delapan belas

3.8K 281 4
                                    



















Ujian akhir tinggal satu bulan lagi, dan tentu saja itu membuat Jungkook sedikit sibuk belajar untuk mempersiapkan ujiannya, biar bagaimana pun dia itu kan peringkat 1, jadi setidaknya dia harus belajar agar tetap bisa mempertahankan gelar juaranya.



Begitu juga Taehyung,  dia juga mati matian belajar.  Jika Jungkook sang juara kelas maka dia adalah runer upnya.


Dengan adanya persiapan akan ujian ini, mau tidak mau membuat mereka sedikit sibuk, dan saling melupakan kalau mereka tengah dalam situasi perang dingin, mencoba saling tak peduli, walau kadang tak di dipungkiri rasa rindu datang akan sosok sahabat yang selalu hadir bersama saat sedang belajar seperti ini.


Apalagi Jungkook, terkadang malah sempat menitikan air mata kala dia teringat Taehyung, biasanya mereka akan belajar bersama di rumah Taehyung.  Mebahas kira kia materi apa yang akan keluar saat ujian nanati. Dan kala rasa itu datang Jungkook hanya bisa memegang dada kirihya, meremas baju menahan sakit yang ia rasa. Sakit....luar biasa sakit....

Lain Jungkook lain pula Taehyung,  walaupun setiap belajar di tak sendiri, ada Lisa di sampingnya lantas tak membuat bisa membuat pikiranya tenang, dia terus mengingat Jungkook seperti saat ini, saat ada bagian yangkurang di pahami dan bermaksud hendak bertanya pada orang yang ada di sebelahnya.

" Aku tak mengerti tentang rumus ini, bisa kau jelaskan Jeon...? Taehyung bertanya pada orang yang ada di sampingnya.

Plaaak......

Lisa meletakkan bulpenya kasar di meja.

"Aku Lisa Taehyung.....bukan Jungkook...." Lisa memjawab dengan raut muka yang menujukkan kalau dia tengah kesal. Tangannya di lipat di depan dada. Bukanya Lisa kelewatan justru Taehyung yang kelewatan, sudah tak terhitung berapa kali Taehyung salah sebut nama Lisa, dia selalu menyebut Lisa dengan nama Jeon. Seperti pada saat ini.

" Ah....mbian..." jawabnya lirih.

" Sampai kapan sih Tae kamu bersikap seperti ini, aku bosan Tae....aku muak, kamu seakan tak pernah menganggapku, yang ada di kepalamu hanya Jungkook......Jungkook....Jungkook." Lisa mengeluarkan emosinya.

Taehyung meraih bahu Lisa, mencoba meredakan emosinya.

"Mbianhe....conhmall mbianhe..." Taehyung mengusap seurai Lisa menyalurkan rasa penyesalanya.

" Aku tau kalian berteman sangat lama, dan mungkin memang terasa menyakitkan jika sekarang kalian saling menjauh, tapi apa tidak bisa kalian menyelesaikannya dengan baik baik dan kembali seperti dulu, seperti saat aku pertama mengenal kalian berdua " Lisa mencoba memberi saran pasa Taehyung.

" Bagaimana bisa menyelesaikannya, dia tak pernah memberiku kesempatan bicara, dia selalu menghindariku " jawab Taehyung.


Sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk di lalui Taehyung dan Jungkook.  Terbiasa bersama dan saling ketergantungan membuat Taehyung susah membiasakan diri saat Jungkook tak di sisinya. Begitu juga sebaliknya Jungkook susah payah melupakan semua kebiasaan yang mereka lakukan bersama, yang nyaris tak ada yang tak mereka lakukan bersama keculi tidur di rumah masing masing, atau bahkan malah tidurpun sering berdua jika salah satunya malas pulang.





















Hari ini ujian akhir di mulai. Semua siswa sibuk berkutik pada dua lembar kertas di hadapan mereka. Muka serius terlukis jelas pada setiap murid, mencoba memecahkan setiap pertanyaan yang ada. Selama seminggu mereka di paksa konsentrasi memecahkan setiap soal.








" Huuaaaaaa akhirnya berakhir sudah penderitaanku " Jimmin meregangkan ototnya melepas rasa lelahnya,

" Kau benar.....seminggu ini otakku rasanya mau pecah menyelesaikan semua soal soal itu...bahkan rambutku seperti mau rontok semua.hahaha " Haesok tertawa nyaring mengingat betapa sulitnya minggu minggu yang dia lewati demi mempersiapkan ujian.

" Aku hanya berharap kita semua bisa lulus dengan baik, melanjutkan kuliah " Namjoon menimpali.

" Kau mau kuliah di mana Kook" Yonggi bertanya pada Jungkook yang dari tadi hanya diam mendengarkan sahabatnya berbicara.

" Entahlah...aku belum memutuskan.." Jawabnya

" Lalu Taehyung.....? Apa dia sudah menentukan mau kuliah dimana..." Yonggi kembali bertanya.

Mendengar nama Taehyung di sebut Jungkook yang tadihya sedikit tersenyum kini tiba tiba berubah raut mukanya. Jimmin yang menyadari perubahan raut itu menyikut pinggang Yonggi. 

" Hyung....kenapa kau selalu membuat Jungkook berubah mood. " Jimmin menegur Yonggi.

"  Lho...ada yang salah dengan pertanyaanku....? Yonggi bertanya dengan menatap sekelilingnya.

Plaaak....

" Kau memang tak berperasaan " Jin memukul belakang kepala Yonggi.

" Aauhhhh sakit hyung...." Yonggi meringis memegang belakang kepalanya. Tapi dia tidak membalas, karna apa, karna dia tak berani melawan Jin yang notabene adalah yang paling tua di antara mereka.

" Salahmu sendiri hyung, tak bisa menjaga mulut..." Jimmin ikut membantu mengusap belakang kepala Yonggi,  biar bagaimanpun dia tetap kasihan melihat kekasihnya di pukul Jin. Iya.., kekasih.., semenjak Jimmin membentak Yonggi dan mengatakan tak punya hati dulu saat membela Jungkook,  Yonggi jadi sadar dan meminta maaf pada Jimmin.  Dan memutuskan menerima cinta Jimmin,  Yonggi takut nasibnya sama seperti Jungkook.  Terlalu lama memendam akhirnya malah melepas orang yang di cintai dengan orang lain. Tidak Yonggi tak mau seperti itu.



























ADA YANG NUNGGUIN GAK NIH....

MUDAH MUDAHAN ADA YA....

KASIH SARAN YA BILA ADA YANG GAK ENAK DI BACA...,

MAAF TYPONYA BANYAK.....

Friend Is Love / Taekook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang