Fake Story: 22

11 2 1
                                    

KENANGAN LAMA

Tidak ada hari yang paling menyebalkan selain hari liburmu diambil oleh pihak sekolah untuk pelajaran tambahan. Mungkin tidak untuk sebagian untuk beberapa orang, tapi untuk Jodi ini merupakan hal yang sangat tak disukainya.

Apalagi pelajaran tambahan itu yang mengajar adalah guru pilih kasih dengan seringai menyebalkan setiap ia tersenyum pada anak kesayangannya. Jodi rasanya ingin kabur secepat mungkin dari ruang kelas ini.

Jodi hanya memperhatikan ketika guru itu sedang menulis di papan tulis atau menjelaskan, dan tidak mendengarkan ketika mulai melenceng dari pelajaran.

"..tidak ada yang tak bisa lalui. Bapak terus mencoba dan mencoba sampai akhirnya bapak lulus di yayasan internasional ini dan kalian tahu betapa sulitnya untuk masuk yayasan ini. Jangankan untuk masuk, mendaftar saja sudah sangat sulit.."

Jodi berharap kepala sekolah mereka datang kesekolah dan memergoki guru gila yang tengah bercerita menggunakan bahasa inggris itu. Agar dia dapat detensi. Hohohoho.

"..dan kita kembali lagi ke materi parabola.. "

Ponsel Jodi berdenting.

0815xxxx7784:
Lo coba liat si vee.

Jodi mengangkat kepalanya dan melihat punggung perempuan yang diam tenang ditempatnya. Kemudian ponselnya kembali berdenting.

0815xxxx7784:
Jangan cuman punggungnya pret. Liat tingkah itu anak, siapa tau dia agak over setelah gue mergokin dia kemarin.

Jodi Jo :
Yo.

"Jadi kita masukkan empat pada.. " Jodi mengetik balasan pada Ruben ketika bapak menyebalkan itu masih saja menjelaskan tentang materi-yang-ia-lupa-namanya itu.

Jodi Jo :
Tapi ben gue nggak dap

Ponsel yang sedang ia mainkan mendadak melayang diatas udara dengan cepat. Dengan terkejut, Jodi membuka mulutnya dan hendak melontarkan umpatan sebelum wajah sang guru menyebalkan berada di hadapannya.

"Wah, wah siapa ini. Bermain ponsel saat sedang pelajaran dan.. " Jodi berharap dapat menonjok wajahnya yang menjengkelkan itu. "..kau siswa yang jarang masuk kelas bukan? "

Tolonglah kepala sekolah lewat didepan kelas.

Bahkan dengan tingkahnya, si guru menyebalkan ini ingin terus menjadi pusat perhatian. Dan dia tidak mau menjadi objek kelinci untuk si guru itu

Tidak mendapat tanggapan, guru yang menyebalkan dimata Jodi itu mulai beralih pada layar ponsel yang masih menyala. "Mari kita lihat apa yang ada didalam sini hingga kau mengabaikan materiku. "

Jodi dapat melihat senyum kemenangan di sudut bibirnya yang tertarik. "Apa ini? Sebuah aplikasi pes-" tanpa ba-bi-bu Jodi berdiri dan merampas ponsel itu dari tangan si guru menyebalkan.

Ia mematikan daya pada ponsel dan menatap tajam guru itu, kesal pada perbuatannya yang menyebalkan. Tanpa adanya reaksi dari si guru, Jodi berbalik, memasukkan bukunya kedalam tas dan keluar dari kelas secepat mungkin.

Ruben menganga lebar melihat kejadian yang kurang sopan itu dengan takjub. Ia tak tahu mengapa guru yang ia anggap keren itu menjadi jelek seketika dimatanya, sewaktu guru itu diam saja menerima perlakuan seenaknya dari murid badung seperti Jodi.

No Drama (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang