MDF 94 - Menang atau di Tendang?

981 189 102
                                    

Daniel mengerjap pelan, mersa tubuhnya begitu remuk, tidak bisa bergerak dengan baik. dia hanya bisa bergeser sedikit untuk membenarkan letak tubuhnya yang dirasa sakit untuk berbaring. menoleh kesekitar dan menemukan sosok Yoongi yang tertidur di sampingnya dengan posisi yang tidak menyenangkan. tubuh Yoongi bersandar sepenuhnya di punggung kursi. kepalanya menunduk, wajahnya terlihat begitu lelah. 

ada sesuatu di dalam hati Daniel yang menghangat. begitu manis, bahkan perutnya seperti terdapat puluhan kupu - kupu yang berterbangan. begitu puas. puas akan pemikirannya yang memebuat sebuah hipotesa sendiri. Yoongi pasti memilihnya, Yoongi pasti menginginkannya dan Yoongi pasti membalas perasaannya.

Jika tidak, bagaimana mungkin Yoongi menemaninya seorang diri di sini?

senyumnya seketika melebar, begitu lebar dan kemudian mengaduh saat luka sudut bibirnya terbuka lagi. sakit sekali, dia bahkan harus berdiam diri sebentar untuk mentralkan rasa sakit.

tapi kemudian dia kembali lagi untuk mengamati bagaimana manisnya yoongi yang kelelahan seperti itu. bagaimana manisnya Yoongi yang kemungkinan besar bisa dia miliki sekarang. wajahnya seketika rileks, dan memikirkan kedua orang yang menghajarnya tadi tidak menyeret Yoongi pergi, Daniel yakin bahwa dirinya menang.

tangannya yang diinfus terangkat untuk membelai helai lembut rambut Yoongi. memainkannya sejenak, dan berharap bisa untuk melakukan itu untuk waktu kedepan. bersama Yoongi, berharap pemuda manis itu membuka mata dan memberinya senyuman terbaik yang selalu dia inginkan, tapi dia tidak yakin jika Yoongi akan terbangun, dilihat darimanapun, Yoongi sepertinya sedang kelelahan sekali. Jadi Daniel hanya mencoba menggapai Yoongi, mencoba mengelus wajah yang kelelahan itu sebelum sang pencuri perhatian bergerak sedikit, membuka mata dan terkejut dengan Daniel yang sudah siuman.

"Pak bos?" Yoongi mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatan bangun tidurnya dia sebelum buru - buru bangkit. membersihkan tenggorokannya yang kering untuk berbicara sebelum beringsut mendekat kearah Daniel untuk memanggil dokter.

Daniel memperhatikan, membiarkan Yoongi menekan bel panggilan sebelum membenarkan selimut Daniel yang seharusnya tidak perlu diperhatikan lagi. "Pak boss udah baikan?" Yoongi merasa benar - benar bersalah, kemudian mencoba melihat bagian mana yang salah dari Daniel sebelum kaget saat Daniel menggenggam tangannya.

"Seneng deh liat kamu nungguin aku, Yoon"

senyumnya lebar, dan Yoongi segera menarik tangannya. bayangan Jungkook dan Taehyung yang sedang berada di situasi yang sama dengan Daniel membuatnya lebih berhati - hati lagi. sebelum semuanya semakin salah paham. jadi Yoongi menghela napas berat, meletakkan tangan Daniel kembali dan beringsut duduk dengan benar di kursinya. menatap kikuk kearah Daniel sebelum menghela napas untuk menuturkan semuanya.

Yoongi hanya tidak ingin benang yang sudah kusut makin runyam karena dia.

"Maaf pak. saya disini beneran cuma mau nebus rasa bersalah saya doang. saya nggak ada maksud apapun dengan semua yang ada di pikiran bapak" Yoongi menggigit bibir bawahnya, ragu sejenak sebelum ia kembali menatap Daniel yang mencoba untuk tetap berharap. "Pak.. saya mau minta maaf sama bapak atas kelakuan dua suami saya. saya beneran nggak berpikir ini bakalan jadi kayak begini urusannya. saya atas nama kedua suami saya, bener - bener minta maaf dan tolong jangan buat semuanya runyam. saya beneran ikhlas lahir batin untuk didepak dari perusaan tanpa gaji ataupun pesangon"

Daniel memperhatikan Yoongi yang mulai panik. "Yoongi.."

"Saya beneran bakal ganti rugi kalau misalkan bapak nggak terima gitu aja. saya bakalan ngebayar berapapun supaya bapak nggak nuntut suami saya, saya minta maaf atas nama mereka pak, saya--,"

Mamastagram Daily Life! (KookGaTae)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang