Chuck: 10 🔆

11 2 0
                                    

PERNYATAAN DAN PERMINTAAN.


"Oke anak-anak, waktu kita sudah selesai pada hari ini. Dan bapak harap, untuk kedepannya tidak ada peralatan yang ketinggalan atau hilang. " Tatapan mata bapak itu mendadak berpindah kearah salah satu anak yang sedang cengengesan. "Ya kan Zakheus? "

Merasa namanya disebutkan, si Zakheus ini menoleh kearah bapak yang sedang tersenyum (memaksa) kearahnya. "Ah, iya pak. "

Zakheus yang didalam Alkitab dan Zakheus yang dikelas Science IV sangatlah berbeda. Jika didalan Alkitab Zakheus terkenal dengan tubuh pendeknya, maka di Science IV Zakheus terkenal dengan tubuh tingginya. Dan ada beberapa perbedaan yang sangat menonjol dari keduanya yang tidak bisa disebutkan satu persatu-satu, karena perbedaannya sangatlah banyak.

Guru bertubuh kurus itu akhirnya meninggalkan ruang kelas sambil membawa peralatan melukisnya yang sangat banyak dan juga, beberapa anak laki-laki yang ikut membantu membawa dua papan kanvas.

15.46

Sudah berkali-kali sejak bapak kesenian mereka meninggalkan kelas, Hani masih tetap setia mentapi jam dinding kelas dan pintu depan kelas secara bergantian. Semua alat tulis dan buku-bukunya sudah ia masukkan sejak si bapak kesenian mengakhiri kelas.

Jari telunjuk Hani menciptakan bebunyian kecil ketika ia mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja besinya dengan tak sabar. Kenapa waktu berjalan sangat lama?!

"Mejanya akan berlubang kalau lo tetap terus mengetuk-ngetukkan jari lo diatas situ. "

Hani menoleh dan mendapati Dian tersenyum jenaka kearahnya. Hani tersenyum kecil menanggapi celetukan ringan yang dilontarkan Dian kearahnya. "Jari gue tentu tidak akan membuat mejanya berlubang, Dian. "

Dian terkekeh kecil mendengar jawaban dari Hani yang sudah diduga-duganya. "Iya deh Hani, gue percaya. " Dian menghentikan kekehannya yang juga diikuti Hani. "Han, "

"Ya? " jawab Hani yang masih tetap menatap bergantian jam dinding dan pintu kelas. Dian membenarkan posisi duduknya yang sempat melengkung tadi. "Ehmm, si Mia--"

"Kondisi Mia akhir-akhir ini jauh lebih baik dari pasca kecelakaan saat itu. Gue bahkan sangat bersyukur masih bisa duduk dengan baik saat ini sambil mengobrol sama lo. "

Gadis Filipina itu menarik nafasnya dan menghembuskannya secara perlahan. "Seandainya ya Han, seandainya kalau--"

Hani tiba-tiba saja berdiri dari kursinya sambil memegang erat tas punggungnya itu dan tanpa sengaja memotong ucapan Dian. "Sorry banget Di. Besok kita lanjutkan obrolan kita lagi. Gue nggak punya banyak waktu nih Di, sori banget ya. Udah jam tiga pula. Bye-bye Dian. " Hani menghadiahkan Dian sebuah kecupan singkat di pipi dan berlalu begitu saja. 

Dian menatapi Hani dengan pandangan bingung dan kaget secara bersamaan.

Ketika Hani sudah sampai di amabang pintu, Hani dihentikkan oleh tiga pasang suara yang sangat ia kenal. "Eh, cacing pita mau kemana lo? " teriak Rachel dari samping Tory.

"Biasa aja oi. " omel Tory sambil menutup telinganya.

"Ah, itu. Gue--"

No Drama (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang