12. The Past #1

535 69 19
                                    

Koreksi Typo !!!
*
*
*
*

Masa-masa SMA adalah masa dimana orang yang berpredikat ABG akan memasuki masa-masa menyenangkan sekaligus menyedihkan. Awal dari suatu hubungan yg benar-benar terjadi, entah itu persahabatan maupun percintaan.

Mereka bertemu karena takdir yang berbicara, pertemuan yang diawali dengan ketidaktertarikan lambat laun mulai terkikis akibat kebersamaan yang intens, menimbulkan percikan rasa yang mereka belum tau apa namanya.

Mondy Valdes said, menyusuri koridor sekolah dengan terburu-buru kedua tangannya penuh dengan buku-buku yang dia pinjam dari perpustakaan.

"Shit!... Lima menit lagi, semoga gak telat.." Mondy kemudian berlari agak kencang.

Brukk.

Mondy menabrak seseorang, tubuhnya yang oleng membuat Mondy jatuh tengkurap dengan buku-buku yang berterbangan keudara kemudian jatuh berserakan dilantai, sebagian dari buku itu menimpanya.

"What the.... Menyingkir," suara perempuan yang tertimpa tubuh Mondy berteriak tepat dihadapannya,

Jika disinetron, adegan seperti ini biasanya waktu akan terasa berhenti, Yaps, waktu memang berasa berhenti bagi Mondy, waktu memberikannya kesempatan untuk lebih lama memperhatikan wajah cantik perempuan yang ada dibawahnya.

"Cantik"

"Emang" sahut perempuan itu, dia kemudian menyingkirkan tubuh Mondy yang menimpanya meskipun tak sepenuhnya tertimpa Mondy, perempuan itu masih sulit mendorong tubuh laki-laki diatasnya.

Mondy enggan beranjak dari tempatnya, sampai akhirnya dia teringat sesuatu..

"Double shitt! Gue telat......." Mondy kemudian bergegas berdiri dan memunguti buku-buku yang berserakan.

Raya yang melihat itu tak ada niat sedikit pun membantu Mondy, dia lebih memilih merapikan dirinya yang sedikit berantakan akibat ulah Mondy.

Raya berjalan melewati Mondy begitu saja,

"Hey, siapa nama lo?"

Perempuan yang merasa ditanyai berhenti,

"RAYA" jawabnya tanpa menoleh kearah belakang dengan nada suara yang sedikit ditinggikan.

"Untuk pertama kalinya, mata gue tertarik sama lo Ray, bahkan hati gue pun ikut ketarik sama senyum elo itu. Tanggal 23 di bulan Juni, bahkan gue inget tanggal pertama kali kita ketemu... untuk pertama kalinya seorang Mondy jatuh hati pada seorang gadis yang jutek bin tempramen. Dan sampai saat ini masih seperti itu."

Mondy yang duduk dikursi kerjanya beranjak bangun dan melangkah menuju balkon apartemennya, memasukan kedua tangannya kedalam saku celana dan tatapannya menerawang jauh entah kemana.

"23 Januari , kemarin Ray... kita ketemu lagi, dengan kondisi  dan situasi yang berbeda. Jujur kangen sama elo Ray..."

Mondy menarik wajahnya keatas menatap langit biru, lalu memejamkan matanya. Menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya.

Untuk pertama kalinya dalam hidup seorang Mondy yang terkesan pendiam dan cuek, dia berjalan dari satu kelas ke kelas lain hanya untuk mencari gadis yang tadi pagi dia tabrak dilorong perpustakaan.

Tak banyak kata yang terungkap, dia hanya diam sembari mengedarkan pandangannya kesetiap kelas yang dia masuki.

Jelas ini bukan Mondy. Mondy tak akan melakukan hal konyol seperti itu hanya karena gadis yang baru saja dia temui.

Jelas bukan Mondy. Tapi siapa? Jelas-jelas itu Mondy, sosok pendiam dan cuek itu memang mencari gadis itu. Ketertarikannya pada gadis itu membuncah begitu saja. Tak tau kenapa dan bagaimana, tiba-tiba rasa itu ada. Rasa ketertarikan.

Mondy melangkahkan kakinya menuju kantin. Dia lelah karena berkeliling kesetiap kelas dan menjawab pertanyaan dari siswa-siswi yang ditemuinya, mereke heran bukan main mendapati anak pemilik sekolah memasuki kelas mereka tanpa mengatakan apapun kemudian pergi.

Mondy memesan jus jeruk untuk melegakan tenggorokannya.

"Makasih bu"

Mondy menerima gelas plastik berisi jus jeruk itu kemudian membalikan tubuhnya.

"SHIT.!!!"

Mondy terperangah, mendapati jus-nya mengenai seseorang ketika dia membalikan tubuhnya.

"Punya mata gak sih lo. Jadi basah kan gue nya" ucap gadis itu sembari membersihkan seragamnya yang ketumpahan jus tersebut.

"Gue nggak sengaja. Lo juga sih, jalan gak hati-hati."

"Eh lo kok nyolot sih, bukannya minta maaf."

Raya tersentak,

"Elo??!"

"Iya Ray. Kenapa?" Ucap Mondy.

"Lo harus tanggung jawab. Siapa nama elo,?"

"Mondy."

"Oh Mondy. Temennya Tuesday, Wednesday, Thursday, Friday, Saturday and Sunday"

Mondy terkekeh, "Garing," gumam Mondy.

"Buruan tanggung jawab"

"Gue kan belum ngapa-ngapain elo Ray,"

"Apaan sih, maksutnya ini baju gue. Jadi basah, gue harus kekelas"

"Ouh, kirain" Raya memutar bola matanya malas.

"Gue punya seragam ganti sih dimotor, tapi kegedean dong kalo lo yang pake."

"Nggak masalah. Ayo !!!" Raya menarik tangan Mondy keluar kantin menuju area parkir sekolahan.

Dan disaat-saat itulah, debaran itu muncul. Detak jantung yang tak pernah berdebar sekencang itu, tiba-tiba saja bagaikan lari maraton. Dag dig dug tak karuan.

Dan satu yang ada dibenak Mondy.

"Gue suka gadis ini"

"Gue suka gadis ini." Mondy kembali memperhatikan bingkai foto yang dipegangnya itu.

"Gadis yang sekarang sudah dewasa dan semakin cantik. Look at me Ray, I'm here still for you."




****

Gak ada cuap-cuapnya, karena authornya lagi males ngetik.
.
Karena author udah punya kesibukan, maka author gak janji bisa update dalam waktu cepet.
.
Biasanya kan paling lama seminggu, mulai sekarang mungkin bakal seminggu lebih beberapa hari. Karena selain faktor lelah, ada faktor2 X yang tak bisa dijabarkan.
.
Nahloh, jadi ada cuap-cuapnya dehh 😂😂

Kiss kiss permen 😘

You're The OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang