MDF 71 - Kejutan Dari Pak Boss

1K 176 143
                                    

Yoongi baru saja sampai dikantor dan langsung dipanggil oleh Daniel ke dalam ruangannya. Pemilik perusahaan itu terlihat lebih sibuk dari pada biasanya. Pagi – pagi, bahkan sebelum kantor mulai aktif, dirinya sudah sibuk dengan berbagai telpon dan dokumen yang berserakan di kantor. Daniel memperhatikan Yoongi dengan telpon tersambung di telinganya, tersenyum kecil sebelum kembali berbicara di sebrang. Yoongi mengernyit, memperhatikan dalam diam dengan mempelajari dokumen baru yang diberikan Daniel dengan tiba – tiba. Padahal, meeting gabungan akan diadakan dalam waktu dua jam kedepan yang kemudian dipersingkat dalam waktu tiga puluh menit lagi. Yoongi bahkan yakin para karyawan yang harus mengikuti meeting harus terburu – buru untuk sampai ke kantor dan mempersiapkan diri.

"Jadi saya sudah bisa mengirim mereka kesana untuk riset?" Daniel bersuara. Mencoret kertas saat ia buru – buru duduk dikursinya. Melirik kearah Jam dan menahan decakan. "Iya, sekalian program percobaan penempatan jabatan yang dibahas kemarin... iya, saya akan mengadakan rapat dengan mereka sebentar lagi... oke, secepatnya beri informasi penerbangannya.. persiapan?--, Oh. Oke, terimakasih Jungwoon-ah... hmm, sampai nanti"

Daniel menghembus napas, meletakkan ponselnya diatas meja dengan kepuasan tersendiri. Yoongi yang memperhatikan masih mengerutkan alis dalam – dalam. Jelas penasaran. Setahunya jadwal untuk Daniel yang berada di tangannya tidak sesibuk ini, bahkan tidak ada daftar untuk penelpon bernama Jungwoon yang berurusan dengan Daniel. Padahal, seharusnya semua yang berhubungan dengan pemilik perusahaan itu harus melalui dirinya terlebih dahulu-, bahkan orang penting sekalipun.

"Pak?"

Yoongi memanggil. Daniel yang cekikikan sendiri tersentak dengan panggilan Yoongi. senyum puas-, benar – benar puasnya hadir dengan wajah yang berseri – seri, bahagia. "Oh Baby--, um Yoongi. pagii~" ia melambai lucu, membuat Yoongi menghembus napas jengah. Kalau bossnya benar memanggilnya dengan panggilan kurang ajar lagi, dia tidak segan – segan melempar dokumen yang sedang dipelajarinya ke wajah Daniel keras – keras.

"Pak, itu kenapa? Perasaan saya nggak ada kerjaan yang penting hari ini selain rapat gabungan. Dan bapak juga majuin rapat jadi sebentar lagi, dan saya harus mempelajari dokumen baru dalam waktu singkat. Ada apaan sih pak sebenarnya?"

Yoongi mengomel, dan Daniel tertawa lucu ditempatnya. Dia berdiri, membuat Yoongi sedikit waspada. "Ada beberapa kerjaan penting, yoon. Nanti kita bahas dalam rapat." Yoongi menghindar saat Daniel akan mengacaukan tatanan rambutnya. Melotot dan membuat Daniel terbahak lagi. "Sensitif banget sih kamu hari ini, Yoon?. Ah, ayo lihat mereka udah pada datang belum yaa?"

Daniel bersenandung, bersiul pelan saat ia mengintip dari balik tirai ruangan, dan puas saat mendapati beberapa pekerja yang sudah siap dan beberapa yang datang dengan kewalahan dan umpatan yang dirinya yakini ditujukan padanya.

"Ayo keruang rapat!"

Yoongi tersentak saat Daniel tiba – tiba beteriak seru, menarik dirinya dengan kuat, hampir membuatnya terjungkal dari kursi.

"SIAL! PAK KALAU SAYA JATUH GIMANA?!"

Yoongi melotot. Memukul kepala Daniel dengan dokumen yang berhasil diseretnya dari atas meja. Daniel tertawa keras, kemudian mengaduh dan meminta ampun. Diam – diam Yoongi menyumpahi si bapak boss yang kali ini benar – benar terlihat seperti anak kecil. "Maaf Yoon, saya kan cuma lagi semangat ini. ayo kita rapat!"

Yoongi lagi – lagi melotot. Menjewer twlinga Daniel keras – keras, membuat pemilik perusahaan itu tersentak dan mengaduh lebih keras. "Pak waras?! Saya baru dikasih dokumen lain yang belum saya pelajari buat rapat, dan sekarang udah waktunya buat rapat! Bapak mau bunuh otak saya? Bapak kira saya bisa ngapalin ini dokumen setebal ini?!"

"Aduh--, Yoon, aduuh!"

Daniel meringis, mencoba melepaskan jeweran Yoongi. sebenarnya heran sendiri dalam hati kenapa posisinya seakan berada jauh di bawah Yoongi. padahal dia pemilik perusahaan sendiri dan berkuasa. "Makanya! Jangan sembarangan paakk!" Yoongi melepas jewerannya, menggerutu sendiri. Dan Daniel mengaduh, mengusap telinganya yang ia rasa memerah. Bibirnya maju beberapa centi kedepan, mencoba merajuk seperti anak kecil yang membuat Yoongi mual bukan main. Ingin menampar, tapi jeweran saja sudah cukup sebenarnya untuk alasan dia akan dipecat.

Mamastagram Daily Life! (KookGaTae)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang