23. R.M

427 49 15
                                    

"Masa lalu bukan untuk diratapi"
.
.
.

Malam tiba. Waktu untuk mengistirahatkan kepenatan.

Mondy telah terbaring dikasurnya. Menyalakan tv, menonton kartun kesukaannya. Naruto .
Malam ini dia mengenakan kaos polo putihnya dan boxer. Memperhatikan apa yang ditontonya dan sesekali melirik Raya yang sedang fokus pada hpnya. Entah apa yang membuatnya senyum2 seperti itu, yang jelas dalam kondisi apapun Raya tetap cantik dan menggemaskan. Menurut Mondy.

Sedangkan Raya terduduk disofa, chatting-an dengan seseorang, mengalihkan pandangannya dari Mondy, yang terlihat sangat tampan malam ini.

Kamar mereka memiliki 2 tempat tidur, Raya yang sebelah kanan dekat dengan sofa. Dan tempat tidur Mondy sebelah kanan Raya.

"Ray" panggil Mondy

"Hmmmp"

"lo gak tidur,? Gak baik loh anak gadis tidur malem-malem" ucap Mondy.

"ntar. Belum ngantuk. Dimana-mana yg namanya tidur itu kodratnya pas malem Mon." jawab Raya datar masih fokus pada hpnya.

"ahh elah lo. Bayi aja tidurnya seenak jidatnya. Gak peduli pagi, siang , sore atau malem. Kalo ngantuk ya tidur aja"

"Lo nyamain gue sama bayi? Lo gak lg sakit kan?" Raya berkerut kening.

"Cieeeee, perhatian banget syihhhh" ucap Mondy lebay.

"Dihh,," Raya memutar bola matanya dan kembali fokus ke chatting-an nya. Membiarkan Mondy yang terus saja menatap nya.

3 detik

5 detik

10 detik.

Raya mulai tak nyaman dengan tatapan Mondy. Setelah mengakhiri obrolannya di WA. Raya berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati Mondy. Mondy mengikuti arah jalan Raya yang menuju padanya.

Tepat dihadapan Mondy, Raya memandangi Mondy dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Mondy.

Semakin mendekat,

Menaikkan kaki kanannya ke kasur,
Merangkak seperti bayi, dan tujuannya hanya Mondy. Menatap pria yang didepannya secara intens.

Semakin mendekat,

Tangan kiri Mondy yang tadi menyanggah tubuhnya seketika ambruk, membuat posisi tubuhnya menjadi berbaring.

Mondy mencoba menelan air liurnya. Raya yang memakai baju tidur serba panjang. Terlihat sangat seksi dimatanya , ditambah lagi Raya yang mendekat kearahnya perlahan dengan merangkak.

"Ohh Tuhan, jaga lah iman hamba. Tapi kalo ada kesempatan, tolong maafin Mondy." ucap Mondy dalam hati.

Raya yang semakin mendekati Mondy dengan gesture menggodanya, memunculkan keringat dingin disekitar pelipisnya.

Tak ada yang membuka suara. Semua diam. Hanya suara dencitan kasur dan suara tv yg masih menyala.

"Mondyyyyyyy" ucap Raya pelan, dan menggoda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang