Chuck: 7 🔆

13 2 0
                                    

MAJU TERUS

ME:
Tugas gue s
elesai.

UNKNOWN:
Belum selesai.

ME:
Gue sudah melakukan apa yang lo perintahin.

UNKNOWN:
Lo pikir selesai begitu saja? Tentu tidak semudah itu, sayang.

ME:
Siapa lo!

UNKNOWN:
Kemana tanda tanyanya sayang? Apakah lo tidak diajarkan sopan santun yang baik oleh orang tua lo?

ME:
Urusan lo sekarang sama gue bukan sama mereka! Jangan pernah lo bawa-bawa orang tua gue. Atau gue bakal mencari lo sampai dapat, sialan!!!!

UNKNOWN:
Santai saja sayang. Gue nggak bakal bawa-bawa orang tua lo lagi kok. Tapi ingat satu hal, lo mencari gara-gara sama gue, berarti dia mati.

ME:
Apa mau lo!

UNKNOWN:
Gue bakal kasih tahu lo. Besok pagi, tunggu dimeja kelas lo. Jangan lupa sarapan sayang.

*Chuck*

"Datsna!"

Gadis yang hampir menggapai ganggang pintu itu menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya. Gadis itu Datsna. Gadis yang senang sekali mengusik kehidupan damai Hani.

Datsna berbalik kearah Hani dan melupakan ganggang pintu yang belum sempat ia sentuh tadi. "Apaan? Gue lagi sibuk banget. "

Berusaha mengatur nafas adalah hal tersulit bagi Hani. Ia mencoba menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan seperti apa yang dikatakan oleh buku yang sering ia baca.

"Apaan Han?! Gue sibuk banget nih. " sentak Datsna yang langsung membuat Hani mengeluarkan suaranya.

"Sekitar tiga atau dua hari yang lalu, saat lo mematikan saklar listrik gue, lo kete-"

Tiba-tiba Datsna memotong cepat perkataan Hani yang belum selesai. "Uhm, sori Han tapi gue sibuk banget. Gue belum nyelesain laporan ilmiah gue. " Datsna menarik kuat nafasnya " Bisa dilanjutin besok nggak? "

Hani mengernyitkan dahinya bingung. Kemana Datsna yang hobi bentak-bentak, marah-marah, jail, dan sombong? Yang Hani lihat wajah penuh kelesuan dan keramahan.

"Oh, sori Dat gue gangguin waktu istirahat lo. " sesal Hani yang langsung dibalas anggukan setuju Datsna.

"Gue balik duluan ya Dat, see you. "

Datsna menatap kepergian Hani yang meninggalkan kediamannya. Ia memasuki kamar apartemennya dan mengunci rapat pintu itu.

Sepertinya Datsna sangat-sangat lelah dan terlihat memiliki banyak pikiran yang sangat sulit diungkapkan. Datsna tidak terlihat seperti biasanya.
Datsna terduduk lemas didepan pintu kamar apartemennya sendiri. Gadis itu memeluk kedua kakinya sambil menatap gelisah kearah lantai yang ia duduki saat ini.

"Maafin gue Han. Dia mengancam gue Han. Gue takut jadi korban Han. Gue takut. Gue takut. Gue takut Han. "

*Chuck*

No Drama (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang