MDF 85 - Amarah Pt.2

1.1K 182 90
                                    

"Peserta karantina dari divisi patroli Seoul, Jeon Jungkook"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Peserta karantina dari divisi patroli Seoul, Jeon Jungkook"

Jungkook menoleh ke sumber suara saat mendengar namanya dipanggil. mengernyit, mendapati dua orang petugas disipliner dan seorang petugas keamanan karantina mendatanginya dengan raut wajah serius. Jungkook sedikit gugup, meletakkan pistol di atas meja sebelum berbalik untuk menghadap. meninggalkan rekan barunya yang juga menatap dengan penuh tanya.

"Siap. Saya Jungkook"

Salah satu petugas dissipliner menghela napas berat, sebelum mengintruksikan untuk mengikuti. Jungkook memilih bungkam, mengikuti jejak ketiganya dalam pikiran yang penuh. apakah dia melakukann kesalahan sampai petugas disipliner dan keamanan datang padanya? setahunya dia tidak pernah melakukan hal diluar aturan dan melenceng. Jungkook berusaha sangat keras untuk menyesuaikan diri untuk mencapai segala yang hampir di depan mata.

"Jungkook-ssi. kau tahu kan tidak ada yang namanya gangguan saat karantina?" salah satu berbicara, dan Jungkook mengenalnya dengan nama Dongwoon. "Tentu saja, Pak. tapi setau saya, saya tidak melakukan apapun atau mengganggu proses apapun selama disini"

"Bukan kamu sebenarnya" yang lain, petugas keamanan bernama Dongwook berujar, "Tapi, saya mau bertanya lebih dulu ke kamu, Jungkook-ssi" Jungkook mengernyit, berhenti saat yang lainnya memposisikan diri mengerubunginya dengan tatapan tegas. seketika, Jungkook bergetar. ini pasti ada yang tidak beres.

"Kamu disini atas dasar keinginan kamu atau emang karena kamu mengikuti perintah Pak Youngbae kadiv patroli?"

Jungkook tertegun sesaat, kemudian menghela napas. "Jujur saya disini karena kerja keras saya dan impian. jadi, saya benar - benar berada disini karena memang itu tujuan saya selama ini,Pak" ia mengulas senyuman kecil, diwajahnya terpampang jelas betapa dia begitu puas akan hasilnya dan mengharapkan apa yang sudah digenggamnya sekarang. yang lain menghela napas, menatap Jungkook dengan tatapan sedikit kasihan. tentu saja membuat Jungkook sedikitnya tersinggung.

"Kenapa ya pak?"

"Gimana sama rumah tangga kamu?" Junki bertanya balik, membuat Jungkook tersedak. "M-maksud bapak?"

"Diluar ada yang menyebabkan keributan sejak tadi. padahal masih dini hari, dia sudah merusak beberapa barang di lobi karantina untu menemui kamu. dia bilang namanya Kim Taehyung dan berteriak memaki. berkata -uh-, yah tentang keluarga kamu"

Jungkook tersentak. sesuatu membakar di dalam dadanya. was - was, takut, dan kaget bercampur membuatnya bergegas berlari menuju lobi. "Jungkook!" Dongwook memanggil, tetapi Jungkook mengabaikan dan malah menggeram. mendobrak pintu ruangan sebelum menghilang di belokan. yang lain menghembus napas, saling tatap sebelum memberi tanda untuk mengikuti.









...









"Taehyung!"

Jungkook berteriak, membuat Taehyung yang sedang di tahan oleh pihak keamanan lainnya menoleh. menatap geram Jungkook dan sekuat tenaga menepis tangan - tangan yang menahan. "Bangsat! elu kemana aja hah?!"

Jungkook terhuyung karena tinjuan Taehyung yang tiba - tiba. membuat sesuatu dalam dada Jungkook bergemuruh amarah. "Sialan! kenapa?!Ngapain lu dateng dateng mukulin gue, hah?!" ia meraung, menendang tubuh Taehyung yang sudah mencengkram dirinya yang hampir menghempas tanah. "kemana hp lu bangsat?! kenapa nggak bisa dihubungin?! gue nekat ninggalin kerjaan gue buat nemuin lu karena lu nggak bisa dihubingin sama sekali!" napas Taehyung menderu, gusar bukan main. ini masih jam lima pagi dengan keadaannya yang kacau tanpa istirahat.

"Hp gue disita selama ujian tertulis. dan malem ini tenggat waktu buat gue dapetin hp gue lagi. lu kalau dateng jangan gini! kasih tau gue apa yang salah, sialan!"

Jungkook menggertak, meraih kerah baju Taehyung dengan napas yang tidak terkontrol. dia baru saja berhenti dari latihan tembak dimana sebelumnya melakukan peregangan dengan lari lapangan pukul tiga pagi.dan malam tadi dia hanya tertidur selama dua jam.

Taehyung mendesis, menepis  tangan Jungkook dari kerahnya.

"Daniel"

dan satu kata itu sudah membuat Jungkook seakan mati rasa. "Apa? Dia? kenapa si bajingan itu?" dengan keritan gigi tertahan, ia bertanya. mengepal tangan dengan rahang mengeras. Taehyung tertawa sinis, sebelum melempar ponselnya kearah Jungkook yang menangkap dengan cepat. 

"Liat aja disana. udah gue ss. ck" Taehyung menghembus napas. menatap para penjaga keamanan yang masih mengawasi. "Lu tau apa? Kita udah tau Daniel begitu, dan kita juga nggak bisa ngelak dari kerjaan kita yang datang tiba - tiba. tapi ini-," napasnya tercekat, kemudian ia menggigit keras bibir bawahnya yang sudah membengkak.

"Gue nggak nyangka Yoongi ngepost foto Daniel sama anak - anak diakunnya dia sementara Yoongi sendiri yang bilang buat kita jangan khawatirin kedekatan dia sama Daniel" decihan sinis dikeluarkan Taehyung. selebihnya kecewa pada Yoongi yang dianggap gagal untuk menjaga hati mereka berdua.

menatap Jungkook, Taehyung masih belum melihat reaksi berlebih. belum mendengar umpatan kasar, belum melihat bagaimana ponselnya terbanting naas dilantai. tapi anak itu benar  - benar marah. siap menerkam dan menghancurkan sesuatu.

"Gue disini bukan buat ngeliatin elu diam nggak guna. pokoknya, lu mau ikut sama gue buat nyeret Yoongi balik kerumah dan ngehancurin Daniel apa lu tetap disini dan diam"

ia raih ponselnya lagi dengan kasar dari Jungkook. meletakkan kedalam kantung jaketnya dan menatap Jungkook dengan tatapan penuh intimidasi sebelum akhirnya Jungkook bergerak, menuju salah seorang di meja resepsionis. 

"Hp saya pak. saya pulang sekarang juga"

yang lain terkejut. Jungkook menahan suaranya yang menggertak. Taehyung berdecih puas, merapikan anak rambutnya sebelum berbalik untuk memandang jalan dari balik pintu kaca. "Hp saya pak! saya mau pulang sekarang!"

"Jeon Jungkook!"

Jungkook berbalik, menahan amarahnya saat melihat Dongwook menghentikannya. "pelatihan belum selesai. kamu mau semuanya sia - sia aja kalau pulang malam ini juga? gimana sama impian kamu?" mata Dongwook mengintimidasi, menegur sosok Jungkook yang hampir hilang kendali. "Kamu bakal balik lagi ke divisi lama kamu tanpa peluang buat naik pangkat kalau kamu angkat kaki sekarang"

Taehyung tertegun sejenak, menoleh memperhatikan Jungkook yang terlihat sedang menatap Dongwook dengan tatapan tajam. geraman keluar darinya, da Taehyung hanya bisa memijat pelipisnya saat Jungkook merebut ponselnya dari penjaga.

"Persetan dengan pangkat! rumah tangga saya lebih penting"



"Persetan dengan pangkat! rumah tangga saya lebih penting"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















....

Uhm, kasian jk ya :")

Malem :")

Mamastagram Daily Life! (KookGaTae)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang