¤Chapter 42¤

9K 1.1K 116
                                    

×××

Bundar rembulan ditemani gemerlap taburan bintang menjadi saksi bisu keganasan motor Taehyung. Motor maskulin dengan warna hitam tersebut melaju kencang berkelok-kelok  di antara pengguna jalan lainnya. Malam tak pernah menyurutkan ramainya pengguna jalan di Seoul.

Taehyung memelankan laju motornya menjadi 80km/jam ketika dirinya berada di jalanan yang lumayan lengang. Jari-jarinya seperti membeku terpapar angin malam yang begitu dingin. Apalagi suhu malam ini benar-benar dibawah 10 derajat celcius. Dan namja tampan itu hanya mengenakkan kaos yang dibalut kemeja dan celana jeans sebatas lutut.

"Jam berapa ini? Hhhh..." Taehyung menggumam dengan suara menggigil. Jari panjang tangan kirinya merogoh saku celananya. Mencari benda pipih yang ia simpan disana.

"Sialan! Ponselku dimana?!" Taehyung mengumpat,meraba-raba saku celana kanan dan kiri menggunakan tangannya. Bahkan ia masih stay melajukan motornya dengan kecepatan cepat yang disebut pelan oleh Taehyung.

Tidak ada sama sekali. Taehyung sudah banyak mengumpat dan berfikiran negatif,apakah Paman Chen tadi yang mengambilnya,ataukah ponselnya terjatuh dan dipungut orang.

Eh,namun detik berikutnya ia menyengir. Menyadari satu hal yang membuatnya malu sendiri,ponselnya kan ia simpan di saku kemeja.

"Ehehe,tidak ada yang melihat kan?" Taehyung menatap keadaan sekelilingnya. Jelas saja tak ada yang melihat. Aneh sekali.

Merasa aman,Taehyung melupakan kebodohannya sendiri. Segera meraih ponselnya di saku kemeja dan menyalakannya.

23.35 KST

"Sialan! Kenapa cepat sekali?!" Taehyung menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku. Setelah memastikannya aman,dengan tak main-main namja tampan tersebut menarik gasnya.

150km/jam untuk ukuran sebuah motor di jalan ramai terbilang cepat bukan?

"Doakan semoga aku tak menabrak pembatas jalan!"

×××

"Waahh Lucunyaaa!!" Jungkook melompat-lompat di tempatnya berdiri. Memandang ikan pelangi yang berenang-renang lucu di dalam air sungai.

Jungkook refleks berlari menuju ketepian sungai kala gerombolan ikan tersebut berenang ke tepi. Menggoyang-goyangkan ekor mereka berusaha menggoda Jungkook untuk menangkapnya.

"Tunggu ikan! Aku akan menyelamatkan dan membawamu pulang!" Jungkook kembali ke atas rumput sedikit jauh dari tepi sungai. Melepas alas kakinya juga jaketnya. Bulu roma tipisnya meremang kala udara malam membelai kulit halusnya.

Jungkook mengedarkan pandangannya. Malam ini terang sekali,bulan di atas sana seolah tersenyum padanya. Menghantarkan rasa aman yang entah mengapa membuatnya was-was.

Langkah kakinya mencari apapun untuk menangkap sang ikan. Mungkin saja ia menemukan jaring ikan atau ember disini. Tapi berputar sampai kakinya kedinginan kaku pun tak ada benda apapun yang bisa ia gunakan.

"Apa boleh buat! Aku menyebur saja sedikit! Toh tepiannya juga tidak terlalu dalam!"

Jungkook segera berlari kecil. Bongkahan pantatnya bergoyang-goyang kecil saat ia berlari. Jangan lupakan pipi gembilnya yang naik turun menggemaskan.

Reality|Taekook| FINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang