13. Luwama

504 67 24
                                        

Brukkkkkk....

Raya terjatuh tersungkur karena menubruk seseorang. Raya langsung saja memunguti berkas berkas nya yang berjatuhan kelantai.

"Maafkan saya. Saya sedang terburu-nanti kalo urusan saya sudah selesai anda bisa cari saya. Nama saya Raya. Lantai 17." ucap Raya sambil memunguti berkas-berkas tanpa menengok laki laki yang ditabraknya.

Laki laki yang tanpa sengaja ditubruk Raya itu jatuh terduduk, kini dia hanya diam memperhatikan Raya yang sedang sibuk dengan berkas berkasnya seraya berbicara kepadanya tanpa menoleh kebelakang. Dia pun hanya memperhatikan Raya dan menyunggingkan senyum.

"Saya permisi. Sekali lagi saya minta maaf." ucap Raya yang lagi lagi tak melihat laki laki itu dan langsung pergi menuju ruangannya.

Tok tok tok

Raya mengetuk pintu kaca itu dan masuk kedalamnya setelah mendengar perintah masuk dari dalam.

"Ini kek. Ehh, maksutnya Pak. Ini berkas berkas yang kemarin bapak minta" ucap Raya, meletakkan berkas-berkas itu di atas meja.

"Saya permisi dulu Pak" Raya berbalik dan menuju pintu , belum sempat raya memegang knop pintu , pak Rama memanggilnya.

"Raya, nanti kamu ikut saya meeting bersama tamu besar saya, dan
tetap didekat saya ketika saya memperkenalkannya kesemua." Bukan sebuah ajakan namun perintah.

"Lohh pak, saya kan gak pernah ikut meeting besar, meeting ecek-ecek aja groginya minta ampun, apalagi ini? nanti kalau saya malah bikin salah dan mengecewakan tamu bapak, bisa bisa kantor bapak dapet masalah. Ntar saya yang dibully, udah dibully dipecat lagi pak. Kan gak lucu?" cerocos Raya. Raya tau kalo Pak Rama yang sering disebutnya kakek -tanpa sepengetahuannya-. Tak akan marah dengan gaya bicara Raya yang tak sopan , karna kakek Rama orangnya asyik dan humble banget.

"Nggak akan. Saya berani bersumpah demi kegantengan saya, kalo kamu gak akan saya pecat. Kamu hanya perlu menjadi anak yang baik ketika kamu bertemu dengan tamu saya. Ini tamu besar Ray, jadi kamu harus selalu pasang senyuman termanis kamu. GAK ADA NEGO. silahkan kamu keluar, dan mempersiapkan diri." ucap kakek Rama , memperhatikan raut wajah Raya yang berubah.

Raya keluar dengan beribu umpatan yang tak mampu dia ucapkan. Dan keputusannya, Raya tak menolak. Lebih tepatnga terpaksa menerimanya. Raya sudah hafal betul dengan kelakuan bos nya itu. Menyebalkan(!)

Raya mendudukan bokongnya dikursi , dibalik bilik kerjanya Raya berfikir sangat keras. Menata bahasa sebaik mungkin, senam muka supaya tidak kaku. Dan membolak balik sesuatu yang menurutnya gak guna. Semua berkas sudah diberikan ke kakek Rama, dan Raya tak punya salinannya.

"Holy shit.!" lirih Raya.

"Rayaaaaaaaa" teriak Cindy ketika mendengar umpatan Raya, "Ini masih pagi. Dan muka lo udah kelipet gitu? Kenapa? Coba cerita" ucap Cindy berdiri dibalik bilik kerja Raya.

Bilik kerja Cindy memang berhadapan dengan Raya. Jadi apapun yang dikatakan Raya meskipun pelan dia bisa mendengarnya.

"Lo punya pikiran kan?" Tanya Raya dan Cindy mengangguk. "pikir ya Cin, gue di ajak meeting sama kakek Rama, yang katanya orang yang bakal rapat sama dia orang penting. Petinggi di perusahaan ini. Gila nggak tuh ? Lha gue ntar disana harus ngapain? Masa iya gue senyum nyengir pepsodent dari awal sampe akhir ? Bisa rontok gigi gue. Mana gue gak punya salinan berkas-berkas yang tadi gue kasih dia. Rese tuh kakek, untung bos." kesal Raya dan Cindy hanya terkekeh menahan tawanya.

"Udah ?"

"Cindy !!!" Geram Raya "Lo tuh ya, temen nggak guna"

"Eittsss.... kok jadi nyalahin gue? Gue kan nggak tau apa-apa. Gue cuma nyuru lo cerita. Kenapa lo sewot sama gue ? Please ya Ray, kalo menurut gue mending lo iya-in aja. Mayan kan bisa ketemu pria hot diruang meeting. Mata lo jadi seger."

You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang