enambelas

3.7K 288 5
                                    













" Aku hanya mengambil bukuku yang ketinggalan " Jungkook bergegas memasukkan bukunya ke dalam tas, dan hendak bergegas keluar kamar Taehyung,  sebenarnya dia malu kepergok sang pemilik kamar .

Namun saat Jungkook sampai di pintu, tangannya di cekal oleh Taehyung.

" Aku tak pernah melihat buku itu ada di sini. " Taehyung mencoba mencari tahu kenapa Jungkook ada di kamarnya, setahunya dia selalu memperhatikan benda apa saja yang ada di kamarnya. Dia tidak pernah melihat ada buku Jungkook yang tertinggal.

" Kau saja yang tak memperhatikan kamarmu." jawab Jungkook asal.

" Setahuku akulah yang paling tau apa saja isi kamarku, dan aku tak pernah melihat buku itu, katakan kenapa kau ada di kamarku" Taehyung bertanya pada Jungkook yang sekarang terlihat agak panik.

" Memangnya kenapa kalau aku ada di kamarmu, biasanya kan juga aku main di sini, kau saja yang tak pernah mau menemaniku lagi..." Jungkook menjawab dengan seadanya, kan nyatanya memang begitu.

Taehyung tertohok, dia sadar perkataan Jungkook benar. Seketika pegangan di lengan Jungkook lepas.

" Aku bukannya tak mau bermain dengan mu, kau selalu menghindar bagaimana bisa aku menga....."

" Sudahlah..aku mau pulang. Aku mau istirahat. " Jungkook berlalu tanpa mau mendengarkan perkataan Taehyung sampai selesai.

" JOEN....JOEN....JANGAN PERGI....SETIDAKNYA BERI AKU PENJELASAN KENAPA KAU MENGHINDARIKU BRENGSEK....BAJINGAN.." Taehyung marah. Dia marah pada sikap Jungkook yang tak bisa di tebak. Jungkook selalu menghindarinya setiap bertemu, seolah olah dia benci pada Taehyung.

Taehyung mengacak rambutnya frustasi dan kesal. Jujur dia sebenarnya tak mau bertengkar dengan Jungkook.  Baginya Jungkook sudah bagian darinya. Dia sudah terbiasa dengan keberadaan Jungkook di sampingnya, Jungkook bisa jadi sahabatnya, saudara, karna Jungkook selalu ada di sampingnya. Begitu juga sebaliknya.

Tapi sekarang melihat Jungkook menghindarinya tanpa tau apa salahnya sangat membuatnya terpukul. Dia jadi hilang semangat. Bahkan semenjak itu hubungannya dengan Lisa sedikit kaku. Taehyung lebih banyak diam, tak banyak bicara, paling dia hanya akan menuruti apa kemauan pacarnya, guna membunuh rasa gelisahnya.

Taehyung membaringkan tubuhnya di ranjang, saat hendak berbalik ingin tidur sejenak melepas streesnya dia kaget.

Air matanya tak sadar menetes.

" Kau bahkan tertidur di kasurku.." Lirihnya. Kemudian menelungkupkan wajahnya di bantal yang tadi di pakai Jungkook untuk tidur, menghisap aroma yang tertinggal di sana, aroma rambut Jungkook.







" Ma....apa Jungkook selalu ke sini " Taehyung bertanya pada mamanya, sekarang mereka sedang makan malam.

" Kenapa bertanya seperti itu sayang,.., biasanya kan juga dia main ke sini " mama Kim mencoba menjawab seolah tak terjadi apa apa.

" Ani....maksudku, sekarang kan aku jarang di rumah, apa dia masih main disini. " Taehyung bertanya lagi,

Mama Kim menaroh sumpitnya dan memandang anaknya, kemudiam mengelus lembut pipi anaknya.

" Tae....sebenarnya kalian kenapa, mengapa sampai Jungkook selalu menunggumu di rumah sendirian " Mama Kim akhirnya mengatakan yang sebenarnya.

" Apa ma...Jungkook tiap hari di sini...? Taehyung kaget mendengar apa yang di katakan mamanya, dia gak peraya kalau Jungkook tiap hari di rumahnya, di kamarnya, itu artinya tiap hari Jungkook tidur siang di rumahnya. Pantas dia selalu mencium wangi rambut Jungkook.  Dia pikir wangi itu bekas wangi yang lama saat mereka masih sering main di kamar Taehyung. ( wah...tetet jorok ya, masak spreinya gak di ganti ganti, udah sebulan lho) .

Taehyung tersenyum.

" Iya..dia selalu di kamarmu setiap hari, katanya nunggu kamu pulang dulu. Kadang dia main game sendiri, bikin peer, atau tidur. " mama Kim menjelaskan.

Taehyung menautkan alisnya, dia sedang mencoba berfikir sebenarnya ada apa dengan Jungkook.  Kenapa sikapnya berbeda kalau bersama dirinya.

" Tae....boleh mama ngomong sesuatu "Mama Kim memegang tangan anaknya lembut, di usapnya tangan itu.

Taehyung mengangguk.

" Mama cuma minta satu hal sama kamu, jangan pernah kamu membuat Jungkook sedih, jangan biarkan dia sendiri, apa pun yang terjadi nanti kamu harus selalu berada di sampingnya, mendukungnya, karna hanya kita nanti yang dia punya." Mama Kim berkata sambil menatap sendu anaknya.

" Kenapa ma....apa maksud , mama..." Taehyung heran atas permintaan Mamanya.

" Karna, ini permintaan mama Jeon, sebenarnya mama di larang ngomong ini sama mama Jeon, tapi kan gak mungkin mama simpan terus, kalian harus tau cepat atau lambat. " ucap mama Kim.

Taehyung semakin penasaran dengan apa yang akan di katakan mamanya, apalagi ini menyangkut sahabatnya Jungkook dan mamanya. Taehyung memperbaiki duduknya yang tadi menghadap meja makan kini beralih menghadap mamanya yang duduk di sampingnya.

" Katakan ma....ada apa sebenarnya, entah kenapa perasaanku jadi tak enak " Taehyung semakin penasaran.

" Tae...., sebenarnya mama Kim itu sedang sakit parah...." Dengan berat hati mama Kim berkata.

" Mmbwooo....sakit.....sakit apa ma...." Taehyung terkejut mendengarnya, dia tidak menyangka mama Jeon yang terlihat begitu sehat ternyata mengidap penyakit.

" Leukimia....stadium akhir " jawab mama Kim lirih.

Mulut Taehyung seketika menganga saking kagetnya. Dia benar benar tak percaya.

" Hanya tinggal 3 bulan ini waktu yang di milikinya. Tae...mama mohon kamu jangan pernah tinggalkan Jungkook,  karna mamanya sendiri yang menitipkan Jungkook pada mama. Bagi mama tak masalah Tae, karna Jungkook sudah seperti anak mama sendiri, layaknya kamu nak. " Lanjut mama Kim.






Taehyung terbaring lemah di ranjangnya, dia tak habis pikir akan nasib yang menimpa sahabatnya nanti kalau memang mamanya nanti sudah tidak ada. Bisa di bayangkan betapa sedihnya Jungkook.  Pasti dia tak akan kuat.

" Aku akan selalu di sampingmu Jeon, meski nantinya kau selalu menghindariku " Ucapnya lirih

Friend Is Love / Taekook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang