktu untukku " Jawab Jungkook dengan muka yang dibuat kesal.

Taehyung mengerutkan keningnya, lalu kembali tersenyum.

" Aku sudah putus dengannya, jadi tak ada lagi yang membuatku untuk tidak memperhatikanmu" jelasnya

" Putus....kenapa...."? Jungkook terkejut

Taehyung mempuotkan bibirnya, keningnya kembali di kerutkan, mencoba mencari alasan apa yang akan di katakan, soalnya rasanya tak logis mengungkapkan perasaanya saat Jungkook sedang dalam keadaan sedih begini.

" Hanya....saja....ah...sudahlah kau tak perlu tau, yang penting sekarang aku di sini, untukmu...." Taehyung kembali memeluk Jungkook, menyembunyikan perasaanya yang tiba tiba berdebar tak karuan.

Lama mereka berpelukan, hingga akhirnya Jungkook yang melepasnya duluan.

Kembalii menatap mata Taehyung,  Taehyung pun balas menatap Jungkook, tanganya terangkat membenarkan poni Jungkook yang sudah berantakan .

" Benar kamu sudah putus denga Lisa " Jungkook kembali bertanya meyakinkan atas perkataan Taehyung tadi.

" Hm..." Taehyung mengangguk.

" Kalau begitu boleh aku melakukan sesuatu padamu..." Tanya Jungkook ragu.

Sejenak Taehyung terlihat sedikit berfikir,  lalu tersenyum

" Tentu saja asal......." Kalimat Taehyung belum selesai, tapi sesuatu membuatnya tak bisa meneruskan kalimat itu,

Cup

Jungkook menempelkan bibir mungilnya tepat di bibir tebal Taehyung. Dan itu sukses membuat Taehyung membelalakkan kedua bola matanya.































Sory ya.....akhir akhir ini mood ku lagi gak bagus,

Jadi bawaanya males aja buat nulis....

Friend Is Love / Taekook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang