Jungkook sudah berdiri dari tadi di depan rumah nya. Menunggu Taehyung keluar rumah mau berangkat sekolah. Tapi sudah sepuluh menit Taehyung belum juga muncul. Biasanya dia yang duluan datang sambil teriak memanggil Jungkook keluar. Tapi sekarang belum keluar juga.
"Apa mungkin akunya yang ke pagian, tapi kenapa motornya gak ada..." Jungkook melihat ke halaman rumah Taehyung yang tepat berada di hadapan nya. Tak ada sepeda motor Taehyung. " apa mungkin dia tidak sekolah, apa dia sakit ...?"
Jungkook hendak berjalan ke rumah Taehyung mencari tahu apa benar dia tidak akan berangkat sekolah, atau memang mungkin Taehyung lagi sakit.
Tepat kakinya akan melangkah, motor Taehyung datang dari arah sebelah kanan.
" Ah...itu dia .....tapi ke napa dari arah sana ?" Jungkook melihat Taehyung datang ke arahnya. Katakan sekarang Jungkook harus bagaimana, hatinya seakan di robek robek secara paksa, di tusuk ribuan belati tepat mengenai jantungnya. Rasa sesak itu tak bisa dia hindari, menghinggapi hatinya di pagi yang seharusnya bisa di lalui dengan ceria, dengan duduk di belakang Taehyung berboncengan ke sekolah. Semenjak menyadari kalau dia mencintai sahabatnya, naik motor ke sekolah merupakan moment yang di tunggu Jungkook, karna nanti di sekolah sudah ada Lisa yang memonopoli Taehyung.
Tapi kini harapanhya hancur sudah, tak ada lagi kesempatan bisa berangkat sekolah bareng Taehyung lagi, karna saat ini tepat di belakang Taehyung Lisa sudah duduk memeluk mesra kekasihnya, Jungkook bisa apa ?
"Jeon....mbian...mungkin kau harus naik bis, tadi Lisa minta di jemput, karna buru buru aku lupa mengabarimu." Taehyung menjelaskan, sebenarnya dia juga gak tega melihat Jungkook, gara gara dia nanti Jungkook pasti terlambat.
" Arra...kwencana " Jungkook menggangguk lalu membuang muka, menghindari tatapan Taehyung.
" Mbiaane Jungkook, aku tak bermaksud..." Lisa mencoba meminta maaf tapi kata katanya terpotong ucapan Jungkook.
" Nan kwencana...kalian berangkatlah...biar aku naik bis " Jungkook membalikkan badan berjalan menuju halte bis. Air matanya sekarang tak bisa bertahan lagi, kini luruhlah sudah membasahi pipi. Dia menangis dalam diam.
Taehyung gelisah di tempat duduknya. Sebentar lagi bel berbunyi, tapi sahabatnya belum juga datang. Taehyung tak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. Dia merutuki dirinya telah membiarkan Jungkook naik bis. " Harusnya tadi aku tak pakai motor, lebih baik naik bis saja bertiga ".
" Tae....Jungkook mana, kenapa belum datang " Jimmin menepuk pundak Taehyung yang sedang melamun.
" Belum datang " Jawabnya singkat,
" Kenapa bisa, bukannya kau selalu memboncengnya ke sekolah ?"
" Hari ini tidak, karna aku menjemput Lisa, aku lupa mengabarinya, akibatnya tadi dia menungguku." Jelas Taehyung.
" Kau ini kenapa sih Tae.....kenapa sampai melupakannya..." Jimmin kesal juga melihat Taehyung yang makin hari makin terkesan tak mempedulikan Jungkook,
" Aku tak sengaja Jhimm, aku tau aku salah.....dan sekarang aku makin merasa bersalah karna dia belum datang juga...." Taehyung membalas ucapan Jimmin tak kalah kesalnya, ya kesal pada diri sendiri.
" Manusia memang begitu, saat menemukan hal baru pasti lupa yang lama....." Jimmin menatap Taehyung tajam.
Taehyung merasa tertohok, perkataan Jimmin telak menusuknya.
" Aku....." Taehyung hendak menjawab, tapi guru datang dan membuat Taehyung tak jadi melanjutkan kata2nya, dia hanya menatap Jimmin yamg sudah kembali duduk di bangkunya. Taehyung duduk di bangkunya, sejenak matanya menatap bangku kosong di sebelahnya.
" Jeon......kau kemana...?"
Jungkook kemana ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend Is Love / Taekook (End)
Roman d'amourTaehyung ma Jungkook itu udah gak bisa di pisahin lagi. Dimana ada Taehyung di situ pasti ada Jungkook. Kemana mana selalu bersama. Jahilnya gak ketulungan. Bandel juga bukan main. Goain cewek apalagi. Namun apa jadinya jika wanita hadir di tengah t...